Bagian Tiga Puluh Tujuh | Sweet and Lovely

For your Imformation alur waktu Kaisar dan Hiraeth (After Saudade berbeda) di sini mereka masih semester dua, sementara di Hiraeth udah semester 5 ya.

Siapa yang seneng cerita ini update?

Selamat berbuka puasa semuanya!

Buka pake apa hari ini?

Absen nama + kota yuk?

Jangan lupa kasih vote ya!

Jangan lupa komentar disetiap paragraf!

Selamat membaca cerita Kaisar

***

Now Playing | Brett Young - In Case You Didn't Know

Bagian Tiga Puluh Tujuh | Sweety and Lovely

Jangan menambah orang lain dalam hubungan kita. Ini antara aku dan kamu, bukan aku dengan mereka.

***

"Jadi status lo sekarang pacaran sama Kaisar?" tanya Caca dan Ara mengulum senyumnya.

Sangat terlihat pancaran aura senang diwajahnya, bahkan Ara tak bisa menyembunyikan rona merah yang menghiasi pipi seputih susunya itu.

"Tapi hati-hati aja Ra, dia kan belum selesai sama mantannya, dan dia ngajak lo pacaran disaat mantannya di luar negeri. Gimana kalau seandainya itu cewek balik dan Kaisar ninggalin lo?" Sashi memulai sesi overthinkingnya, "Jangn keliatan paling bucin, harus dia yang ngejar pokoknya jangan lo."

"Apaan sih lo," protes Caca, "namanya pacaran ya wajar dua-duanya bucin. Jangan jadi pihak menerima doang Ra, lo juga harus memberi. Lagian urusan mantan masalah nanti, kalau dia masih sayang ama tu mantannya lo tinggal buat dia jadi lebih sayang ama lo. Itu aja kan poinnya." Caca itu adalah presiden Kaisar dan Ara garis terdepan.

Mungkin awalnya Caca seringkali meminta Ara menjaga jarak dari Kaisar disaat mereka belum resmi berpacaran dan itu wajar. Tapi disaat mereka sudah resmi memiliki status, Caca pikir tidak masalah menjadi orang yang lebih mencintai, karena itu perasaannya dan tulus.

"Loh gimana? Gengsi dong keliatan paling bucin." Sashi masih tak terima, "Gimana kalau sahabat gue disakitin entar? Ini pacar pertamanya loh, dia harus hati-hati, apalagi Kaisar itu mode cowok friendly dan dia bisa aja baperin cewek lain, sifatnya yang begitu malah ngundang banyak cewek buat suka ama dia."

"Apa salahnya sifatnya yang friendly?" Caca membalasnya dengan pertanyaan yang menohok, "lalu dia harus gimana? Cuek biar banyak yang suka dan ngespesialin satu orang aja? Apa dia perlu berubah hanya demi seorang pacar? Lo tuh ngomong gini kaya seolah Ara bakalan disakitin sama Kai tau gak."

"Kenyataannya begitu. Dari awal cewek tuh harus lebih gengsian, harus tau porsinya biar gak disepelein."

"Lo hidup dijaman mana sih?" Omel Caca, "sekarang udah waktunya emansipasi wanita, terserahlah orang udah pacaran kalau Ara yang minta cium duluan aja bukan hal yang salah."

"Jangan ngajarin sahabat gue aneh-aneh lo," ketus Sashi, "gue yang paling tau tentang sahabat gue dan gue gak mau dia disakitin."

"Namanya pacaran ya gak selamanya seneng-seneng doang, naif banget sih lo," balas Caca

Ara cukup migrain dengan perdebatan konyol antara Sashi dan Caca, memperdebatkan hal-hal yang pada akhirnya akan berujung dengan Ara overthinking sendirian. Padahal, awalnya Ara hanya akan membahas momen manis antara dia dan Kaisar. Tapi, perkataan Sashi membuatnya berada di dimensi lain sehingga kepercayaan dirinya menciut.

Jangan salahkan Ara yang memiliki sisi insekuritasnya sendiri. Dia mungkin bisa menjadi percaya diri disaat dia merasa mampu akan suatu hal, tapi masalahnya ini adalah berpacaran di mana Ara adalah sosok yang miskin ilmu mengenai hal-hal romantisme.

"Pantes ya kata Doni lo itu nyebelin," ejek Sashi, "lo cuman mikirin seneng-senengnya doang. Seperti kata lo pacaran itu akan seneng dan sedih, emang apa salahnya sih gue minta Ara buat antisipasi disaat nanti dia disakitin?"

