Thank You, Oppa!
Jong In ingin tidak peduli, tapi pesan dari calon Ayahnya menggertak sanubarinya. Ia tidak ingin dianggap sebagai kakak yang tidak bisa menjaga adiknya. Jong In segera berdiri dari tempatnya, menghampiri gadis yang tergolek lemah di kerumunan gadis-gadis yang hanya menatapnya sebal. Ia tidak habis pikir, bagaimana bisa teman-temannya tidak peduli pada temannya yang pingsan. Hanya Jiyeon yang seketika itu ikut menghampiri Soojung yang pingsan. Akhirnya Jong In menggendong tubuh Soojung.
"Yak Jong In, seharusnya kau biarkan saja gadis yang menyakitimu itu!" ucap beberapa gadis yang berada disana.
"Kau juga Jiyeon, harusnya tidak perlu menghiraukan gadis yang berusaha merayu kekasihmu lagi!" imbuh gadis lainnya. Namun, Jong In dan Jiyeon seakan tidak peduli dan tetap membawa Soojung ke UKS. Sesampainya di UKS, Soojung diperiksa oleh perawat sekolah. Perawat tersebut segera berusaha membangunkan Soojung dari pingsannya. Tak berapa lama, Soojung-pun bangun. Perawat menghela nafas lega, lalu segera melakukan pemeriksaan pada Soojung. Selesai melakukan pemeriksaan dan mengobati beberapa memar, sang perawat menyuruh gadis itu istirahat.
"Soojung, apa kau baik-baik saja?" tanya Jiyeon khawatir.
"Aku baik-baik saja, terima kasih sudah mau menolongku.!"jawab Soojung tersenyum tulus. Gadis itu melayangkan senyumannya pada Jong In, tatkala Retinanya menangkap keberadaan Jong In.
"Terima kasih sudah mengantarkanku," ucap Soojung lagi sembari menatap Jong In.
"Jangan pernah menyusahkanku lagi!" Ucap Jong In dingin, tangannya ia lipat di depan, menambah kesan angkuh.
"Aku akan berusaha tidak merepotkanmu, Kakak!" Ujar Soojung lemah, namun dengan senyum yang memaksakan. Setidaknya mereka harus berbaikan bila ingin menjadi kakak dan adik.
*****************
"Yak Kim Jongin, untuk apa kau menolong Jung Soojung! Apa kau lupa dengan apa yang telah ia lakukan kepadamu?" Chanyeol berucap dengan lantang saat Jongin baru saja kembali dari UKS bersama Jiyeon.
"Kalau sampai dia kenapa-napa, kalian pikir siapa yang akan disalahkan? Aku hanya menolong gadis-gadis yang bisa saja dikeluarkan dari sekolah ini karenanya!" Jong In menjelaskan pada teman-temannya. Sebuah alasan yang sangat logis bagi teman-temannya, meskipun bukan itu alasan Jongin sebenarnya. Dia hanya tidak ingin mereka mengetahui hubungannya dengan Soojung yang akan menjadi kakak adik.
"Betul juga sih, kalau sampai dia kenapa napa, pastinya kita dulu yang diselidiki! Hehehe." Baekhyun mengangguk angguk disertai anggukan dari teman-temannya yang lain. Jong In kemudian duduk di kursinya kembali, Jiyeon yang duduk disebelahnya mendekatinya.
"Terima kasih, Oppa!" Ucap Jiyeon tulus, Jongin menengadah menatap mata Jiyeon. Ia tidak paham untuk apa ucapan terima kasih. Jiyeon segera menangkap raut bingung dari wajah kekasihnya.
"Terima kasih, karena kau sudah mau menolong Soojung, aku bangga kau tetap bersikap baik padanya." Senyum Jiyeon mengembang, wajah Jongin agak terkejut dengan penjelasan dari gadisnya itu.
"Aku hanya tidak tega melihat apa yang dilakukan oleh teman-teman kepada Soojung. Memang sih dia salah menyakitimu, tapi tindakan teman-teman agaknya keterlaluan membenci Soojung. Beberapa kali aku memergokinya menangis saat tidak ada Jinyoung. Apalagi terkadang ia dilecehkan oleh beberapa lelaki." Jelas Jiyeon panjang lebar.
