Bagian Tiga Puluh Enam | Status Baru
Helawwww update lagi nih!!!
Absen dulu dong! Nama+Umur+Domisili
Jangan lupa untuk vote!
Jangan lupa komen disetiap paragraf
Selamat membaca cerita Kaisar
***
Now Playing | Selena Gomez & The Scene - Who Sasys
Bagian Tiga Puluh Enam
Jangan berubah karena orang lain, karena saat orang itu pergi kamu akan kehilangan arah.
***
"Lo gapapa Kaisar pacaran sama Ara?"
Pertanyaan itu membuat Radea membuang napasnya kesal. Itu suara Rangga dan Radea baru tahu saat Rangga memberitahunya.
Dia kesal iya. Tapi bukan perihal karena Kaisar berpacaran dengan Ara, melainkan dia tahu dari orang lain bukan dari Kaisarnya langsung.
"Gapapalah, emangnya gue harus kenapa?" balas Radea
"Siapa tau."
"Ga, kalau gue mau balikan sama dia, gue gak akan berusaha ngepush dia ngejauh dong, gue bakal iyain waktu dia ngajak balikan. Terus selfish banget gue kalau dia punya pacar gue gak izinin, itu terserah dia."
Radea memberi penjelasan paling rasional, meskipun dia merasa ada sebagian hatinya yang sakit, namun itu akan perlahan sembuh dan itu normal bagi seseorang yang masih mencintai. Hanya saja, dia merasa lega bahwa gadis yang dipacari oleh Kaisar seperti Ara, gadis itu terlihat baik dan bisa menerima sebagaimana Kaisar.
Dia ikut bahagia karena Kaisar berhasil menemukan tambatan hatinya yang lain, tapi dia juga kesal karena Kaisar tidak memberitahunya secara langsung.
"Oke," ujar Rangga
"Apanya yang oke?" tanya Radea, dia melihat ke layar macbooknya, Rangga mengangguk.
"Artinya gue bener-bener maju sekarang," katanya menjelaskan, "kemarin tuh gue agak nahan karena takut entar lo balik lagi sama Kaisar, membentengi diri aja."
"Kok ngalah gitu?"
"Kalau gue sama Kaisar kenal lo di waktu yang sama, gue bakalan tetep maju Radea. Tapi ini kan konteksnya beda."
"Bener nih lo maju?" tanya Radea
"Iya."
"Lo ngomong doang Ga, gue mah gak percaya."
"Perlu dibuktiin apa sih? Udah macam kasus aja ada buktinya."
"Sinilah samperin gue di Jerman."
"Minggu depan ya? Sekarang masih ada rapat kasian Adit handle sendirian."
"Lah seriusan?" Radea mempertanyakan kebenarannya, dan lagi-lagi Rangga mengangguk sambil tersenyum.
"Iya, mau dibuktiin kan? Kalau cuman nyamperin doang mah gampang Dey, yang sulit mah nunggu lo beneran suka sama gue aja."
***
"Biasanya kalau yang gak kasih pajak jadian cepet putusnya sih," sindir Daren
Untuk saat ini Kaisar menghabiskan waktu sebelum menjemput Ara untuk pulang di kamar kost Akash. Sebenarnya masih banyak teman di jurusannya yang bisa Kaisar singgahi tempatnya, tapi entah kenapa dia lebih nyaman bergabung dengan geng gabutnya, yang menyatukan mereka semenjak OSPEK.
"Gyukaku sabi sih ini," celetuk Akash
"Yaudah mau kapan?" tanya Kaisar
"Jir seriusan lu traktir gyukaku?" Mata minimalis Akash terbuka, "Ah bokis lu, entar sampe sana gue disuruh bayar sendiri."
"Kagak, gue traktir, gyukaku doang kan?"
"Doang katanya anjir," cibir Doni, "beda sultan mah."
"Yaiya enggak kaya lo ege Kash, lo mah mana modal jajanin Chia aja warteg Mas Iki doang," ejek Bobbi dan yang diledek hanya tertawa saja.
"Tapi Chia lebih milih gue daripada lo Ibob." Akash balas mengejeknya dan mendapat dengusan kesal dari Bobbi, "Malem ini dah jalan asli gue butuh perbaikan gizi," lanjut Akash.
"Yaudah, gue bisa aja sih," ujar Kaisar
"Gak jalan emang lu ama cewek lu Kai?" tanya Daren
"Enggak, kan mau traktir kalian, bisa besok-besok gue jalan ama dia."
"Alig alig alig, biasanya baru jadian kan bucin mampus, lah ini kok kagak?" tanya Doni. "Suka beneran gak sih lo ama si Ara? Atau hati lo masih di mantan? Caur banget dah kalau bener." Doni memberi gagasan, yang membuat Kaisar langsung menghadiahinya dengan tinjuan di lengannya.