"Lo kok jadi out of topic gini?" Caca mendadak tak terima, pasalnya Sashi sudah membahas topik lain dari perdebatan mereka, "Ya jelas Doni bilang gue nyebelin, orang dimata gue aja dia nyebelin udah mirip dakjal."

"Gimana dia gak nyebelin kalau lawannya aja lo?" Balas Sashi, "toh gue sama Ara gak pernah tuh dapat perlakuan nyebelin Doni. Intropeksi sendirilah."

Caca berdecak sebal, Ara bisa melihat raut wajahnya berubah menjadi bete dan dia enggan merespons ucapan Sashi barusan. Dia mulai memainkan ponselnya dan enggan kembali berdebat dengan Sashi, moodnya tiba-tiba turun.

"Kan diem, makanya jangan sok tau," cibir Sashi.

Ara tak mau mendengarnya lagi, dia lantas turun dan mengambil buku untuk dia baca daripada mendengarkan debat kusir kedua temannya.

"Ra, cowok lo makan-makan sama temennya?" tanya Sashi

Mendengar hal itu Ara berdehem pelan, "Hmm."

"Lo kok gak ikut? Gak diajak?"

Helaan napas Ara terdengar berat, lalu dia menoleh ke arah Sashi, "Diajak, guenya aja yang males ikut."

"Lo tau di sana ada ceweknya juga?" tanya Sashi

Ara terdiam sejenak, dia tidak tahu.

"Kan, telepon cowok lo minta beliin apa gitu."

"Apaan sih Shi." Caca gerah kembali membalas permintaan Sashi, "Biarinlah Kaisar quality time sama temen-temannya, lagian awalnya Ara diajak kok nggak main asal pergi aja."

"Ini untuk ngebuktiin dia serius apa enggak," ujar Sashi

"Berlebihan banget, kalau Kai-nya risih gimana?"

"Dia gak tulus sama Ara, simpel."

"Mata lo simpel," cibir Caca

"Cepet Ra telepon." Pinta Sashi dan Sashi tidak akan berhenti merengek dan meminta Ara sampai keinginannya terpenuhi.

Ara menimbang beberapa hal, tapi dia merasa akan mengganggu Kaisar jika dia meneleponnya. Menjadi seorang pacar yang tidak terlalu percaya.

"Chat aja ya?" pinta Ara, "Gak enak ganggu banget kalau gue telepon."

"Oke, tapi gue yang chat, mana handphone lo," pinta Sashi dan kini dia sudah menemukan ponsel Ara.

"Jangan aneh-aneh Shi," omel Ara

"Kagak. Cuman mau test keseriusan cowok lo aja."

Ara kembali membaca bukunya dan mengabaikan Sashi yang bermain-main dengan ponselnya.

Kaisar🤍

dimana?

gyukaku
kan aku udah bilang

sama siapa aja?

temen-temen

sebutin

😅
Akash, Chiara, Bobi, Daren, Doni

kok tiba2 ada Chiara? Kok kamu gak kasih tau aku?

ini kamu lagi cemburu?

nggak.

dia diajak Akash, jadi yaudah gapapa.

aku gak suka.

hmm

kalau tau ada Chiara aku ikut

loh?
ikut mah ikut aja sayang, gak perlu harus ada orang.

siapa tau dia caper sama kamu

hahaha, nggak2 dia nggak caper.

Kai

iya sayang?

aku tiba2 bm martabak :(

mau?

iya
sekarang

yaudah
sebentar ya belum pada selesai ini

ck, males ah

Ra...

apa?
terserah deh

hmm
aku gofoodin dulu deh

nggak
maunya langsung dari kmu
gapeka bgt sih
udalah
terserah
sana aja sama temen-temenmu.

Sashi mengembalikan ponsel itu ke Ara dengan raut wajah bete, Ara tau bahwa rencana Sashi tidak berjalan seperti keinginannya.

"Lo chat apaan deh?" tanya Ara, namun sialnya adalah Sashi sudah menghapus roomchatnya dengan Kaisar, "Kok dihapus?" tanya Ara

"Cowok lo malesin."

"Aish, lo gak aneh-aneh kan?"

"Nggak." Jawanya jutek dan Sashi sibuk merebahkan dirinya kemudian memainkan ponsel miliknya.

"Ck, mereka ngobrolin apaan sih sampe chat gue ga dibales."

"Chat siapa?" tanya Ara

"Doni," jawab Sashi, "nyebelin banget, segitu susahnya apa bales chat."