Agaknya penjelasan ini cukup mengetuk hati seorang Kim Jong In. Ada rasa panas menjalar saat Jiyeon menyebutkan kata "dilecehkan". Kabar putusnya mereka karena Soojung kepergok ciuman dengan Jinyoung memang segera menyebar dengan cepat. Fans perempuan dari Jong In langsung membenci Soojung. Teman-teman lelaki juga ikut membenci Soojung yang telah melakukan penghianatan kepada Jong In, yang notabenenya adalah ketua mereka. Ya, Jong In memang terkenal kuat, cerdas, bijaksana, dan bersahabat. Oleh karena itu, dia diangkat sebagai ketua angkatan mereka.
"Aku hanya melakukan tindakan ini demi kebaikan bersama." Tutur lelaki tan tersebut. Jiyeon kembali membalas dengan senyuman, lantas duduk kembali di kursinya. Jong In kembali merenung. Ia yakin, Soojung pasti mendapatkan perlakuan semena-mena dari teman-teman yang membencinya. Sayangnya ia tak pernah tahu itu, dia pikir Soojung baik-baik saja, meskipun dia cukup sadar, Soojung sering diabaikan dan diacuhkan, bahkan dikucilkan oleh teman-temannya.
"Apakah kau baik-baik saja, Jungie?" Batin Jong In.
*************** **************** *****************
Soojung masih merasakan sakit di bagian tubuhnya yang lebam. Untungnya, pusing yang mendera kepalanya sudah agak mendingan. Ia mencoba untuk duduk, rasanya lelah setelah seharian kemarin ia di atas ranjang, ditambah hari ini. Ia juga bosan dengan keheningan ini. COba saja ada yang menemaninya, pasti tidak akan sesepi ini. Ia jadi merindukan kehadiran Jinyoung. Hari ini Jinyoung terpaksa tidak berangkat sekolah karena harus melakukan upacara peringatan kematian neneknya. Kemarin saja, Jinyoung hanya menemani Soojung sampai jam sepuluh pagi, setelahnya ia harus bergegas ke Ilsan, karena neneknya disemayamkan di sana.
Tiba-tiba saja, terdengar bunyi pintu terbuka. Soojung sedikit kaget, dia heran kenapa suara pintu itu terdengar begitu keras ditutup. Lalu terdengarlah sebuah suara yang aneh.
"Sunbae, kumohon jadikan aku pacarmu!" Suara perempuan itu terdengar cukup menggelikan di telinga Soojung. Suaranya sok imut dan begitu manja dibuat-buat. Soojung tersenyum geli.
"Bukankah sudah kubilang aku hanya ingin bermain denganmu saja!"
"Tapi, aku terlanjur jatuh cinta padamu!"
"Sayangnya, aku tidak mencintaimu, jadi lebih baik jauhi aku mulai sekarang, permainan kita berakhir."
"Kau tega sunbae, kau benar-benar tidak berperasaan!"
"Eh? Itu sih kaunya saja yang terlalu terbawa perasaan!"
Soojung hanya menyimak pembicaraan dua orang di sampingnya. Korden putih menghalanginya untuk mengentahui siapa yang tengah berdebat sampai-sampai suara perempuan yang awalnya terdengar mesra dan manja malah berahir dengan tangisan. Tanpa di duga, suara tamparan terdengar cukup keras, membuat si lelaki menjerit kesal. Soojun tersenyum simpul, mungkin balasan yang tepat bagi lelaki yang suka memainkan hati wanita. Soojung kembali merebahkan dirinya, tatkala suara pintu tertutup kembali terdengar.
"Dasar wanita sialan, harusnya ia senang, bisa berkencan denganku!" Gerutuan lelaki tersebur terdengar cukup jelas di telinga Soojung. Ia tidak habis pikir dengan si pemilik suara, bagaimana bisa ia meremehkan wanita yang baru saja meraung-raung karenanya.
"Seokjin sunbae?" Soojung mengeluarkan suara spontan, tatkala Lelaki beraut dingin dengan mata sayu-nya tersebut menyingkap tirai gorden. Lelaki itu terkaget melihat keberadaan seorang gadis, wajahnya berubah merah, menyadari gadis itu mendengar pertengkaran dengan perempuan yang dikencaninya.
"Kau sakit Soojung?" Soekjin berusaha menetralisir keadaan. Dia berusaha untuk tidak gugup dengan gadis di depannya.
