The Reality

Note: Semua yang bercetak miring dan tebal menandakan flashback

"Bersikap tegarlah, walau itu susah. Aku akan selalu ada di sisimu!" Jinyoung kembali mencoba menenangkan Soojung. Ia ingat betul taklama setelah memutuskan Jong In, Soojung selalu menjadi lebih pendiam, senyum sangat jarang terukir di wajahnya. Ia tahu sebenarnya Soojung masih sangat mencintai Jong In, namun karena beberapa alasan membuatnya memutuskan Jong In dengan cara kejam. Ya, dengan cara berselingkuh di depan Jong In dengannya. Padahal kenyataannya Jinyoung dan Soojung hanyalah sahabat dan saudara jauh. Tidak ada perasaan lebih dari saudara. Bagi Jinyoung, Soojung adalah adik kecilnya yang sangat ia sayangi, sedangkan bagi Soojung, Jinyoung adalah kakaknya yang bijaksana.

Mengenai apa yang dilihat oleh Jong In, itu hanyalah sebuah rekayasa semata. Jinyoung tak pernah menyentuh bibir Soojung. Dia hanya mencondongkan wajahnya agar seakan-akan tengah mencium Soojung. Mereka sudah mencari sudut terbaik agar terlihat bahwa itu sebuah ciuman nyata. Dan ternyata adegan itu benar-benar berhasil bukan? Membuat Jong In dan teman-temannya menyangka bahwa Soojung benar-benar berselingkuh.

Soojung masih saja menangis, kejadian tadi sepulang sekolah cukup menganggunya. Bila boleh jujur ia tak rela bila Jong In dimiliki oleh gadis lain. Tiga bulan ini hidupnya benar-benar hancur. Ia tak hanya kehilangan Jong In, ia juga kehilangan beberapa sahabatnya. Hanya Jiyeon yang masih mau berteman dengannya serta Jinyoung yang adalah kekasih bohongannya.

Kini, sahabatnya telah menjadi kekasih baru Jong In. Cepat atau lambat ia pasti akan menjauh darinya. Ia kembali harus kehilangan sahabat. Apakah bisa seperti itu? Sebuah kenyataan baru juga sedang menghantuinya, sebuah kenyataan yang paling besar membulatkan tekadnya untuk melepaskan Jong In. Kenyataan bahwa ia dan Jong In sebentar lagi akan menjadi saudara. Ayah Soojung yang telah lama menjalin kasih dengan Ibu Jong In, besok malam pula ia Ayahnya dengan resmi melamar kekasihnya itu. Tentu saja sebentar lagi akan di gelar sebuah pesta pernikahan. Ia benar-benar tak tahu harus bertindak seperti apa bila mereka akhirnya harus bersama berada pada satu atap.

Soojung sudah sangat mengenal Kang Minkyung, wanita dewasa yang telah membuat ayahnya kembali bersemangat. Kang Minkyung adalah sesosok wanita bijaksana yang bisa membuatnya mencurahkan isi hati. Sikap lembut dan keibuannya membuat Soojung benar-benar merasakan kehadiran Ibunya yang ada di surga.

Jujur saja, awal ia mengenal Kang Minkyung adalah saat ia membaca buku harian ibunya. Di buku harian itu, ada nama Kang Minkyung yang mengisi beberapa lembar tulisan ibunya. Dari sanalah ia mengetahui, bahwa Kang Minkyung adalah cinta pertama dari Jung Yunho, Ayahnya. Mereka sebenarnya adalah sahabat sejak bangku sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, namun semenjak menginjak kuliah, tiba-tiba Kang Minkyung hilang bagai di telan bumi. Saat itu pulalah, Ibu dan Ayahnya menjadi dekat hingga akhirnya menikah. Tapi, ibunya yang sudah mengenal Minkyung sejak SMA, sadar bahwa dua orang ini sebenarnya saling mencintai. Berbekal diari yang dituliskan Ibunya, Soojung mencari Kang Minkyung yang kini telah menjadi seorang pengusaha yang bergerak di bidang fashion tas dan sepatu.

"Maaf, apakah anda Nyonya Kang Minkyung?" Sapa Soojung begitu melihat sesosok wanita cantik dengan jas hitam dan rok span penndek hitam di depannya. Wanita itu tengah duduk sendiri di sebuah Café setelah menemui klien.

"Perkenalkan, aku Jung Soojung, anak dari Jung Yunho dan Hwang Minyeon." Kang Minkyung yang menatap gadis kecil di depannya terhenyak kaget mendengar dua nama yang merupakan sahabatnya di masa lalu itu. Minkyung segera mengendalikan emosinya, lantas tersenyum kecil dan meminta Soojung untuk duduk disampingnnya.

"Jadi, ada apa gadis cantik sepertimu menemuiku."

"Bolehkan aku meminta anda menjadi Ibuku?"

Sejak saat itulah Soojung selalu mendekatkan Minkyung dan Ayahnya, hingga akhirnya hubungan dua orang yang pernah terhalang kisah cintanya itupun kembali mengembang. Soojung kembali merasa bahagia melihat Ayahnya yang kini menjadi lebih bersemangat dan sedikit demi sedikit melupakan kematian mendiang istrinya. Sayangnya, kebahagiaan tersebut goyah tatkala Minkyung menunjukkan foto calon kakak tiri Soojung.

