My Sweet Past Time
Hubungan Soojung dan Jong In masih terasa canggung, mereka lebih banyak saling diam setiap bertemu. Rasa sakit yang dirasakan oleh Jong In masih terlampau tinggi, ia masih kecewa dengan sikap Soojung yang telah berselingkuh dengan Jinyoung. Terlebih dengan kemesraan mantan kekasihnya tersebut.
"Mantanmu itu sebenarnya cantik!" celoteh Xiumin, saat pelajaran olahraga. Para lelaki yang baru saja selesai melakukan lempar bola itu duduk di tepi stadion, ssembari melihat para gadis yang berganti melakukan lempar bola.
"Sayangnya, dibalik wajah polosnya, dia malah tukang selingkuh!" suara Baekhyun yang cetar membahana membuat beberapa lelaki saling pandang.
"Hahahaha, sungguh amat kasian kau Kim Jong In, bahkan merebut ciuman pertamanya saja kau tidak berhasil, malah di rebut oleh si baru itu!" komentar Chanyeol girang. Mereka berempat adalah sahabat baik. Suka dan duka sering mereka curahkan bersama. Jong In hanya bisa tersenyum kecut mendengar ucapan ucapan dari sahabat sahabatnya itu, dia sudah tidak mau menanggapi lagi, bisa-bisa dia jadi bulan bulanan para sahabatnya.
Pandangannya ia fokuskan pada Jiyeon yang sedang bermain bola. Gadis itu terlihat cantik dengan rambut yang diikat. Terlebih senyuman yang mengembang seakan-akan mengambarkan betapa nyamannya mereka bermain bola. Selama menjadi kekasihnyapun, Jiyeon begitu baik dan perhatian. Sebenarnya ia sudah tahu sejak lama Jiyeon memendam perasaan padanya, namun ia pernah dipalingkan karena Soojung. Hidupnya saat itu terpaku pada gadis bernama Jung Soojung. Hingga ia merasakan sakit dari penghianatan yang dilakukan oleh Soojung.
Di saat ia merasakan sakit tersebut, ia baru merasakan kembali kehadiran Jiyeon yang benar-benar menemaninya sepanjang waktu. Gadis itulah yang sedikit mengobati sakit hatinya tiap kali melihat Soojung yang tersenyum lebar bersama Jinyoung. Ketulusan Jiyeon, membuatnya ingin membalas kebaikan hatinya dan melindunginya. Maka, Jong In putuskan untuk menyatakan cinta pada Jiyeon.
Meskipun demikian, kenyataan bahwa ia dan Soojung akan menjadi kakak beradik kembali menganggunya. Apalagi beberapa hari ini mereka tinggal bersama. Kenangan kenangan indah yang pernah mereka buatpun kembali mengganggu hatinya. Pandangannya tiba-tiba menangkap bayangan Soojung yang tengah bermain bola dengan tidak begitu antusias. Mungkin karena efek dari sakit yang di derita gadis itu kemarin.
Soojung dan Jong In memilih untuk berlibur di gunung Halla. Jaman sekarang sedang tren untuk melakukan trip ke daerah daerah pegunungan untuk melepas penat. Liburan musim panas ini, akhirnya Jong In, Soojung dan sahabat-saabatnya untuk mendaki gunung Halla yang terkenal tersebut.
Pipi kanan Soojung tiba-tiba terasa hangat, ada sesuatu yang menempel pada ppipinya tersebut. manic matanya memutar melihat seorang lelaki tampan tersenyum tulus sembari menjauhkan cangkir berisi coklat panas dari pipi kekasihnya. Soojung membalas senyuman tulus Jong In. Lelaki itupun mengambil tempat duduk di samping Soojung, kemudian memberikan cangkir tersebut yang diterima oleh Soojung. Soojung memegang cangkir tersebut dengan kedua tangannya, membuat tubuhnya hangat. Jong In menyampirkan selimut pada pundak Soojung dan pudnaknya. Lantas merapatkan tubuhnya pada Soojung.
"Sampai kapan yah kita akan seperti ini?" Ucap Soojung. Pandangannya lurus kepada sisa sisa api unggun dihadapannya.
"Sampai ajal menjemput, lalu dilanjutkan saat kita berada di kehidupan selanjutnya" Jawab Jong In.
"Hahhahaa, Oppa memangnya benar-benar serius denganku?" tanya Soojung lagi.
"Tentu saja aku serius denganmu! Kau itu cinta pertama dan akan menjadi cinta terakhirku, jadi aku akan menjagamu." Ini bukan gombalan yang keluar dari mulut Jong In, tetapi sebuah keinginan nyata yang ada di benak Jong In. Soojung bisa merasakannya, dan pipinya pun merona merah. Mereka kembali hening, menikmati lautan bintang-bintang yang seakan akan bisa mereka ambil dengan tangannya.