"Lo pikir hidup dunia cuman tentang bales chat dong?" Caca yang menyahut.

"Diem deh lo," ketus Sashi

"Lo lagi deket ama Doni?" tanya Ara

Sashi mengangguk, "Ya gitu deh, lama-lama kasian yaudah gue respons aja."

"Tapi lo nungguin chatnya tuh?" Ara kembali bertanya.

"Ada hal urgent," jawab Sashi, "liat aja kalau dia bales gue gak akan bales, gue bakalan diemin. Cowok yang mau sama gue banyak, bukan dia doang."

"Siap bang jago," ejek Caca, "Eh Ra, ini Kaisar sama Chiara juga perginya?"

"Hah? Emang iya?" tanya Ara

"Liat distorynya Chia, mereka lagi makan-makan." Caca berjalan ke arah Ara dan memberikan ponselnya.

Chiara itu teman se jurusannya, mereka beberapa kali satu kelas dalam beberapa mata kuliah. Ara tak terlalu dekat dengannya dan setahu Ara gadis yang bernama Chiara ini memang menjadi sorotan di kelas bahkan fakultasnya. Primadona Kedokteran, begitu katanya.

"Pasti si Chia itu caper, dia ngerasa ratu banget tuh dikelilingin cowok," cibir Sashi

"Dih kok gitu?" Balas Caca, "Gak kenal juga main judge aja, iri ya lo?"

"Nggak dih."

"Gue tadi diajak Doni juga, katanya perbaikan gizi biar gue tinggi. Tapi setelah lo nolak ajakan Kaisar gue nggak mau pergi ah, ntar aja bareng lo," kata Caca

"Lo diajak Doni?" tanya Sashi dan Caca memgangguk mengiyakan, "Dia ngajak lo karena gue tolak tau."

"Yaudah sih, mang napa?" Caca sudah mulai kesal, pasalnya si Sashi ini daritadi nyari ribut mulu.

Ponsel Ara menyala dan memunculkan notifikasi pesan dari Kaisar bahwa pemuda itu sudah ada di depan rumahnya. Ini pasti ulah Sashi, tapi Ara segera turun dari lantai kamarnya untuk menemui Kaisar.

Di sana Kaisar duduk diatas motor, motor berwarna pink.

"Motor siapa?" tanya Ara

"Akash," jawabnya, "tadi kan kamu mintanya buru-buru, kalau aku pake mobil mana sempet. Nih." Kaisar memberikan paperbag (go green gak kantong keresek sekarang.) kepada kekasihnya itu.

"Apaan?"

"Martabak, kan?" tanya Kaisar

"Ahh... oh..." Ara mengangguk.

"Ra?"

"Ya?"

"Kalau mau sesuatu jangan bilang lewat orang, langsung lewat aku aja ya?"

"Maksudnya?" tanya Ara

"Iya, Sashi sampe chat Doni perihal ini doang, jadi gak enak akunya," jawab Kaisar

"Hah?" Ara melotot tak percaya.

"Pasti aku beliin kok," ujar Kaisar

"Kai, kalau aku jujur kamu bakalan marah engga?"

"Hm..."

"Yang chat kamu tadi bukan aku, tapi Sashi."

"Oh, pantes, maksa."

"Maaf ya?"

"Hmm, iya gapapa, tapi tetep ya lain kali kalau mau apa-apa ke aku aja, pasti aku beliin buat kamu dan aku boleh minta satu hal sama kamu? Jangan liatin roomchat kita ke orang lain ya? Termasuk temen-temen kamu, kita perlu privasi juga loh."

Ara mengangguk, "Oke. Maaf ya Kaisar udah bikin kamu malu."

"Aku enggak malu cuman gak enak aja."

"Iya, maaf udah bikin gak enak."

"Kasih ke kucing kalau gak enak."

"Ish kmu nih."

"Hahaha, sana masuk kamu udah malem ini."

"Oke deh, hati-hati dijalan."

"Siap."

***

"Ini baliknya gimana?" tanya Doni, "Akash nganterin Chia dulu? Apa gimana?"

"Chia sama gue aja," ujar Kaisar, "Udah malem, dia cewek."

"Yaudah lo doang yang bawa mobil," kata Akash, "titip ya?"

"Santai." Balas Kaisar, "Ayo Chia."

Sebenarnya Kaisar melihat dari penampilan Chiara yang mengenakan rok tenis dan kaos serta cardigan tipis, akan sangat sulit untuk dia duduk di motor. Tadi sih, Chiara tidak berangkat bersama dengan Akash, tapi dia menyusul saat itu.

