1. Mimpi yang Sempurna
Nic merebahkan tubuhnya perlahan di atas sebuah kasur beralaskan sutera. Tangannya melingkar di leher pria eksotis yang memposisikan dirinya di atas tubuh Nic yang kini tanpa sehelai benang pun melekat di tubuhnnya.
Mata Nic menyelami sangat dalam mata pria ganteng yang kini tersenyum di depannya. Dada wanita itu berdebar, dia ingin selalu begini bersama pria itu. Senyum Nic merekah seiring tatapan sayang pria itu. Lalu Nic sedikit mengangkat kepalanya mengarahkan bibirnya ke telinga pria itu.
"Aku sangat mencintaimu," bisik Nic.
Pria itu tersenyum manis menampilkan deretan gigi putihnya. Dahinya mencoba mendorong dahi Nic agar benar-benar merebahkan kepala. Lalu, pria itu mengecup pelan bibir Nic dan disambut Nic dengan ciuman erotis. Wanita muda itu mencoba benar-benar mwnguasai bibir pria itu dengan permainan lidahnya. Tangan Nic yang tadinya melingkar di leher pria itu, kini dia pindahkan ke area pipi pria itu agar dia leluasa menciumi pria ganteng itu tanpa ampun.
"Mmmmh," desah pria itu saat Nic menciumnya dengan brutal.
"Mmmhh," balas Nic masih menguasai bibir pria yang kini terlihat pasrah dicium oleh Nic.
Menikmati ciuman erotis itu, keduanya memejamkan mata sambil mengatur napas dan lanjut saling menguasai bibir tanpa ampun. Beberapa menit akhirnya pria ganteng itu menyerah tak kuasa menahan gejolaknya. Dia meninggikan tubuhnya dan menumpu tubuhnya pada kedua tangannya di sisi dada Nic. Lalu, gerakan manis penuh hasrat dan kenikmatan tercipta oleh keduanya.
"Ahh," desah Nic setiap pria ganteng itu memajukan dan menggerakan tubuhnya di atas tubuh Nic.
Desahan dan rintihan nikmat bergantian keluar dari bibir Nic. Wanita itu justru terperosok dalam jurang kenikmatan duniawi. Desahannya makin keras seiring dengan kenikmatan yang makin memuncak. Makin lama, makin terasa nikmat hingga dia meremas lengan kekar pria itu.
Begitu berulang-ulang, desahan bergantian, napas yang saling memburu hingga mereka bertukar posisi. Nic tak lagi di bawah, dia kini menyerang secara brutal meremas payudara pria itu. Sementara Nic berasa di posisi atas, pria itu meletakkan kedua tangannya di sisi kiri dan kanan bokong Nic. Keduanya berganti-ganti posisi hingga mereka sampai ke puncak keinginan mereka.
***
Alarm kamar Nic berbunyi cukup keras. Wanita itu terkejut dan langsung duduk dari berbaring. Matanya menyipit dan tangannya berusaha mematikan alarm yang ada di meja nakas bagian kanan tempat tidurnya karena dia masih berharap mimpi bersama pangeran gantengnya berlanjut. Kembali dia rebahkan tubuhnya, dan menarik selimut berharap bisa menyambung mimpinya.
Tiga menit menutup matanya, mendadak ponsel canggihnya berdering. "Hadeh, siapa sih pagi-pagi buta gini nelpon!" geramnya,
Tanpa melihat sang penelepon, Nic menekan tombol cepat ponsel yg terletak di sisi kiri tubuhnya.
"Hem," ucapnya.
"Kak!"
"Iya!"
"Masih tidur, Kak?" tanya suara gadis dalam ponsel.
"Siapa?" tanya Nic malas.
"Fanny, Kak."
"Nanti aja, Fan," jawabnya malas.
"Kita rapat, Kak. Sejam lagi, kita rapat bareng kepala dinas pariwisata dan kebudayaan," ucap Fanny mengingatkan.
"Astagaaa, lupaa," sorak Nic.
"Buruan, aku udah di kantor," tandas Fanny.
"Iya, iya. OTW, OTW," sambung Nic seraya menenangkan Fanny.
"Jangan lupa mandi," goda Fanny sebelum akhirnya sambungan diputus Fanny.
Beberapa menit kemudian, wanita cantik itu duduk mengikuti rapat di kursi yang disediakan Fanny disebalah wanita muda itu. beruntung Nic datang terlebih dahulu menjelang Kepala Dinas Pariwisata datang. Sambil menunggu, Nic membaca laporan persiapan observasi di lapangan yang menjadi tanggung jawabnya. Satu persatu dia baca ulang hasil ketikan Fanny.
Mulai dari persiapan dan lain sebaginya, sebab beberapa bulan terakhir warga menemukan sebuah prasasti kuno. Nic mencoba menerjemahkan isi prasati seadanya sesuai dengan kemampuan wanita berusia tiga puluh satu tahun itu. Wanita itu berprofesi sebagai arkeolog itu adalah doktor lulusan perguruan tinggi negeri di Indonesia.
Berbekal foto yang dikirim warga dan telah dicetak oleh Fanny, sedikit-sedikit dia memahami isi prasati tersebut yang menyebutkan bahwa Gandrung adalah senopati Pancapura. Tampaknya, Pancapura adalah kerajaan kuno yang prasastinya baru saja ditemukan warga sekitar setelah aktivitas penggalian emas liar.
