Hurt
Hubungan antara Soojung dan Jongin berangsur membaik. Beberapa kali, calon keluarga baru itu makan malam bersama. Jongin dan Soojung memilih untuk menjadi kakak dan adik yang baik. Mereka tidak ingin merusak hubungan kedua orangtuanya. Biarlah hubungan mereka menjadi rahasia.
Meskipun begitu, hubungan mereka di sekolah masih seperti biasanya. Jarang bertegur sapa, hanya beberapa kali tersenyum saat tidak ada yang memperhatikan. Hal yang berbeda hanyalah dengan sikap JIyeon yang dulunya ramah menjadi acuh. Sampai sekarangpun tidak ada kata putus antara Jiyeon dan Jongin. Jiyeon memang sangat mencintai Jongin, dia memaafkan Jongin, namun tidak bisa memaafkan Soojung. Usaha Jiyeon kini adalah mendapatkan Kim Jongin seutuhnya.
Usaha juga ditunjukkan Seokjin pada Soojung. Beberapa kali ia mengantar Soojung berangkat dan pulang sekolah. Usahanya sedikit tersendat dengan kehadiran Jinyoung. Tapi, lelaki itu pantang menyerah, yang dia inginkan hanya JUNG SOOJUNG. Di satu sisi, keberadaan Seokjin sebenarnya tidak begitu menguntungkan bagi Soojung. Rumor Soojung sebagai wanita murahan semakin santer terdengar.
Seokjin baru saja keluar dari kelasnya. Hari ini ia mengganti model rambutnya menjadi lebih cepak. Meskipun begitu, Seokjin masih terlihat begitu tampan. Bibirnya yang berbentuk hati sungguh menawan. Hal pertama yang ingin ia lakukan adalah segera menemui Soojung di kelasnya.
Selama perjalanan menuju kelas Soojung, terdengar berbagai kasak kusuk yang tidak Seokjin hiraukan. Kabar Soojung yang berpacaran dengan Jinyoung pun sudah ia dengar. Namun, kali ini Seokjin akan tetap berusaha mendapatkan Soojung, walaupun hanya menjadi simpanannya.
"Soojung-ah!" Panggil Seokjin riang setibanya di kelas Soojung. Pria itu segera menghampiri meja Soojung.
"Jin Sunbae," jawab Sooojung dengan wajah datarnya. Tidak ada Jinyoung di sekitar gadis itu. Jinyoung hari ini lagi-lagi tidak berangkat sekolah. Alhasil, sebuah kesempatan emas bagi Seokjin untuk mendekati Soojjung.
Seokjin menempatkan diri di kursi depan meja sang gadis pujaan. Meletakkan tangannya di atas meja. Menggerakkan kepalanya ke kanan dan kiri untuk memperhatikan si gadis tanpa berkedip. Ia bergumam, "Soojung, kau memang cantik!"
"Ya, apa yang kau ucapkan Oppa?" Soojung mengerutkan keningnya.
"Tidak, hehhehe.... Hari ini kau bawa bekal?" tanya Jin. Gadis itu mengangguk. Tadi pagi Jongin menaruh bekal di kolong mejanya. Bekal itu titipan Ibu Jongin.
"Mari makan bersama!" ajak Seokjin yang mengeluarkan sebungkus roti dari sakunya. Soojung mengambil bekal dari kolong meja. Membuka bekal tersebut dan terpampanglah sandwich yang dihiasi gambar wajah dari saus. Soojung tersenyum menatap kotak bekalnya, ia tahu siapa yang membuat bentuk wajah itu. Tiba-tiba telepon genggamnya bergetar. Soojung segera membuka pesannya.
Semoga harimu menyenangkan, tersenyumlah Jungie.
Ps. Eomma memintamu menginap di rumahku nanti malam.
"Pesan dari siapa?" tanya Seokjin.
"Hmmm ... dari calon kakakku," jawab Soojung. Iapun memberikan kode untuk memulai makan. Sesekali Soojung menatap Jongin yang berada di meja depan. Pria itu juga sedang makan bekal yang sama dengannya. Bedanya, dia makan dengan Jiyeon dan teman-temannya. Beberapa kali pandangan Soojung dan Jongin bertemu. Lengkungan bibir pun menghiasi keduanya. Ya, meski terinterupsi karena Seokjin yang mengajaknya ngobrol.
**** *** ***
"Jung Soojung!" Sebuah suara menggema di telinga Soojung. Gadis itu tengah berada di toilet. Tiga orang wanita menghampirinya. Han Yeri, Kim Namjo, dan Lee Bona. Namjo segera menarik pergelangan tangan Soojung. Memojokan Soojung ke dinding.
"Dasar wanita jalang!" Sebuah tamparan keras menempel pada pipi Soojung. Sontak, Soojung memekik kesakitan. Ia mengerang, menatap Bona yang tersenyum meremehkan.
"Lepaskan aku!" balas Soojung.
"Tidak! Kau harus diberi pelajaran!" Bona kembali memicingkan matanya.
'Plak'
"Jangan dekati Jin Sunbae"
'Plak'
"Ini untuk Jinyoung yang kau sakiti"
'Plak'
"Ini untuk Jongin yang kau sakiti!"
'Plak'
"Ini untuk Jiyeon yang terlalu baik padamu!"