"Ini lo udah bilang cewek lo?" tanya Chiara sambil memasangkan seatbeltnya.

"Bilang dulu, entar gue dimusuhin tanpa tau salah gue apa," omel Chiara

"Iya." Kaisar langsung mengirimkan pesan kepada Ada mengenai perihal izin memgantarkan Chiara malam itu.

"Lo deket sama Akash?" tanya Kaisar

"Kenapa sih? Kepo lo? Hahaha." Chiara tertawa mendengar pertanyaan Kaisar, "Ya, gitu aja sih."

"Serius lo?" tanya Kaisar lagi.

"Tampang gue gak serius?" Chiara malah balas bertanya.

"Tadi lo angkat telepon dari siapa?"

"Ini lagi sesi wawancara gitu ya? Ya ada lah dari temen," jawab Chiara

"Lebih profer?"

"Jadi?"

"Pacar?"

"Nggak juga, kan sama aja temenan, cuman tensi temennya dinaikin bukan temen biasa."

"Ntar kalau semisal mau ninggalin, kasih aba-aba."

"Aba-aba gimana?" Chiara pura-pura tidak mengerti pertanyaan Kaisar barusan.

"Iya kalau lo mau milih cowok lain selain Akash."

"Hahaha... yaelah, lo kenapa sih serius amat?" balas Chiara, "Gue gak tau cewek lo masa Kai, padahal lo bilang cewek lo tau gue, kayanya besok gue bakalan cari tau."

"Gausah diapa-apain, titip, kalau ada yang isengin bilang gue."

"Ini gue harus ngecoseplay jadi bodyguard?" tanya Chiara, "Tapi, okelah santai. Lo udah move on kan dari mantan lo itu?"

"Ya udah."

"Oke, meski dia balik dan ngajak lo balikan?"

"Iya, gue tetep bakalan sama Ara."

"Yaudah, artinya lo emang serius ama dia."

"Iyalah serius, emangnya lo yang cowoknya di mana-mana, ngeri gue dijadiin salah satunya sama cewek-cewek friendly macam lo."

"Hahahaha... gue nggak suk terikat sebenarnya, jadi let it flow lah, jalanin aja. Lagian Akash juga nggak deket sama gue aja, tapi kita berdua tapi porsinya segimana setiap orang."

"Bisa tuh perasaan dibagi-bagi?" tanya Kaisar

"Ya bisa. Wajar bagi gue atau dia, milih mana yang lebih baik engga asal pacaran aja. Gitu. Tapi ya seperti lo, kalau lo udah mantep nih sama si Ara, yaudah jalanin."

"Iyalah."

"Lo nggak terganggu dengan rumor di kampus?" tanya Kaisar

"Rumor?" Dahi Chiara mengernyit, "Oh... tentang lo ama gue ya? Nggaklah, lagian gue nggak ngerasa lo deketin gue dan gue gak ngerasa deketin atau mepet lo. Jadi ya udah biasa aja, cuman karena lo ama gue sering ngobrol gak sih pas OSPEK?"

"Oh bener, gue ngeri lo ngerasa diphp."

"Anjrit alay banget buset," balas Chiara, "nggak-nggak Kai, gue mah santai dan lo cuman temen sih."

"Oke. Nggak baper gue anterin balik?" tanya Kaisar

"Hahahahahha... kalau gue gampang baper, berapa cowok yang nganterin gue balik bikin gue baper? Lo nih ngelawak apa gimana?"

"Ya ngeri, abisnya gue sering dikritik gara-gara nganterin orang balik."

"Berlebihan banget, tapi jangan begitu Kai kalau udah ada cewek bilang sama dia kalau ada apa-apa, even ya cewek lo ngizinin gak pernah marah, tetep aja lo harus bilang. "

"Achiappp."

"Ketularan gajelasnya Akash lo."

***

Terima Kasih Sudah Membaca Cerita Kaisar

Fyi yang nanya sekuel Saudade monggo baca work aku yang judulnya Hiraeth.

Kalian gak harus baca keduanya, gak ngaruh juga ke alurnya kok.

***

Jangan lupa follow instagram :

asriaci13

zhixinjiwakaisar

Azraorianna

***

Ada yang mau ditanyain?

Spam komen disini!!

5000 komen untuk lanjut.

***

with love,

Aci istri sah dan satu-satunya Oh Sehun

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top