"Tidak kok sunbae, aku baik-baik saja," Jawaban yang diiringi senyuman manis dari seorang Jung Soojung mampu merobohkan pertahanan hati Soekjin. Setelah sekian lama, akhirnya ia bisa menikmati senyuman tulus itu lagi.
"Harusnya aku yang bertanya, apa sunbae baik-baik saja?" Sambung Soojung lagi. Perlahan gadis itu bangun dari ranjang, mencoba berdiri lantas menghampiri Soekjin yang berdiri mematung tersebut.
"Tamparannya cukup keras ya, sampai pipi sunbae merah seperti itu??" Soojung bersuara kembali. Soekjin tidak memberikan respon, yang ia rasakan hanyalah perasaannya yang tiba-tiba berdesir kencang karena gadis dihadapannya.
"Sunbae?" Soojung melambai-lambaikan tangannya di depan Soekjin. Beberapa saat, Soekjin bangun dari khahyalannya.
"Eh, aku, tidak apa-apa!" Suara Soekjin terdengar gugup, tentu saja, lelaki itu menyembunyikan getaran jantungnya yang seakan mau runtuh.
"Biar aku obati ya, Perawat sekolah sedang pergi. Hehheheh." tangan Soojung merengkuh tangan Soekjin. Soekjin merasakan denyut nadinya semakin cepat, benar-benar cepat. Dia hanya menuruti Soojung yang kemudian mendudukannya di tepi ranjang. Gadis itu kemudian mengambil beberapa peralatan dan obat umtuk mengobati sunbae-nya sejak sekolah dasar tersebut. Soekjin hanya mengamati gadis yang telah merebut hatinya.
Soojung tidak merasa canggung mengobati Soekjin. Soekjin bukanlah orang asing baginya. Dia adalah kakak angkatannya selama dia di junior high school hingga kini di senior high school. Lagipula dulu saat junior high school, mereka cukup dekat. Bahkan, ia sudah menganggap Soekjin sebagai kakaknya sendiri.
Berbeda dengan Soekjin, lelaki pucat itu menganggap Soojung lebih dari seorang adik. Baginya, seorang jung Soojung adalah cinta pertama yang tak pernah ia gapai. Jung Soojung, gadis pertama yang bisa membuatnya berusaha dengan keras dan mengurangi sikap playboynya. Sayangnya, hubungan mereka menjadi jauh semenjak dua tahun lalu sejak Soojung bercerita bahwa ia menyukai Jongin. Hal ini membuat Soekjin cemburu dan putus asa mendapatkan Soojung. Ia-pun berusaha sebisa mungkin menghindari kontak dengan Soojung untuk menghapus perasaan tak berbalasnya. Oleh karena itu, selama ini ia bergonta ganti teman kencan demi menemukan sosok yang benar-benar menghapus perasaannya pada Soojung. Hanya saja, Jung Soojung itu cuma satu di dunia.
"Lama tidak berjumpa ya," ungkap Soekjin begitu Soojung selesai mengobati bekas tamparan Hyejin.
"Iya, sunbae sih telalu fokus dengan pacar-pacar sunbae!" jawab Soojung terkikik.
"Hahahahaha, memangnya kau tidak? Seperti prangko dan amplop dengan Jongin!" balas Soekjin tertawa mengejek.
"Sudah tidak lagi kok, kami sudah putus sejak lima bulan lalu." Soojung berusaha bersikap tegar menampilkan raut seakan dia tidak apa-apa.
"Eh?" Soekjin tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya. Ia baru mengetahui gadis pujaannya telah mengakhiri hubungan dengan pacarnnya. Memang sejak Jongin dan Soojung resmi berpacaran, Soekjin berusaha keras untuk buta dan tuli dengan semua yang berhubungan dengan Soojung. Alhasil, kabar menggemparkan tentang putusnya Soojung dan Jongin tidak pernah terdegar di telinganya. Namun apapun juga, kabar ini cukup menggembirakan hatinya. Satu hal yang terlintas di dalam pikirannya, ia bisa mendekati cinta pertamanya lagi.
Author Notes: Hy hy...lanjut lagi di part ini. Makasihnya atas vote dan komentarnya. Semoga part ini bisa di komentari juga. Mungkin ff ini berakhir di part 10. karena aslinya memang hanya tiga part. hehehhe... Update Minggu Depan lagi.. Terima Kasih.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top