Gadis Tak Tahu Malu
Apalah arti sebuah perasaan bila tidak dinyatakan dengan tindakan.
---
Apa impianku?
Sederhana saja, aku ingin memilikimu.
Sejak umurku terhitung jari hingga sekarang hendak mencapai angka dua puluh, impianku tetap sama; aku ingin memilikimu seutuhnya.
Ah, sebelum membahas impianku yang sampai saat ini belum terwujud, aku ingin menceritakan sebuah kisah padamu. Kisah seorang gadis lugu yang menyukai laki-laki sempurna.
Aku yakin Pemilik Semesta sedang berbahagia saat menciptakan laki-laki itu. Wajah enak dipandang, kecerdasan tak usah diragukan, tutur katanya lembut, dan hatinya sungguh baik. Dari semua hal yang dimiliki olehnya, satu yang paling gadis itu sukai; senyumannya. Gadis kecil itu terpikat, hingga debar di dadanya nyaris menggila. Sejak saat itu, gadis lugu yang tak memiliki harapan apa pun memiliki sebuah keinginan; menyentuh hatinya.
Kamu tahu berapa umur gadis kecil itu?
Sepuluh tahun. Mungkin lebih beberapa bulan. Ironis memang, bagaimana mungkin gadis belia bisa meyakini jika kekagumannya pada seorang laki-laki bisa diartikan sebagai jatuh cinta? Aku juga hampir tidak percaya pada perasaannya. Memang apa, sih, yang anak kecil tahu tentang cinta? Bahkan orang dewasa pun seringkali salah mengartikan cinta. Jadi, aku sangsi perasaan gadis kecil itu nyata atau tidak.
Ah, kamu harus tahu bahwa laki-laki yang disukainya bukanlah tipikal laki-laki romantis dan suka mendekati perempuan. Hidupnya tertata sedemikian apik, hanya memfokuskan pada pendidikan dan kebahagiaan kedua orang tuanya. Tidak ada rencana berpacaran dalam agenda hidupnya. Hal itu pula yang membuat kepercayaan diri si gadis sedikit menciut. Setelah memerhatikan selama beberapa bulan pun tak ada kemajuan. Bukannya diperhatikan balik, si gadis merasa tak dianggap sama sekali.
Namun, si gadis cukup berani. Baginya, apalah arti sebuah perasaan bila tidak dinyatakan dengan tindakan. Maka di suatu siang yang terik ia berlari mengejar seorang teman yang dekat dengan laki-laki itu. Ia menitipkan sepucuk surat agar diberikan padanya sesegera mungkin. Si gadis menuliskan beberapa kalimat yang mewakili perasaannya. Di paragraf terakhir ia juga meminta, benar-benar meminta hati laki-laki itu. Mungkin ia sudah kehilangan cara untuk menarik perhatian si laki-laki. Maka, menurutnya nekat sepertinya akan menjadi jalan terbaik.
Harap-harap cemas ia menanti balasan surat itu. Kemungkinan yang bisa saja terjadi si laki-laki mau menerima perasaannya atau paling parah ia akan menolaknya, lalu menjauh karena menganggapnya tak tahu diri.
Bagiku gadis itu memang tak tahu malu. Sudah tahu ia dan laki-laki itu bagaikan langit dan bumi, tetapi si gadis masih saja mau memaksakan diri agar pantas dengannya.
Balasan surat itu sampai di tangannya beberapa hari kemudian. Dan kalimat balasannya ... tentu membuat jantungnya berdetak begitu cepat. Takdir baik rupanya sedang berpihak pada gadis kecil itu. Senyumnya melengkung sempurna.
Kasih, bila kamu mengingat kisah ini, kamu pasti tahu siapa gadis tak tahu malu itu.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top