Bagian Tiga Puluh Dua | Kepastian

Sudah lama tidak bertemu Ara dan Kaisar!

Kangen gak kalian?

Absen sini yang kangen dengan KaisAra

Mana yang masih nungguin mereka official? Atau kalian tim mereka jadi teman aja?

Selamat membaca cerita YOUniverse : Kaisar

***

Now Playing | Rex Orange County - Best Friend

Bagian Tiga Puluh Dua | Kepastian

Kita tidak akan selalu bisa menggenggam keduanya, karena pada akhirnya hanya satu yang akan bertahan. Tapi, ketika kita terlambat menyadari maka kita mungkin saja kehilangan keduanya.

***

Disaat dia merebahkan tubuhnya dengan bantalan tangannya sendiri, menatap langit-langit kamar. Banyak hal yang mengganggu pikirannya akhir-akhir ini. Mengenai acara kampusnya yang akan segera terlaksana, bahkan dia secara sadar bahwa ada gadis yang terang-terangan mendekatinya. Sebenarnya, itu adalah hal yang wajar dan Kaisar sendiri berusaha senormal mungkin dalam bersikap.

Dia bersikap sewajarnya, seperti mengantarkan pulang anggota divisinya yang perempuan karena sudah malam, itu bukan bentuk perhatian karena dia suka atau tertarik, hanya mengantarkan pulang artinya dia peduli karena mereka adalah temannya. Sangat tidak elegan ketika dia pulang menggunakan mobil sementara ada seorang gadis yang harus menunggu taxi online, dan itu di jam-jam yang rawan.

Karena Kaisar dipercaya sebagai koordinator, dia mau tidak mau harus memerhatikan semua anggotanya, atau dia yang sering membelikan banyak makanan ketika mereka rapat divisi. Hal-hal yang menurutnya receh, ternyata tidak dianggap demikian oleh yang lainnya. Tapi, Kaisar tak menghiraukan hal tersebut, berpura-pura tolol adalah jalan ninjanya.

Selain itu yang mengganggunya adalah Ara, frekuensi gadis itu menjadi lebih sering bersama dengannya, seperti ada keharusan yang tak tertulis untuk selalu mengabari gadis itu mengenai kegiatan sehari-harinya. Dia memang telah mengatakan secara gamblang kepada sang dara, bahwa dia sudah tertarik kepada Ara, merasa nyaman bersamanya melebihi teman. Hanya saja, untuk mengklaim bahwa dirinya jatuh cinta tidak semudah itu.

Jika dia terus seperti ini akan banyak gadis lagi yang merasa diberi harapan olehnya. Kata Doni, dia harus mematenkan salah satunya, jika tidak ingin disalah artikan lagi. Tapi, masalahnya apakah Kaisar sudah merasa siap untuk memulai hubungan dengan orang lain? Setelah Radea.

Radea ya? Frekuensi gadis itu mulai jarang berinteraksi dengannya, dari yang dulunya dia akan merasa kosong bila tidak saling mengabari, atau mengabari Radea menjadi rutinitasnya kini setelah sekian lama mereka tidak saling mengabari, Kaisar merasa biasa saja.

Atau mungkin karena dia mulai terbiasa? Radea sudah hampir delapan bulan meninggalkan tanah air, dan dia kembali kemarin hanya saat ibu sambungnya melakukan pengajian peringatan dia sudah hamil tujuh bulan.

Kemudian kedua sudut bibir Kaisar terangkat, saat dia mengingat tentang Ara. Gadis itu yang secara rutin mengiriminya pesan, meski terkadang Kaisar membalasnya beberapa jam kemudian, bukan sengaja tapi terkadang dia harus melakukan banyaknya kegiatan yang tidak melibatkan ponsel. Bukan sengaja mendiamkan, tapi jika memang dia bisa memegang ponsel setiap saat, dia pasti akan membalasnya dengan cepat.

Gadis itu terkadang menjadi sangat lucu dan memggemaskan ketika sedang mengomel, Ara bahkan dengan sengaja membuat resep vitamin agar Kaisar tidak kelelahan karena banyaknya kegiatan.

Entahlah, terkadang Ara itu bisa menjadi seorang yang sangat implusif mengenai perasaannya kemudian dia menjadi sangat naif, tapi ketika dia salah tingkah dan kebingungan saat Kaisar menanyakan hal-hal yang sensitif membuat raut wajahnya terlihat lucu. Adiktif. Seperti Kaisar, ingin selalu melihat ekspresi Ara yang seperti itu.

Suara ponsel membuyarkan lamunan Kaisar malam itu, dia menggapai ponselnya yang dia taruh di nakas samping ranjangnya. Dahinya mengernyit saat nama Radea menghiasi layar ponselnya saat itu.

"Hai... kenapa cutie?" tanya Kaisar saat dia menempelkan telepon itu ke daun telinganya.

"Kepulangan gue dipercepat, yang harusnya satu tahun pas jadi sepuluh bulan," katanya disebrang telepon, "by the wat lo orang pertama yang gue kasih tau."

"Glad to hear Dite, and welcome home," ujar Kaisar senang, dia senang Dite-nya kembali pulang.

"Masih dua bulan," sergah Dite, "itu alesan kenapa gue akhir-akhir ini jarang bales chat lo Kai. Lo baik-baik aja, kan?"

"Yeah, gue juga lagi sibuk-sibuknya sih di kampus, its fine Dite, akan ada saatnya kita sibuk sama urusan masing-masing, kan?"

"Kok jadi sedih gini sih gue dengernya?"