"Oppa, tapi hubungan kita sampai saat ini selalu baik-baik saja, aku takut, suatu saat akan ada masalah yang besar menghadang kita, menjadikan kita tidak bisa bersama!" Ungkap Soojung tiba-tiba. Lelaki itu terhenyak, hubungan mereka memang berjalan begitu lancar, tidak pernah ada masalah yang menghantui mereka selama ini.Jong In terdiam sesaat lalu menghadapkan wajahnya pada Soojung. Diamatinya garis wajah Soojung yang benar-benar menawan itu, Soojung yang merasa diperhartikanpun menghadapkan wajahnya pula pada Jong In. Hingga tatapan kedua insane itupun saling terpaut.
"Meskipun terjadi akan terjadi masalah besar pada kita, meskipun pada akhirnya kita terpaksa saling membenci, tapi selalu ingat ini Jungie, Kim Jong In mencintai Jung Soojung selalu, dan Jung Soojung mencintai Kim Jong In selalu. Selamanya tidak berubah." Ucap Jong In tersenyum. Soojung mengangguk pelan mendengar penuturan tersebut. Soojung semakin yakin pada kekasihnya itu. Mereka saling mencintai dan itu sudah cukup bagi mereka sekarang. Gadis itu membala senyum Jongin, pandangan mereka semakin mendalam, dan entah kenapa tiba-tiba Wajah Jong In semakin mendekat pada wajah Soojung. Helaian nafas Jong In terasa jelas dikulit wajah Soojung. Apa ini saatnya ia merelakan first kissnya? Saat itu, kelopak mata Soojungpun menutup.
Satu detik ...
Dua detik ...
Tiga detik ...
Empat detik ...
Lima detik ...
Tidak ada yang terjadi pada Soojung, gadis itupun membuka kelopak matanya. Jong In sudah menjauhkan wajahnya dari Soojung.
"Maafkan aku yang hendak berbuat lancang padamu seperti itu!"
"Tidak apa-apa Oppa, mungkin nafsu tadi mengerubungi kita!"
"Kau adalah kehormatanku, dan aku tidak akan menodai kehormatanku itu, aku berjanji akan menjagamu dari segala nafsuku yang mungkin akan menyakiti kita berdua!" Ungkap Jong In. Memang nyaris saja ia terpedaya oleh nafsu di dalam dirinya. Mungkin bagi remaja sekarang, ciuman adalah sebuah tanda kasih sayang, bahkan sekarang banyak yang terang-terangan melakukan tindakan itu di depan umum dan beberapa menguploadnya di jejaring sosial. Sayangnya, Kim Jong In tidak berpikiran seperti itu, baginya menjaga seorang wanita adalah dengan tidak menodai apapun yang belum jadi hak resmi baginya. Tidak masalah dia dikatakan kolot atau lainnya, namun dengan menjaga kehormatan gadisnya, dengan itupulalah ia mencnitainya.
"Aku mengerti, Oppa tidak perlu menjelaskannya, itu caramu mencintaiku, dan aku begitu tersanjung dengan caramu yang seperti ini, aku benar-benar beruntung mendapatkanmu!" Soojung tersenyum mengerti, sisi ini pula yang membuat Soojung benar-benar merasa aman pada Jong In.
"Aku mencintaimu, Jung Soojung!" Ucap Jong In yakin.
"Aku juga mencintaimu, Kim Jong In!" Jawab Soojung mantap.
Lamunan Jong In-pun buyar, begitu melihat gadis yang baru saja ia kenang, duduk terjatuh saat sebuah bola menghantam perutnya. Gadis itu sedang berada di tengah lingkaran, dia kebagian untuk menerima dan menangkap bola dari teman-temannya yang mengelilinginya. Gadis itupun berdiri kembali, namun tak lama beberapa lemparan bola entah sengaja atau tidak menghantam tubuhnya lagi dari beberapa sisi. Jong In yakin, gadis-gadis itu sengaja melakukannya pada Soojung. Apalagi, saat ini Jinyoung yang selalu membela Soojung tidak berangkat sekolah. Ia yakin gadis-gadis itu semakin beringas.
Tiba-tiba, sebuah lemparan mengenai pipi kanan Soojung. Gadis itu telihat menahan perih di pipinya sebelah kanannya yang memerah. Ia menangkap bola lalu mengembalikan pada temannya. Lambungan bola kembali terayun, lambungan bola yang cukup keras mengenai kening Soojung. Keseimbangan Soojung hilang, rasa sakit akibat alerginya dan lemparan-lemparan yang tadi lebih mendominasi. Kesadarannya-pun hilang saat itu.
j^%
Author Note: Hy guys.. Terimakasih ya sudah baca cerita ini. Terima kasih untuk yang sudah memvote maupun komentar. Jujur, Komentar kalian benar-benar membangun cerita ini. Jadi, mohon reviu untuk part ini juga ya... Sampai ketemu minggu depan.
Zea
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top