30. Memaksa Sam



Nic benar-benar memaksa Sam dalam permainan kesukaannya, congkak. Permainan tradisional itu terbuat dari kayu yang dilubangi  dua puluh lobang permainan dan dua lobang besar sebagai lumbungnya. Selama permainan itu, Sam selalu mendapat giliran bermain lama karena Nic mendominasi permainan.

"Kenapa gak main yang lain, sih Tante. Kalau permainan kuno kayak gini ya jelas Sam kalah. Sam kan generasi gadged," protes Sam seraya menggaruk-garuk kepalanya.

"Katannya, Sam nurut kalau Tante yang maksa," jawab Nic sambil memindahkan buah congkak ke masing-masing lobang.

"Bukan maksa itu maksud, Sam," timpal Sam. "Maksa yang lain."

"Sam, kamu enggak bilang kamu pasrah dipaksa apa," kilah Nic. "Ya udah, sekarang giliranmu. Kita ini kan lagi melestarikan permainan tradisional Indonesia."

"Tradisional-tradisional, budaya, warisan. Itu terus, deh," gerutu Sam sambil melanjutkan permainan congkak. Lagi-lagi buah terakhir Sam jatuh ke lobang kosong. Artinya, Sam kalah lagi.

Mereka membuat peraturan jika kalah sebagai hukumannya, hidung akan ditarik. Nic berhasil menarik gemas hidung Sam. Karena ini kali kedua Sam kalah, hidung Sam ditarik gemas oleh Nic.

"Aduh...," rintih Sam setelah hidung mancungnya ditarik Nic.

Nic tertawa dengan tatapan yang seolah menertawakan kekalahan Sam. "Kalah, nih ye," goda Nic melihat Sam mengelus hidung mancungnya. "Bisa tambah mancung tuh hidung kamu."

"Tante, cari kesempatan ini," gerutu Sam masih mengelus hidungnya. "Bales!"

"Eh, enggak bisa. Kamu curang, Sam. Itu kan udah kesepakatan kita," tegas Nic.

"Ah, enggak. Sam nggak terima. Sam mau balas," protesnya.

Saat Sam mengulur tangannya, Nic justru menepis tangan Sam. Wanita itu mulai bergegas berdiri dan berlari. Sam ikut berdiri dan mereka saling kejar-kejaran di ruang keluarga yang cukup luas.

"Kalau enggak ketangkap, jangan panggil namaku Sam," canda Sam.

Akhirnya setelah berlari-lari kecil Sam meraih tubuh Nic. Remaja itu memeluk Nic dari belakang. Tangannya melingkari perut Nic dan mengangkat tubuh Nic. Sam membawa tubuh Nic mundur. Sam merebahkan tubuhnya dan tubuh Nic di sofa berwarna putih yang cukup besar. Kini posisi Nic di atas Sam yang dipunggunginya sementara Sam masih melingkarkan tangannya di perut Nic.

"Ketangkap, hayo. Mau diapain ini?" ancam Sam.

"Lepasin, Sam," ucap Nic pura-pura ingin lepas dari tangan Sam. Padahal dia sangat berdebar dengan posisi seperti ini. Punggung Nic sedikit merasakan dada bidang Sam. Ubun-ubunnya merasakan embusan napas Sam. Tangan Sam yang masih melingkar di perutnya terasa hangat.

"Enggak bisa," jawab Sam. "Sam harus balas pencet hidung."

"Iya, lepasin dul...." Mendadak Nic melotot karena bokongnya merasakan ada sesuatu yang mendadak mengeras. Tentu itu adalah  organ intim milik Sam. "Hah!"

Tak ingin terlalu jauh, Nic mencoba melepas tangan Sam. Dia tidak ingin "merusak" masa depan Sam. Namun, tangan Sam justru makin kuat. Nic mengerutkan kening, dia panik jika terjadi sesuatu di antara mereka mengingat Sam masih enam belas tahun.

"Sam, lepas Sam," pinta Nic pelan.

"Paksa Sam," bisik Sam.

"Paksa apa, Sam. Tadi udah maksa kamu dansa sama main congkak," jawab Nic.

"Sam mau dipaksa,"lirihnya. "Tante udah bikin Sam nggak karuan."

Nic mendongak menatap Sam. "Baiklah, tapi saya enggak maksa yang aneh-aneh," tukasnya.

"Ya udah, terserah," ucap Sam lembut.

"Sini! Menunduk kamu sedikit. Berikan pipi kamu!" ucap Nic agak memaksa.