"Alah mantan lo yang cakep itu ya? Buat gue aja dah, gimana?" tanya Bobbi, "Berbagi itu indah."
"Lo pikir Dite apaan deh, main bagi-bagi aja, gak ada. Kalau lo mau maju deketin Dite ya silakan, tapi saingan lo Bang Rangga." Jelas Kaisar
"Ebuset dah, gak ada saingan yang lebih horor lagi selain dia? Dari berbagai sisi jelas gue kalah telak," ujar Bobbi
"Untung sadar diri ya lo," kekeh Daren, "Lo kapan Kash mau matenin Chia? Kasian anak orang lo gantung begitu."
"Yaelah paten-paten amat." Akash membalasnya dengan santai, lalu dia membakar ujung rokok dengan pematiknya, "Jalanin dulu ajalah. Entar gak cocok ribet lagi urusan."
"Jumawa banget dah lu sipit," cibir Doni dan Akash hanya tertawa dengan kepulan asap rokoknya.
Mereka menghabiskan waktu dengan segelas kopi, sepiring gorengan, memetik gitar sambil bernyanyi atau terkadang ada pembahasan-pembahasan yang sentimental. Kaisar merasa di circle ini dia bisa membahas sesuatu hal yang sifatnya serius menjadi lebih jenaka daripada seharusnya.
"Eh udah jadwal bubar kelasnya Ara, gue cabut dulu nganter balik." Kaisar beridiri tempatnya, mengambil jaket yang sebelumnya dia lepas.
"Balik lagi sini entar," kata Bobbi
"Iya nanti balik lahi kok."
"Sita tasnya, ambil Don ambil," titah Akash, "gue gak percaya omongan orang-orang bucin."
"Gue balik lagi beneran, Kash, gak percayaan amat."
"Yelah, taro sini tas lu, baru dah lo anterin tuh princess jangan sampe lecet."
"Emang lo tuh." Kaisar menurut dia menaruh tasnya di sana.
Sebenarnya sama saja sih, antara dia dia bawa tas atau tidak karena memang dia akan balik lagi ke kost Akash. Tapi, mungkin jika Kaisar membawa semua barangnya dia bisa jadi mampir dulu ke rumah Ara atau kemana pun. Hanya saja kalau posisinya udah seperti ini mau tidak mau Kaisar harus kembali ke kost Akash apa pun agendanya.
"Lo bakalan ajak Ara, Kai?" tanya Doni
"Buat entar malem? Kayanya enggak deh, dia pasti gak bakalan mau juga. Gak nyamanan sama orang baru, apalagi ama modelan kalian."
"Ya bener sih, apalgi ada Akash, bahaya anjir," ujar Bobbi
"Idih, bukan tipe gue anjir, pendiem sama ambis begitu. Yang ada tiap hari gue disuruh belajar, apa gak meledak tuh pala."
"Oh bener lo kan sejurusan ama dia, tapi kok lo gak kelas juga?" tanya Daren
"Ya beberapa matkul sekelas, buat yang ini beda kelas, gue hari rabu."
"Gue cabut duluan, udah chat nih cewek gue."
Kaisar segera pergi menuju gedung fakultas kedokteran, dia biasa janjian di taman FK, di gazebo biasanya Ara menunggu. Kaisar tersenyum saat melihat Ara duduk disana dengan iPadnya dia tidak sendrian melainkan ditemai oleh temannya, Caca.
"Hei." Sapa Kaisar
Ara menoleh, tersenyum, lalu dia mematikan iPadnya dan menaruhnya di tas, "Hei."
"Pulang sekarang?" ajak Kaisar dan Ara memangguk, tatapan Kaisar beralih ke arah Caca, "Mau ikut bareng juga Ca?"
"Eh gak usah Kai, gue ada mau hunting buku sama anak-anak yang lain, tadi gue cuman nemenin Ara doang. Udah ya? Gue duluan ya Ra, Kai, bye."
Caca langsung pergi, dia pergi bukan tidak ingin mengganggu Ara dengan Kaisar, tapi memang agenda untuk membeli buku. Ya kalaupun tidak ada agenda, dia juga tidak akan sukarela ikut bergabung dengn dua sejoli yang baru saja berpacaran, kecuali pada saat-saat tertentu, mungkin.
"Kamu bawa mobil yang mana emang?" tanya Ara
"Yang biasa," jawab Kaisar
"Itu kan joknya cuman depan doang, kalau Caca ikut duduk di mana coba?"
"Pangkuan sama kamu," kata Kaisar, "lagian dia gak bakal ngeiyain."
"Kalu misal ngeiyain? Kamu bakalan gimana?"
"Suruh Doni yang anterin."