Soojung hanya bisa diam. Kondisinya sudah sangat tidak memungkinkan. Mau bagaimana lagi. Gadis itu hanya merasakan sebuah rasa sakit karena tamparan dari teman-temannya. Tindakan ketiga orang tersebut tidak sampai di situ. Yeri menyeret Soojung menuju wastafel. Ia menutup saluran wastafel, kemudian mengucurkan air dari kran.
Wajah Soojung ia sodorkan pada air mengalir. Soojung bisa merasakan air daro kran tersebut mengguyur wajahnya. Ia bisa merasakan pula sebuah rasa pengap pada hidungnya. Sungguh, Soojung ingin berontak. Namun, tangan soojung sudah dipegangi oleh Bona dan Namjoo.
"Jangan pernah menggoda Jongin lagi! Kau harusnya sadar, Jiyeon terlalu baik untukmu!" seru Yeri.
"Kau pikir kami tidak mengawasimu? Dasar Jalang!"
Saat air telah memenuhi wastafel, kini giliran wajah soojung yang Yeri tenggelamkan ke dalam air. Tidak cukup sekali, bahkan ini sampai lima kali. Napas Soojung terasa sesak. Tubuhnya melemas. Tidak sampai di situ, Namjo membalikan tubuh Soojung. Dengan sengaja ia membenturkan badannya menuju dinding kamar mandi. Punggung Soojung terasa nyeri, hentakan itu cukup kuat sampai membuatnya merosot.
Byur!
Suara air mengguyur tubuh Soojung menjadi pelengkap akhir penderitaan si gadis. Tiga gadis lainnya tertawa terbahak, lalu melangkahkan kaki ke luar toilet. Tinggallah Soojung dengan tubuh basah menggigil. Ia mengeratkan kakinya yang ditekuk. Tidak ada isakan tangis, tetapi air mata perlahan mengucur karena kesakitan yang dirasakannya.
"Jungie ...!" Suara Jongin meninnggi begitu membuka pintu kamar mandi perempuan. Dari tadi perasaannya memang sudah begitu khawatir begitu mendengar bahwa, kamar mandi putri terkunci. Ia tahu, Soojung sebelum jam istirahat izin menuju toilet. Namun, gadis itu tidak muncul sampai satu jam berikutnya.
Jongin segera mendobrak pintu kamar mandi. Keadaan tubuh Soojung yang meringkuk menjadi pemandangan pertama bagi Jongin. Lelaki itu pun mendekati tubuh ringkih Soojung. Gadis yang dulunya kuat, kini berubah lemah. Semua ini akibat dirinya yang begitu bodoh. Jongin bodoh membenci Soojung. Jonngin bodoh tidak tahu pengorbanan Soojung.
"Jungie ... maafkan kelalaianku!" Ia merengkuh tubuh Soojung yang gemetar. Lelaki itu seakan tengah mengalirkan jutaan obat dalam dekapannya.
**** ******
"Siapa yang melakukan ini pada Soojung?" suara berat Jongin membuat seluruh kelas terdiam. Di samping Jongin, ada Soojung yang menggigil kedinginan. Rambutnya basah. Tubuhnya juga terlihat lemah.
"Kenapa sih Jong, gadis jalang itu memang pantas mendapatkannya!" ujar Mark tersenyum mengejek. Emosi jongin yang meledak lepaslah sudah. Pria itu segera mendekati Mark, memberikan pukulan beberapa kali. Teman-temannya tidak percaya dengan sikap Jongin. Lelaki itu begitu brutal, hingga Soojung meraih tangannya.
"Oppa, lepas ..." lirih Soojung. Gadis itu menatap tindakan Jongin nanar,
"Tidak Jungie, mereka pantas mendapatkannya!"
"Apa! Hei Kim Jongin, apa yang merasukimu? Kenapa membela gadis jalang itu!" Mark yang mendapat beberapa pukulan berteriak kesal. Menurutnya, ia tidaklah bersalah.
"Kau memanggilnya jalang? Kalian semuanya lah yang brengsek!" Lagi-lagi emosi Jongin naik.begitu mereka menyebut calon adiknya adalah jalang.
"Hentikan ini Kim Jongin!" Jiyeon yang sedari tadi diam akhirnya berucap, Jongin langsung diam. Entah, ada rasa aneh begitu Jiyeon membuka mulutnya. Ya, suatu rasa tidak enak karena perasaannya.
"Kim Namjoo, Han Yeri, Lee Bona ... cepat minta maaf pada Soojung!" titah Jiyeon sembari menunjuk ketiga gadis itu.
"Kenapa kami harus meminta maaf pada jalang itu!" teriak Namjoo kesal.
"Kau harus tahu, dia menggoda pacarmu, dia menggoda Jin Sunbae juga!" kesal Yeri dengan ekspressi sebalnya.
"Kalian harus dengar! Soojung tidak pernah menggodaku maupun Jin Sunbae! Soojung tidak pernah berciuman dengan Jinyoung! Soojung memutuskanku bukan karena berselingkuh, tapi ... karena orang tua kami akan menikah!" Seperti sebuah halilintar di siang hari, semua orang terperangah mendengar ucapan Kim Jongin.
A/n
Hello.. lama tak bersua!
Kali ini aku bawa lanjutannya
Bagaimana? lupa jalan ceritanya kah?
jangan lupa votmen ya!
maafin kalau banyak kata asing yang belum dimiringkan!
Salam rindu
Zeakyu
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top