Sam menunduk dan mendekatkan wajahnya pada Nic yang mendongak. Kedua tangan Nic meraih pipi Sam yang posisinya masih terlentang di bawah tubuh Nic yang membelakanginya. Makin dekat, kepala Sam akhirnya Nic mengecup lembut pipi Sam dengan penuh penghayatan dan perasaan yang dia pendam. Sementara tangan Sam yang masih melingkar di perutnya, justru,meraba lembut perut Nic. Tangan Sam terasa hangat di perut Nic.

"Udah," ucap Nic. Lalu wanita itu melepas tangannya diikuti Sam yang melepas perutnya juga. Tersadar, akhirnya Nic cepat cepat duduk.

Napasnya memburu, dia menoleh pada Sam yang masih terbaring dengan tatapan kosong setelah pipinya dikecup Nic.

"Sam, maaf," ucapnya pada Sam.

"Sam juga minta maaf, malah Sam yang jadinya maksa Tante," ucapnya. Setelahnya remaja itu duduk dan menatap televisi.

"Maaf ya, Sam. Kamu jadi kaget begitu."

Sam menoleh pada Nic. "Sam enggak akan lupain ini."

"Lupain aja, Sam. Harusnya tadi saya enggak ngecup pipi kamu."

"Enggak apa-apa, kok."

"Anggap aja enggak pernah terjadi. Saya enggak ingin kamu jadi anak nakal dan ngelakuin lebih sama anak lain."

Sam menggeleng. "Enggak, Sam enggak akan lupain. Ini jadi kenang-kenangan kita."

"Sam, tolong lupain, ya," mohon Nic.

Sam menggeleng lagi. "Jangan paksa Sam."

"Ya udah, terserah kamu. Tapi kamu jangan cerita sama orang lain, ya."

"Enggak, kok."

Nic sangat cemas jika Sam bercerita ke orang banyak. Jika ada orang yang tahu jika dirinya mengecup pipi Sam yang masih di bawah umur, tentu saja dia yang akan disalahkan. Dia akan disalahkan karena telah mengajari hal buruk untuk Sam.

Setelah kejadian itu, Sam menjadi sering melamun. Kali ini keduanya menonton film streaming. Sesekali Nic menatap Sam yang menonton televisi dengan tatapan kosong. Tubuh kekarnya masih terlihat jelas, sebab remaja itu masih bertelanjang dada. Mereka menonton film dokumenter. Sengaja Nic memilif film ini agar tidak terjebak adegan romansa film kebanyakan.

"Sam," panggil Nic lembut.

Sam menoleh dan mengangkat dagunya dan tersenyum simpul. Sorot matanya agak berbeda dari sebelumnya. Dia tidak menjawab panggilan Nic, dia hanya merespon dengan sikap seperti itu.

"Maaf, Sam," ucap Nic dengan masih merasa bersalah.

Sam tersenyum mengangguk. Sam menepuk-nepuk sofa di bagian sebelah duduknya. Nic langsung menggeser tubuhnya agar lebih dekat dengan Sam. Nic sebenarnya tidak ingin merusak pikiran remaja itu. Apalagi jika ini pertama kali dia dikecup wanita. Ingin Nic bertanya perihal itu, tetapi dia urungkan karena dia tak ingin membahas hal itu.

"Tante, ganti siarannya dong, Sam bosen. Dari tadi yang Sam lihat jejak sejarah terus," ucapnya setelah beberapa saat diam.

"Ini." Nic memberikan remot.

Sam mengambil remot dan memulai mencari siaran. Akhirnya, dia menemukan film yang sepertinya adalah film action. "Tante, kita nonton ini aja, ya."

Nic mengangguk. "Terserah kamu aja."

"Tante enggak maksa?"

"Enggak, Sam. Maksa apa lagi, sekarang saya enggak mau maksa kamu lagi. Sekarang saya yang nurut," tukasnya.

"Bener? Sam loh sukanya nonton film berantem sama tembak-tembakan."

"Enggak apa-apa, saya ngikut aja, sih," jawab Nic menatap televisi.

"Bener?" tanya Sam meyakinkan.

"Bener, ngikut?"

"Bener."

Tiba-tiba Sam menepuk pelan pahanya berulang. "Tidur sini, kepala Tante di sini. Kita nontom sama-sama. Kalau Tante bosen, Tante bisa langsung tidur."

Nic menerutkan keningnya.

"Tenang aja, kalau misal Tante ketiduran Sam gak macem-macem. Sam udah buktikan Sam enggak macem-macem, kan?" Sam kembali menepuk pahanya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top