Pengakuan
Jika hari itu aku menyerah saja pada keadaan, selamanya kamu tak pernah kumiliki.
---
Apakah aku bahagia?
Ya, tentu aku bahagia. Ralat, tentu aku pernah bahagia.
Ketika kamu membaca kisah sebelumnya, apakah kamu ingat siapa gadis tak tahu malu itu? Bila setelah membaca kisah itu kamu berlanjut membaca halaman ini, berarti kamu memang masih menyimpannya dalam ingatanmu.
Gadis itu adalah aku. Iya, bocah ingusan yang menurunkan harga diri demi mendapatkanmu itu adalah aku. Dan aku tak pernah menyesal telah bertindak seperti itu. Jika hari itu aku menyerah saja pada keadaan, selamanya kamu tak pernah kumiliki.
Aku bahagia hari itu. Karena akhirnya aku bisa memilikimu. Ya, aku pernah memilikimu, meski sekarang tidak lagi. Impianku memilikimu saat itu terwujud, tetapi selayaknya mimpi semuanya bisa lenyap ketika aku terbangun.
Ah, mungkin kamu penasaran dengan suasana hatiku saat menerima balasan suratmu. Mari, seduh kopimu. Nikmati kelanjutan kisahnya.
Ketika surat itu telah sampai padaku, jemariku tak sabar membuka lipatannya. Dalam secarik kertas itu tertulis bahwa kamu juga sebenarnya memiliki perasaan yang sama denganku. Kamu juga menaruh hati padaku, entah sejak kapan. Hanya saja kamu tak berani mengakuinya dan bingung harus bagaimana memulainya. Ah, hari itu aku hampir ingin memukul kepalamu. Bagaimana bisa seorang laki-laki tidak bisa bersikap jantan?
Hari itu aku bersyukur. Amat bersyukur. Karena aku tak jatuh cinta sendirian.
Aku melipat lagi kertas berisi pengakuanmu dan menyimpannya. Beginilah kisahku denganmu dimulai. Kisah dua bocah yang pertama kali jatuh cinta. Orang bilang cinta pada masa itu disebut cinta monyet. Aku tak begitu peduli pada sebutannya. Yang terpenting adalah aku bisa memamerkan pada semesta bahwa kau adalah milikku. Aku merekam momen membahagiakan ini dalam kepalaku dan kusimpan di ruang khusus agar tak tersapu oleh waktu.
Kamu ingat setiap kata yang tertulis dalam semua surat yang kamu berikan setiap harinya?
Aku yakin jawabannya adalah tidak. Tak apa. Usia memang perlahan mengikis ingatan. Namun, percaya tidak kalau aku masih mengingat semuanya dengan jelas? Padahal umurku pun selalu bertambah setiap tahunnya. Ajaib, bukan?
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top