"Namanya Kim Jong In, dia yang akan menjadi kakakmu kelak!" Ini kesalahan Soojung, ia memang mengenal Minkyung, ia juga tahu siapa Minkyung yang seorang janda beranak satu. Ia juga tahu kalau anak Kang Minkyung adalah seorang lelaki yang seusia dengannya, meskipun lebih tua empat bulan darinya. Tetapi, ia tidak pernah tahu bahwa pria itu adalah Kim Jong In kekasihnya.

** ** **

Empat pasang mata saling memandang di meja makan berbentuk persegi panjang yang sebenarnya muat untuk enam orang. Di atasnya masih terhidang beberapa makanan yang sebelumnya telah habis dimakan. Di sisi kiri seorang pria paruh baya duduk dengan seorang gadis manis berambut sebahu yang mengenakan dress orange muda. Sedangkan di sisi kiri seorang wanita paruh baya duduk dengan seorang lelaki muda berambutt cukup panjang dan berkaca mata.

"Terima kasih atas jamuan yang enak ini!" Ucap ria paruh baya itu pada wanita cantik dihadapannya.

"Sama-sama, hemmm... Soojung-ah apa kau menyukainya?" si wanita menjawab.

"Tentu Eomma, Upsss, maaf.!" Semua mata memandang pada Soojung. Soojung malah menyikut tangan Ayahnya. Sedangkan wanita yang ia panggil Eomma itu bersemu merah muda.

"Maafkan anakku, Minkyung." Ujar Ayah Soojung – Jung Yunho.

"Tidak apa-apa!" jawab wanita yang dipanggil Minkyung tersebut.

"Sebenarnya, hari ini selain mengenalkan kedua anak kita secara resmi, ada yang benar-benar ingin aku ucapkan." Ucap Ayah Soojung. Ia menghela nafas sejenak sebelum melanjutkan ucapannya.

"Kang Minkyung, maukah kau menjadi Ibu Soojung? Menjadikanku Ayah Jong In?" tanya Ayah Yoona akhirnya, ia kemudian mengambil sekotak beludru merah berisi cincin yang ia tunjukan pada Kang Minkyung. Mata Minkyung berbinar, ia menoleh pada anaknya, Kim Jong In yang sejak tadi hanya diam. Sedangkan Soojung berharap-harap cemas,

"Untuk apa kau di sini?" ucap Jong In tak kala mereka di tinggal berdua di halaman belakang sembari menunggu makan malam.

"Aku kesini tentu saja untuk bertemu dengan calon Ibuku dan calon kakakku!" jawab Soojung masih dengan senyuman di kedua sudut bibirnya.

"Kau pikir aku akan menerima itu, buang jauh-jauh pikiranmu itu, aku tak sudi bersaudara denganmu!" ujar Jong In dingin.

"Kita hanya akan menjadi saudara tiri kok, kau hanya tinggal menerima pernikahan orang tua kita, bukankah kau juga sudah mengenal Ayahku?" Jong In memang sudah mengenal baik Ayah Soojung, namun ia hanya mengenal sebagai kekasih Ibunya. Hubungannya dengan Ayah Soojung juga cukup baik, bahkan dekat. Ia sangat setuju apabila lelaki itu menjadi Ayahnya. Tetapi, kenyataan bahwa lelaki yang ia kenal selama ini adalah Ayah Soojung adalah suatu hal yang baru. Ia sama sekali tak menyangka hal tersebut. Hal itu pula menyakitinya. Ia tak bisa membayangkan harus tinggal dengan gadis yang pernah mematahkan sayapnya

"Kau pikir aku sudi?"geram Jong In.

"Jangan egois seperti itu Jong In-ah, orang tua kita saling mencintai, kau tahu kan Ayahku adalah cinta pertama Ibumu dan Ibumu adalah cinta pertama ayahku. Namun mereka tak pernah mengungkapkan perasaaan mereka. Apa kau tega menghalangi cinta mereka?"

"Kau ...." Ucapan Jong In terinterupsi oleh suara Ibunya yang memanggil untuk makan malam. Mereka menoleh pada Ibu Jong In yang melambaikan tangan. Wajah Jong In langsung berubah cerah, tidak kelam saat bertengkar dengan Soojung.

"Terima saja bila itu membuat eomma bahagia!" jawab Jong In singkat membalas pandangan Ibunya. Sebuah anggukan akhirnya dilakukan oleh wanita itu, diiringi oleh tepuk tangan dari Soojung. Ayah Soojung kemudian memakaikan cincin pada jari manis Kang Minkyung. Di saat itu pula pandangan Soojung tertuju pada Jong In yang hanya tersenyum sedikit,

"Terima kasih!" ucap Soojung tanpa bersuara, hanya menggerakan bibirnya saja pada Jong In yang dibalas dengan palingan wajah. Soojung terdiam sejenak, menutup kelopak matanya untuk sebentar menetralkan perasaannya.

