Oke, ini bulan-bulan yang "panas".

Di sini nanti sumbunya berbagai permasalahan dalam perbedaan keyakinan berubah semakin lebar dan lebar--sangat lebar.

Awal November disuguhi buntutan dari insiden fenistaan agama, Aksi AKbar 411 yang damai dan kondusif, saking damainya memasukkan oknum-oknum yang mencoreng moreng aksi damai--dan laskar fentung tidak mau disalahkan, padahal mereka kurang teliti.

Yang  kemudian berlanjut ke ranah hukum fenistaan agama. Kemudian aksi 611 sebagai parade Bhinneka di mana para alumni 212  yang ustaz-ustazah bilang ini bibit-bibit PKI. Serius, kalau mereka gak mau tinggal di Indonesia, keluar saja. PKI memang menelisipkan ajarannya dalam budaya-budaya Indonesia, cara kuno tetapi efektif dalam penyebaran doktrin, dalam hal ini PKI memang luka koreng dari Indonesia dan patut ditutup-tutupi agar tidak menganggu penampilan. Tapi halooo ... bisa gak sih kalian ngehargai sedikit soal Budaya Indonesia? Tidak lantas menuduh kalau festival budaya setelah festival keagamaan adalah agenda rutin PKI dan wtf kalian dengan seenaknya saja bilang menilai kalau BUDAYA INDONESIA BISA MERUNTUHKAN ISLAM SAMA SEPERTI PKI MERUNTUHKAN ISLAM!

Gils, itu budaya, dan budaya itu harta negara kita, dan mereka menyindir dengan maksud seperti itu padahal mereka ikut koar-koar kalau MALAYSIA MENGKLAIM BATIK SEBAGAI BUDAYANYA!

Muslimin muslimat sekalian, pertebal imanmu lantas kamu gak akan kena pengaruh sesat-sesat. Dan begitulah adanya Iman, untuk dipertahankan dan dipertebal, bukan buat dimanjain.

Kemudian ada Trump, hehe, dia berhasil membuat situs imigrasi ke Kanada langsung crash dan gak bisa dibuka, wkwk. Trumphobia juga merambat ke Indonesia dan termasuk aku, yang sejatinya lebih setuju Hillary karena she is cool af. Lantas, ada Insiden Oikumene yang menyedihkan, kemudian penyakit rabun.

Rabun?

Iya.

Lha orang Botol Air Putih Equil dikira Bir Tequila. Hal ini akan menjadi sumbu fenomena autokafir di bulan terakhir.

Scroll down atau geser laman ini untuk baca bab selanjutnya.