oneshoot

Saat mendengar peluit yang menjadi akhir dari pertandingan hari ini, Momoi hanya duduk terdiam, ia tidak membalas saat Aomine yang mengajaknya untuk keluar dari dalam stadion dan pulang bersama. Momoi hanya memberitahunya untuk pulang terlebih dulu, dan memberitahukan pada Aomine bahwa ia masih mempunyai urusan yang harus ia urus nanti. Dan Aomine hanya mengangkat bahunya pelan dan mengatakan untuk pulang lebih cepat karena mungkin akan turun hujan dan kemudian ia meninggalkan Momoi yang masih terduduk dengan matanya yang menatap ke arah lapangan.

Matanya memandang salah satu dari pemain yang berdiri saling berhadapan satu sama lain dan saling membungkuk memberikan ucapan terima kasih setelah pertandingan yang mereka lakukan tadi dan tidak lupa memberikan ucapan terima kasih pada para penonton yang menonton pertandingan mereka tadi.

Saat salah satu tim membubarkan diri, Momoi langsung berdiri dan meninggalkan stadion. Kemudian ia menunggu seseorang yang mungkin saat keluar nanti, ia keluar dengan perasaan yang begitu buruk.

Tentu saja, selain untuk menghibur dari rasa kekesalannya ia juga tidak akan lupa untuk mengejeknya.

Karena mengejeknya adalah hal yang begitu menyenangkan bagi dirinya.

.
.
.

Kuroko no Basuke by Fujimaki Tadatoshi

HanamiyaMomoi

Story by vyeee

.
.
.

Momoi masih setia menunggu laki-laki yang ada di tengah lapang yang sedang mendribble bola lalu ia lemparkan dan bola tersebut masuk kedalam ring basket, terus berulang kali dan bola tersebut terkadang masuk atau terkdang terpantul pinggiran ring basket tersebut.

Dengan pelan Momoi merapatkan jaket yang ia pakai, malam ini hujan dan udaranya sedikit dingin. Dinginnya Tidak membuat tubuhnya mengigil, hanya saja ia berdiri sudah lebih dari tiga puluh menit yang lalu dan ia sudah merasakan kakinya yang sedikit lelah.

Bukan hanya kakinya saja, tapi tubuhnya juga agak sedikit lelah. Tentu saja, setelah jam pelajaran sekolah selesai, ia dan teman-teman setim basketnya langsung pergi untuk melihat pertandingan Seirin vs Kirisaki Daichi tadi.

Setelah melihat pertandingan yang melibatkan lebih banyak emosional untuk para pemain basket Seirin, sekarang ia sedang menunggu salah satu pemain sekaligus kapten dari Kirisaki Daichi yang mungkin sedang meluapkan kemarahannya.

Kemarahan yang akibat timnya kalah dalam pertandingan tadi.

Momoi terus memandang Hanamiya yang tidak perduli dengan tubunya yang terguyur oleh air hujan yang turun begitu deras sekarang. Mungkin yang di perdulikan oleh Hanamiya hanya melampiaskan kekesalannya akibat pertandingan tadi.

Setidaknya Momoi merasa senang dengan hasil yang di dapat oleh Hanamiya. Tentu saja, cara bermain Hanamiya tidak bisa di bilang permainan yang adil, itu benar-benar licik dan curang.

Dugh

Momoi mendongak saat mendengar pantulan bola yang terdengar sangat keras. Lalu ia melihat Hanamiya yang terduduk dengan kepala yang mendongak. Dari tempat ia berdiri, ia bisa melihat mata Hanamiya yang terpejam, membiarkan wajahnya terguyur oleh air hujan.

Dengan pelan Momoi melangkah, mendekati Hanamiya yang hanya duduk terdiam sambil menikmati hujan.

Setelah sampai, Momoi langsung berjongkok di hadapan Hanamiya, tidak lupa payung yang ia bawa, langsung ia payungkan bersamaan dengan Hanamiya.

Matanya terbuka mungkin karena ia tidak merasakan air hujan yang menerpa wajahnya. Saat matanya terbuka, tatapannya langsung mengarah ke arah matanya. Momoi hanya tersenyum melihat bagaimana tatapan Hanamiya yang terlihat sedikit tajam.

"Lihat kau basah kuyup." ucap Momoi sambil menyentuh rambut Hanamiya yang basah lalu mengelusnya dengan pelan.

Kemudian tangannya turun kebawah, menyentuh pipi kiri Hanamiya yang terasa dingin di telapak tangannya dan tidak lupa ia juga mengelusnya mencoba untuk memberikan rasa hangat yang tersisa dari telapak tangannya yang sedikit dingin.

Hanamiya tidak membalas apa yang di ucapkan Momoi, hanya saja dia menikmati apa yang di lakukan oleh Momoi pada dirinya.

"Kau sudah setengah jam lebih di sini, apa kau tidak lelah, Hanamiya-San?" Tanyanya. Dengan kehilangan rasa hangat yang di tinggalkan oleh Momoi saat ia tidak mengelus pipinya lagi.