"Dih gitu malah suruh orang, omong-omong soal Doni, dia deket sama Sashi?" tanya Ara
Kaisar tersenyum saat mendengarnya, lalu dia membukakan pintu mobil untuk Ara, "Masuk dulu kamu." Ara menurut, kemudian Kaisar duduk dibalik kursi kemudinya, dia memasangkan seatbelt Ara.
"Kok nanya aku, kan Sashi temen kamu. Tanya dia aja."
"Doni juga temen kamu."
"Iya kayanya deket, tapi ya anak-anak HIMA kan deket apalagi Sashi ama Doni kan kemarin sedivisi pas kepanitiaan, jadi yagitu."
"Oh, gitu."
"Iya gitu jelek." Kaisar tersenyum, "Laper gak kamu? Atau mau sesuatu?"
"Makan di rumah aku aja mau nggak?" tawar Ara
"Diganti ke lain hari gimana? Sekarang kita drive thru Mcd aja ya?"
"Gak mau?"
"Bukan gak mau tapi enggak bisa, aku nanti abis nganterin kamu mau balik ke kost Akash, mereka pada minta ditraktir pajak jadian sama kamu."
"Dih mau-mauan kamu, suruh mereka beli sendiri."
Meskipun Ara tidak mengiyakan ajakannya ke tempat makan cepat saji itu, dia membelokan mobilnya ke sana, membeli es krim dan beberapa paket untuk kekasihnya itu. Tentu, Kaisar akan membelikannya beserta dengan orang yang ada di rumah Ara.
"Gapapa biar mereka seneng, kalau seneng kan doanya juga jadi bagus. Itung-itung perayaan karena kita pacaran. Apa kamu ikut aja Ra?"
"Enggak ah," tolak Ara, "yaudah kamu makan aja sama mereka. Tapi temen-temen aku juga minta traktir, Caca sama Sashi doang sih. Kamu ikut? Rencananya besok sih, mereka minta sushi tei."
"Yaudah boleh, kalau besok aku kelas sampe sore, apa aku nyusul aja?"
"Barengan aja, kamu kan sekelas ama Sashi di matkul itu."
"Oh bener, yaudah selesai aku kelas berarti ya?"
"Yaudah gitu aja."
Mobil Kaisar melaju dengan kecepatan standar, Ara menoleh ke arah Kaisar. Pacar pertamanya itu tengah serius menyetir, jika dia serius seperti ini ketampanannya bertambah berkali-kali lipat.
Iya, Ara bucin.
"Kai," panggil Ara
"Iya?"
"Maaf ya?"
"Minta maaf kenapa?"
"Ya, aku gak bisa tuh berbaur sama temen-temen kamu, tapi kamu ngeiyain aja ajakan aku. Kesannya gimana gitu."
Tangan kiri Kaisar terulur untuk mengelus surai milik sang gadis itu. "Gapapa dong, kan yang kamu pacarin aku gak harus deket kok gapapa, gak semua orang mudah temenan juga, mudah beradaptasi. Yang penting kamu tau siapa aja temen aku dan mereka tau kamu pacar aku. Gak usah terbebani, kamu juga jangan melakukan hal-hal yang implusif, kalau kamu mau temenan ama mereka karena aku ya jangan, perubahan kamu jangan karena orang lain Ra."
"Iya bener, kalau berubah karena orang lain, saat orang itu pergi kita bakal hilang arah."
"Iya begitu."
"Tapi aku mah payah, gak bisa apa-apa, bisanya belajar doang."
"Dih kata siapa, kamu banyak bisanya kok, bisa bikin sayang, bisi lucu, bisa gemes, banyak Ra."
"Apaan sih."
"Dih malah apaan sih, beneran tau aku."
"Kai jangan cape-cape ya sama aku," kata Ara
"Baru juga udah hari masa cape."
"Terus nanti?"
"Semoga enggak."
Perjalanan pulang terasa lebih cepat, karena setelah itu keduanya mengobrolkan kebisaan-kebiasaan keduanya. Ara yang bercerita tentang kuliahnya, tugas-tugasnya begitupula Kaisar.
Kaisar tidak ingin mendorong Ara untuk jadi sepertinya, karena itu akan membuat Ara tidak nyaman. Tapi, setidaknya gadis itu banyak berubah dari sebelumnya. Tidak terlalu tertutup dan pendiam, sebenarnya seperti itu sudah cukup.
***
Pojok Bonus :
Udah tau lah ya siapa yang namain grupnya.
***
Terima Kasih Sudah Membaca Cerita Kaisar
Jadi gimana?
#KaisAra
#RanggaRadea
Siapa yang cocok untuk Doni
#Sashi
#Caca
***
Komen 5000 untuk lanjut
Spam komen disini!!
***
Jangan lupa follow instagram :
Asriaci13
Seputarkaisar
Zhixinjiwakaisar
Azraorianna
***
With Love,
Aci istri sah dan satu-satunya Oh Sehun
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top