Setiap menemukan prassati seolah menjadi angin baru bagi sejarah dan ingin selalu menggalinya agar menemukan fakta bahwa Indonesia adalah negara teratur sejak zaman dahulu kala. Penemuan ini menjadi tanggung jawab Nic, Nicole Astri Piliang dan asistennya Fanny Cantika. Mereka diminta mempelajari, mengobservasi langsung ke lapangan.
Sambil membaca foto prasasti yang diperbesar, kembali Nic menerjemahkan sebuah kalimat dalam prasasti tersebut. Tulisan palawa dengan bahasa sanskerta menuliskan bahwa "Purnama perak menjadi saksi cinta kita, Nawang Sari."
"Fan," bisik Nic.
"iya, Kak," jawab Fanny dengan berbisik sambil menyimak rapat yang baru saja dimulai.
"Foto ketiga yang gambarnya potongan batu prasasti itu menyebutkan bahwa. Purnama perak menjadi saksi cinta kita, Nawang Sari," bisik Nic.
Fanny melirik Nic sejenak, "prasasti isinya cinta-cintaan?"
Nic, mengumum senyum. "Ya, itu yang kubaca. Ya, kayak kita zaman SMP dulu kalau suka sama orang kita tulis di meja nama cowok kita. jadi zaman dulu, biar abadi ditulisin di batu."
"Bisa aja, Kak, hihihi."
Setelah berbisik mereka konsentrasi mendengarkan rapat dan persentasi pihak dinas pariwisata. Namun, setelah membaca sedikit isi prarasti tersebut, pikirannya kembali teringat pada pria dalam mimpinya. Kurang lebih pria itu seperti pria dalam drama-drama kolosal kerajaan kuno. Matanya bulat indah, hidungnya nyaris sempurna, tubuhnya tinggi atletis dengan dada bidang yang indah. Belum pernah dia bertemu dengan lelaki ganteng seperti itu.
Jika dibandingkan dengan mantan pacarnya yang berprofesi sebagai anggota DPRD Kabupaten sangatlah jauh beda. Meski mantannya dan pria dalam mimpi itu berwajah etnis pria Jawa berkulit eksotis indah.
"Gandrung," ucap Nic tiba-tiba.
Mendadak seluruh peserta rapat menoleh padanya.
"Maaf, Bapak dan Ibu. Keceplosan, saya baru saja membaca prasasti yang isinya kurang lebih menyebutkan seseorang bernama Gandrung," ralat Nic. "Silakan dilanjutkan."
Dada Nic berdebar hebat. Wanita Minang itu mencoba bersikap tenang, meski segala tentang pria kuno dalam mimpinya itu kerap membayanginya. Pikiran dan hatinya selalu saja berandai-andai. Andai saja, bertemu dengan pria setampan itu. Andai saja, pria setampan itu adalah pacarku, andai saja pria itu suamiku. Andai saja pria itu jadi kekasihku aku akan mencintainya dan menjadikan dia yang terakhir.
Setelah rapat selesai dan segala prosedur akan mereka persiapkan, Nic bertolak ke restoran cepat saji favoritnya. Wanita itu langsung menarik tangan Fanny bergegas menuju mobil Nissan Kick yang terparkir di basement kantor.
"Buruan Fan, makin lama di kantor, kerjaanku makin banyak," ucap Nic.
Fanny tertawa renyah sambil mengikuti Nic memasuki mobilnya. Nic menyetir mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi. perutnya seperti tak tahan lagi menahan lapar. Wanita itu terlambat bangun hingga tak sempat sarapan. Pekerjaannya membuatnya kerap begadang dan sulit bangun pagi.
Saat lampu merah, Fanny yang biasa mendengarkan cerita Nic tiba-tiba membuka obrolan. "Perihal cowok dalam mimpi Kakak, apa masih mimpi cowok itu?"
Nic tak menjawab, mata wanita itu menatap penuh seorang siswa SMA yang menyeberang di Zebracross. Wanita itu mengerutkan keningnya seraya masih menatap penuh siswa yang melenggang dengan pakaian SMA yang kemejanya tidak dimasukkan ke dalam celana. Kancing kerahnya dia biarkan terbuka. Secara kebetulan, siswa itu menoleh ke samping secara asal.
"Kak?" panggil Fanny.
"Fan, mirip anak itu fan, dia," ucap Nic masih mengikuti siswa menyebarang bersama-sama.
"Mana?" tanya Fanny penasaran.
"Itu!" sambung Nic.
Fanny mencoba celingukan mencari sosok yang kerap disebutkan Nic belakangan ini. "Enggak kelihatan, Kak."
Nic menoleh menatap Fanny serius. "Aku harus nyari anak itu Fan, aku yakin yang dalam mimpiku mirip itu."
Fanny menarik kedua sudut bibirnya. "Itu kan cuma mimpi, Kak!"
Nic tak mempedulikan ucapan Fanny, dia yakin pria dalam mimpinya mirip siswa SMA yang menyeberang bersama teman-temannya tadi. Dia merasa harus mencarinya, harus.
Catatan penulis :
Halo teman-teman, selamat datang di halaman baruku yang bermuatan fantasi dan nantinya ada kolosalnya. Komentarnya kutunggu, ya. Sebab, aku enggak pernah nulis fantasi dan fiksi kerajaan. Terima kasih sudah berkomentar di kolom komentar. Big thanks to Komunitas Feedback Everyday
Love
Mega Sari Ramana Lady B
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top