"Tentu saja lelah." Balasnya dengan suara malas yang seperti biasa. Momoi kembali tersenyum mendengar balasan dari Hanamiya.

"Kalau begitu kenapa tidak bethenti dan berteduh dari guyuran hujan seperti ini?" Hanamiya memutar bola matanya saat mendengar pertanyaan Momoi.

"Malas."

Momoi tergelak, lalu ia sampirkan handuk yang sempat ia bawa di tangan kirinya, ia letakan di atas kepala Hanamiya, membantu mengeringkan rambut basah Hanamiya dengan satu tangan yang tidak memegang  payung.

Hanamiya hanya diam dengan apa yang di lakukan oleh Momoi. Yang ada ia menikmati gesekan handuk yang begitu lembut di atas kepalanya yang dilakukan oleh Momoi, sampai-sampai matanya terpejam.

Momoi kembali tersenyum melihat bagaimana raut wajah Hanamiya yang tadinya terlihat kesal, kini terlihat sangat rileks. Tangannya berhenti, lalu ia mendekatkan wajah ke arah Hanamiya, kemudian ia mendongak sedikit, dan ia mengecup bibir Hanamiya dengan pelan dan sedikit lama dan melepaskannya dengan perlahan.

Saat Momoi melepaskan kecupannya, mata Hanamiya yang tadinya hanya terpejam kita terbuka lagi.

"Kenapa?" Tanya Momoi dengan memiringkan kepalanya.

"Beraninya kau!" Ucap Hanamiya pelan.

Momoi tergelak pelan, lalu ia langsung terdiam saat merasakan Hanamiya menangkup wajahnya dengan kedua tangannya lalu ia bisa merasaka bibir Hanamiya yang melahap bibirnya dengan cepat. Yang tadinya hanya mengecupnya dengan sedikit kuat, kini memaksanya untuk membuka kedua belah bibirnya.

Mata Momoi langsung terpejam menikmati bagaimana rasa sensasi yang di berikan oleh Hanamiya sekarang, merasakan bibir dingin Hanamiya. Walaupun bibirnys terasa dingin, saat ia merasakan lidah Hanamiya yang terjulur masuk kedalam mulutnya, ia langsung merasakan tubuhnya hangat.

Momoi membalas ciuman yang di berikan oleh Hanamiya dengan semangat yang sama. Ketika Hanamiya menghisap bibir bagaian bawahnya, Momoi membalas dengan menghisap bibir bagian atas milik Hanamiya.

Lalu dengan perlahan Hanamiya melepaskan tautan dari bibir mereka. Keningnya saling menempel, hembusan napas mereka saling menerpa satu sama lain dan mata mereka terpejam. Yang membedakan Momoi tersenyum dengan apa yang di lakukan oleh Hanamiya, dan Hanamiya hanya memasang wajahnya seperti biasa.

"Kecupan pelan seperti tadi tidak akan membuat tubuhku begitu hangat." Ucap Hanamiya sambil berdiri, lalu tidak lupa ia membantu Momoi untuk berdiri juga.

Masih dengan senyuman, Momoi membalas, "lalu bagaimana agar tubuhmu kembali hangat Hanamiya-San?" Godanya yang mendapatkan lirikan dari Hanamiya.

"Aku lelah." Balasnya tidak nyambung dengan pertanyaanya tadi.

Momoi tergelak pelan, "siapa suruh sehabis pertandingan, kau malah bermain sendirian di sini." Ucapnya sambil memberikan payung pada Hanamiya, dan mengambil handuk yang ada di atas kepalanya.

Mereka berjalan bersama menuju ke arah pinggir lapangan yang menyimpan tas mereka dari guyuran air hujan.

"Aku lapar." Tangannya membuka tas tersebut dan mengambil baju kering yang selalu ia bawa. Ia memberikan payung yang ada di penggannya pada Momoi, sementara ia mengganti bajunya, Momoi hanya mengamati bagaimana tubuh Hanamiya yang terpampang jelas di hadapan matanya dan menerima uluran baju basah yang di berikan oleh Hanamiya padanya dan langsung membungkusnya.

Melihat Momoi yang masih terfokus pada tubuhnya, Hanamiya langsung menyentil kening Momoi dengan pelan yang langsung mendapat keluhan dari Momoi.

Kemudian setelah ia mengganti baju dan memasukan bajunya yang basah kedalam tasnya, kemudian tasnya langsung ia sampirkan di atas bahunya dan mengambil payung yang ada pada Momoi.

Kemudian mereka berjalan bersama, meninggalkan lapangan yang mereka tempati tadi, sambil membicarakan rencana apa yang akan mereka makan setelah ia sampai di rumah Hanamiya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat mereka tadi.

Tidak lupa dengan candaan yang Momoi ucapakan dan hanya mendapat respon sedikit dari Hanamiya.

Dan Momoi tidak lupa, ketika ia pulang bersama Hanamiya entah dari mana saja, ia selalu memeluk lengan Hanamiya, bagain yang selalu menjadi favorit dari Hanamiya sendiri.

.
.
.

end

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top