28. Nasi Goreng Buatan Sam
Sam kembali ke kamar Nicolas. Dia menanggalkan pakaian tidurnya dan bergegas memasuki kamar mandi di kamar tersebut. Dia menyalakan shower dan memutar kran air ke kanan tepatnya warna merah. Seketika air hangat keluar dari shower. Dia membasahi tubuh berototnya, matanya terpejam karena menikmati air hangat yang menyirami tubuhnya.
Selesai mandi, dia mengeringkan tubuhnya dengan handuk yang disediakan Nic. Remaja itu kembali mengenakan celana joger yang ia kenakan untuk tidur. Namun, kali ini dia tidak mengenakan kaos lagi, dia hanya bertelanjang dada.
Berhubung sudah pagi, Sam menyalakan lampu dan remaja itu berjalan menuju dapur modern kediaman Nic. Sam berencana membuat nasi goreng untuk sarapannya bersama Nic. Nasi goreng adalah makanan sederhana yang bahannya sering tersedia di setiap dapur.
Sam mengambil celemek yang tergantung di dekat lemari es Lalu remaja itu membuka lemari es yang ukurannya sangat besar. "Hem, kulkasnya segede lemari. Aku aja bisa masuk ke dalam kulkas," gumamnya.
Sam melihat bahan-bahan nasi goreng yang ada di lemari es. Dia hanya menemukan seledri dan daun bawang. Bergesas dia mengambilnya dan memotongnya di atas telenan. Lalu, dia memindahkan ke sebuah mangkok kecil yang dia ambil dari kitchen set.
"Dapurnya luas banget, gak kayak pawon di rumahku," ucapnya tersipu. Lalu di meja dapur itu Sam mengambil bumbu nasi goreng yang memang tersedia. Sam memulai memasak nasi goreng. Dia menyalakan kompor dan memulai memasak nasi goreng. Kebetulan ada nasi di rice cooker.
Setelah memasak nasi goreng, dia menyiapkan nasi goreng itu di atas meja makan marmer, lalu menutupnya dengan tudung saji. Sam kembali menyalakan kompor memanaskan air untuk membuat teh. Sebenarnya sudah ada teko listrik, tetapi Sam lebih menyukai air rebusan.
***
Masih dengan posisi berbaring miring, Nic membuka matanya. Di hadapannya adalah Sam dengan sosok dewasa. Nic terkejut. Tetapi Sam justru tersenyum sangat manis sekali.
"Sam?"
Sam mengangguk, "iya Nicole. kamu enggak keberatan saya di sini?"
Suara Sam terdengar lebih ngebas dan berat. Kumisnya terlihat tipis karena bekas cukuran. Ada sedikit janggut di dagunya. Jerawatnya sudah tidak ada lagi, berganti dengan minolea kecokelatan. Matanya sedikit lebih cekung, dan helaian rambutnya sedikit lebih tebal. Namun, dada bidangnya makin terlihat jelas.
"Sam," panggil Nic lembut.
Sam tersenyum. Sam yang juga berbaring miring itu meraih tangan Nic dan mengecupnya. Setelah dikecup Sam, Nic melepas tangan Sam. Berganti wanita yang saat ini sangat bergairah melihat Sam mencoba meraba pipi Sam yang di respon Sam dengan mata terpejam.
"Waktu cepat berlalu, Sam," ucap Nic.
"Waktu terlau cepat, atau aku yang cepat besar?" ucap Sam tertawa pelan.
"Kamu yang cepat besar, Sam. Kamu harus dengar kalau saya mencintai kamu. Saya jatuh cinta padamu, sejak pertama melihatmu di kantor polisi," ucap Nic.
"Kenapa kamu enggak sampaikan waktu itu, Nic," desak Sam.
"Saya enggak akan nyatakan cinta pada anak di bawah umur," sambung Nic.
Sam tersenyum simpul. Tangannya meraba pipi Nic. Dia mendekatkan wajahnya dan bibirnya mendarat lembut di kening Nic. "Kamu idaman saya, saya mau kita bersama."
Nic menatap mata Sam. Baik dewasa ataupun masih remaja, tatapan itu sama. Nic meremas pelan lengan Sam. Sam memejamkan mata, bibirnya meraih bibir Nic dan mengulum pelan bibir Nic. Nic membalasnya, wanita itu mengatur napasnya membalas ciuman Sam. Makin lama mereka makin menikmati ciuman itu. Memainkan bibir dan lidah hingga tercipta suasana erotis.