"Kok sedih?" tanya Kaisar lembut, "Dit, sesibuk apapun gue, sesibuk apapun lo, kita akan selalu punya waktu untuk masing-masing, kan? Meski nanti lo punya pacar, atau gue juga, persahabatan kita gak akan berubah, peran gue untuk lo juga akan sama, begitupula sebaliknya, kan?"

"Iya lo bener," kata Radea, dia menyetujui ucapan Kaisar barusan, "Gatau gue cuman kangen Snow, kangen Dash, kemarin Mami kirim foto Snow dia sedih banget."

"Okay, selesai acara kampus gue ajak Snow sama Dash main ya? Itu buat lo lebih baik?"

"Um, yeah, thanks?"

"Dit?"

"Ya?"

"Can you say you love me?"

"Kai, kita..."

"I know, gue cuman mau make sure suatu hal aja. Please?"

"Alright," putus Dite, "I Love you Zhixin Jiwa Kaisar and I really do."

"Thanks, its better."

"Oke."

Mereka membicarakan banyak hal setelah itu, seperti kegiatan perkuliahan Kaisar, acara kegiatan kampus dan bagaimana kehidupan Radea, mengenai kenapa kepulangannya bisa dipercepat dari jadwal yang seharusnya padahal sudah disepakati saat dia memulai studynya.

Dan Kaisar mendapatkan jawaban, ternyata perasaannya masih sama setelah dia mendengar Radea mengatakan bahwa gadis itu mencintainya.

***

Kantin fakultas kedokteran sangat tersusun rapi dan tidak ada yang bergerombol seperti di kantin fakultasnya, seolah orang-orang yang masuk fakultas ini adalah kawasan elite semua, kecuali satu orang yang dia kenal yang sangat tidak mencerminkn anak kedokteran, siapa lagi kalau bukan Akash. Si anak kedokteran yang lebih sering menghabiskan waktunya di kantin luar fakultasnya, atau di sekretariat BEM.

Sudah bisa ditebak, mengapa Kaisar berada di kawasan kantin ini, dia tengah makan siang bersama dengan Ara setelah beberapa kali makan siang mereka skip karena kesibukan keduanya, entah Kaisar atau Ara, jadwal mereka tidak pernah sama minggu-minggu kemarin.

"Ra, kamu dateng kan ke acara inagurasi?" tanya Kaisar memastikan.

"Liat nanti deh, takutnya ada tugas yang harus dikumpul atau ada kesibukan lain," jawab Ara

"Engga bisa kamu usahain?"

Ara tak tega menolak, sebenarnya bukan karena takut ada tugas atau kesibukan lain tapi acara-acara begitu tidak mencerimkan dirinya banget, dia tidak menyukai acara musik yang ramai, karena terkadang membuatnya terlihat tersisih, jadi sebisa mungkin dia menghindari acara-acara begitu.

Tapi, melihat Kaisar memohon agar dia datang, membuat Ara menjadi serba salah. Padahal dia terkadang bisa secara tegas menolak hal-hal yang bukan seperti dirinya, hanya Kaisar yang bisa membuatnya keluar dari garis yang sudah ia ciptakan selama ini.

"Raa... ya ya ya ya ya?" Kaisar kembali meminta dan Ara hanya menghela napas panjang kemudian mengangguk.

"Yeay, thank you cantik." Kaisar mengacak pelan rambut Ara.

Jika saja Kaisar melakukan itu di kantin fakultasnya, pasti akan ramai dibicarakan tapi karena dia melakukannya di kantin fakultas Ara, sehingga tidak akan banyak rumor yang menyebar. Kebanyakan anak-anak kedokteran itu apatis dan tidak suka ikut campur urusan orang lain, seperti ya urus saja urusan sendiri.

"Yaudah, aku harus beli tiketnya ke siapa? Kamu?" tanya Ara

"Kok beli? Aku kasihlah, ngapain beli kamu."

"Dih gak bisa, kamu aja pasti di target kan harus jual berapa, masa main kasih-kasih aja," omel Ara, "Ara beli aja Kai, gapapa kok, gak akan seharga mobil baru."

"Ya kan aku yang ngajak, gapapa aku beliin aja deh enggak gratis, jadi anggap aja begitu. Ya? Oke?"

"Gak enak ah Kai, Ara beli dari Sashi aja nanti, dia juga panitia."

Karena menurutnya jangan terlalu sering menerima sesuatu dari seseorang yang tidak tahu apa maksudnya, Kaisar sudah terlalu sering memberinya sesuatu meskipun tanpa Ara minta. Jadi, sebisa mungkin jika dia memang mampu lebih baik dia membeli dan melakukannya sendiri. Jangan terlalu bergantung kepada seseorang.

"Dih, nggak, gak seberapa doang Ara, ya?"

"Aku dateng tapi beli tiket sendiri atau aku gak usah datang aja kalau kamu maksa beliin?"

"Fine." Kaisar kalah, "Kamu nih, keras kepala kadang."

"Lah Kai gak ngaca? Jangan suka sering kasih hal-hal yang bisa orang salah artiin Kai, entar kamunya yang repot gimana cara ngatasinnya."

"Iya, enggak."

"Paham emang?" tanya Ara

"Ya, dipaham-pahamin aja Ra, kita mah pura-pura pinter aja biar cepet."

"Ih." Ara kemudian memukul lengan Kaisar.

"Kok jadi kasar begini sih?"

"Sorry..."

***

Terima Kasih Sudah Membaca Cerita Kaisar

Di Bab Selanjutnya akan ada kejutan besar yang kalian tunggu!!!

Cepat komen disini!!!

3000 komen lanjut 😛

***

Jangan lupa follow instagram :

Zhixinjiwakaisar

Azraorianna

Shargarangga

Radeaprodhite

Asriaci13

***

With Love,

Aci istri sah dan satu-satunya Oh Sehun

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top