"Jong In-ah, Soojung-ah, ada yang ingin kami sampaikan," ucap Ayah Soojung. Tubuh Soojung mengisyaraktan siap mendengar apa yang akan disampaikan oleh Ayahnya.

"Kami harus ke Singapura untuk pekerjaan kami selama dua minggu, jadi kalian akan ditinggal, karena itu bisakah Jong In menemani dan menjaga Soojung saat kami pergi?" tanya ayah Soojung. Jong In hampir saja mengeluarkan air putih yang baru saja diminumnya. Tinggal dengan Soojung? Bukan suatu hal yang baik baginya.

*** *** ***

Bell istirahat adalah bell yang sangat penting bagi seluruh siswa di setiap sekolah. Tentu saja karena bell ini menandakan mereka bisa sedikit merefresh otaknya yang sebelumnya tegang menerima pelajaran. Siswa-siswa Haewoon Senior High School berhamburan keluar dari kelasnya yang penat tersebut, ada yang bermain di lapangan, duduk di berbagai tempat duduk yang di sediakan dan tentu saja kantin sekolah adalah tempat paling utama yang dituju oleh mereka.

Soojung dan Jinyoung menikmati istirahat mereka dengan duduk berdua sembari mendengarkan music bersama mengenakan earphone yang terhubung pada sebuah pemutar music di telepon pintar milik Soojung. Tidal hanya mendengarkan music, kebiasaan mereka saat mendengarkan music adalah makan cemilan apapun yang bisa mereka makan. Buktinya ada sebungkus snack besar di atas meja kantin dengan dua minuman dingin.

Kenikmatan itu terganggu tatkala ia pandangan mereka tak sengaja melihat sepasang kekasih tiba-tiba duduk di meja tepat dihadapan mereka, tangan si gadis bergelanyut pada tangan si lelaki, bergelayutnya cukup mesra. Lalu pasangan tersebut melakukan beberapa hal yang baginya cukup menyebalkan, untuk apa mereka saling menyuapi pasangannya? Beberapa saat kemudian empat kursi kosong diissi oleh teman sekelasnya.

"Hem, Jiyeon-ah kau memang beruntung bisa dengan Jong In!" ucap seorang gadis berambut ikal panjang, Kim Namjoo namanya. Jiyeon hanya tersenyum, wajahnya memerah. Meski Soojung dan Jinyoung sama-sama mendengarkan music, namun sebelah telinga mereka bebas dari earphone sehingga suara Kim Namjoo tetap terdengar oleh mereka. Terlebih suara Namjoo terkesan dimanjakan dan dikerasi sembari melirik Soojung.

"Yang penting kau tak menyia-nyiakan Jong In dengan mudahnya hanya demi lelaki lain." Sahut Yixing, murid pindahan dari China yang merupakan sahabat dekat Jong In.

Soojung hanya bisa menghela nafasnya panjang, pandangan teman-teman sekelas mereka memang sudah berubah pada Soojung. Bagi mereka Soojung hanyalah seorang gadis yang mudah berpaling pada lelaki lain, ini semua tak lebih karena keputusan Soojung untuk berpura selingkuh dihadapan Jong In. Teman-temannya yang dulu suka memuji kelembutan dan kebaikan Soojung, berubah menganggap jijik Soojung. Tak ayal terkadang beberapa lelaki nakal di sekolah sering berusaha merendahkan Soojung. Pernah suatu ketika Soojung menerima pesan ajakan tidur di sebuah hotel dari temang sekelasnya.

Jinyoung kesal, ia-pun melepas sebelah earphonenya dan hendak berdiri, namun ditahan oleh tangan Soojung.

"Mereka keterlaluan. Kau bukan seperti itu!" Ucap Jinyoung.

"Sudah biarkan saja, ada yang lebih penting untuk diceritakan!" Soojung mencoba untuk menenangkan Jinyoung. Ia sangat hafal dengan sikap Jinyoung yang temperamen.

"Satu minggu ini aku mungkin akan tinggal dengan Jong In karena Appa dan Eomma ada urusan diluar negeri." ujar Soojung tak bersemangat. Jinyoung mengelus pundak Soojung dengan lembut. Amarahnya sedikit mereda, dan yang kini ia pikirkan adalah bagaimana Soojung harus bersikap selanjutnya. Ia yakin betul Soojung dalam keadaan bingung untuk bersikap pada Jong In.

"Anggap saja sebagai latihan sebelum kalianmenjadi kakak adik yang sah." Tutur Jinyoung diiringi oleh anggukan dariSoojung.    

To be continue

Author note: langsung ke part dua ya... bagaimana ceritanya? Mohon review dan bintangnya ya. hehehhe. Terima kasih yang sudah membacanya... Sebenarnya kisah ini udah end dan tinggal dipublikasikan saja sih, tapi saya lagi pengin lihat apakah kisah ini diminati atau tidak oleh para pembaca. hehehe. Jadi untuk publikasi part selanjutnya di pending dulu setelah melihat review dari kalian ya. 

Semoga masih berminat membaca. 



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top