Napas mereka saling memburu. Mereka saling tatap, satu ciuman tampaknya belum cukup. Sam mendorong pelan tubuh Nic hingga wanita itu terlentang. Kepala Sam berada di atas kepala Nic kembali Sam mencium bibir Nic. Posisi tangan pria itu berada di bahu Nic. Satu persatu dia menanggalkan pakaian Nic. Bibirnya bergerak bebas mulai dari kening, pipi, leher, dada, perut, paha. Hingga pada akhirnya mereka melakukannya.
Nic menatap mata Sam yang kini berada di atasnya. Bibirnya meraih bibir Sam yang sangat amat dia sukai. Sambil bercinta mereka berciuman. Nic sangat menginginkan moment ini, dia pasrah pada apapun yang dilakukan Sam padanya.
"Em.. emm...."
Sam masih menguasai dirinya, sementara Nic menikmati semua dan pasrah pada kenikmatan itu. Hingga akhirnya Sam berada di puncak kenikmatannya.
"Tante.... Tante.... Tante ...."
Perlahan semuanya menjadi samar-samar. Sayup-sayup dia mendengar suara Sam yang kembali mengecil. Kamar yang tadinya di dominasi sutra kini berubah menjadi kamarnya. Sam yang dewasa menghilang berganti dengan Sam Remaja yang di hadapannya sedang menyentuh kakinya membangunkan tidurnya.
"Tante, bangun Tante. Tante nggak kerja?"
Nic membuka matanya, samar-samar dia melihat Sam tidak memakai pakaiannya. Dirinya sangat terkejut.
"Ahh, Sam. Mana bajumu!"
"Sam telanjang dada, maaf Sam habis mandi tadi," ucap Sam.
Nic mengembuskan napasnya setelah melihat Sam remaja yang memang telanjang dada tetapi masih mengenakan celana joger Nicolas.
"Kenapa buka baju?"
"Habis mandi, Sam suka gini. Tante kenapa? Takut Sam apa apain, ya?" Ucap Sam.
"Enggak juga, kamu nggak pakai baju gitu. Bikin kaget."
"Oh, maaf. Tapi tenang aja, Sam nggak apa-apain Tante, kok. Sumpah, kecuali kalau misal Tante maksa Sam. Ya, Sam nurut aja," tukasnya dengan wajah tertunduk dan menahan senyumnya.
"Ya ampun, Sam," komentar Nic.
"Tante tadi lagi mimpi indah, ya? Jangan-jangan mimpiin Sam," ucapnya polos.
Nic melotot, Sam menebak seperti itu? Antara tebakan atau dia tahu.
"Apa tadi saya manggil kamu dalam tidur?" tanya Nic serius.
"Enggak, Sam cuma bangunin Tante aja. Sekarang udah pagi, apa Tante enggak berangkat kerja?"
"Bener, saya enggak manggil-manggil atau nyebut nama kamu?" tanya Nic memastikan.
"Enggak," jawab Sam disertai gelengan. "Emang kenapa, sih? Beneran mimpiin Sam, ya?"
"Enggak, kok," ucap Nic berbohong. Padahal dia benar-benar bertemu Sam dewasa dalam tidurnya. Semua mimpinya adalah wujud dari keinginannya bersama Sam. Tentunya Sam dewasa, bukan Sam remaja seperti di hadapannya.
"Tante, siap-siap kerja. Sam tunggu di meja makan. Sam udah buat nasi goreng buat Tante," ajak Sam.
"Kamu masak?"
"Iya."
"Memangnya kamu bisa?"
"Bisa, cuma nasi goreng bisa."
Setelah berdialog, mereka keluar kamar menuju meja makan. Nic terpana melihat meja makan yang sudah disusun Sam. Ada dua piring nasi goreng beserta dua cangkir teh hangat. Ada pepaya yang sudah dikupas Sam. Nic menatap Sam sambil tersenyum.
"Kamu semua nyiapin? Kenapa enggak bangunin saya?"
"Tante tidurnya pulas banget, takut ganggu aja."
"Wah, makasih, ya. Udah boleh dimakam belum?"
"Eits, nggak bisa!"
"Kenapa? Cuci tangan dulu?" ucap Nic menirukan ucapannya saat menyuruh Sam mencuci tangan seperti biasanya.
"Bukan, Tante mandi dulu. Kan mau berangkat kerja."
"Saya cuti, Sam. Kemarin ada acara besar."
Sam mengerutkan keningnya. "Trus kalau tante cuti, kita ngapain di rumah?"
"Main rumah-rumahan," jawab Nic asal.
"Wah, main rumah-rumahan. Tante jadi ibunya. Sam jadi apa? Jadi anaknya apa jadi suaminya?"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top