Bagian Dua Puluh Satu | Dua Arah
Haloo Selamat Malam
Kalian gercep banget! Hahahaha
Seneng aku, artinya banyak yang support cerita ini.
Pilih 1 atau 2? Gak ada konteks pilih aja.
Jangan lupa kasih bintang! Komen yang udah vote cepat!
Jangan lupa komen di setiap paragraf, lengkapi chapter ini dengan lautan komen :)
Selamat membaca cerita Kaisar
kasih tau kalau ada typo.
Enjoy!
***
Now Playing | Reza Artamevia - Satu Yang Tak Bisa Lepas
Bagian Dua Puluh Satu
Ketika jatuh cinta, kita tidak seperti diri sendiri, terlihat seperti orang lain hanya karena ingin si dia terkesan.
***
Sesuai dengan janjinya Kaisar akan mengajak Radea untuk tour di kampusnya. Namun, sebelum menjemputnya dia mengirimkan sebuah pesan untuk gadis itu.
Kaisar : Princess dah siap belom?
Radea Aphrodite: udah sih
Radea Aphrodite: tapi...
Kaisar : Kalau udah pake titik-titik ada apa-apa nih. Kenapa Dite?
Radea Aphrodite : eh enggak deh
Radea Aphrodite : nanti jangan lama-lama ya
Kaisar : apanya yang jangan lama?
Radea : kelasnya dodol😡😡
Kaisar : Apa gue skip kelas aja ya buat nemenin lo?
Radea : apaan sih, gausah
Radea : nanti kan ada yang nemenin si Rangga-Rangga itu.
Kaisar : Yaudah, asal lo gak jadi Cintanya aja💔
Radea : ngaco banget
Radea : mana ada
Radea : cepet kesini
Radea : kalau lama gue tinggal bawa mobil sendiri
Kaisar : Mana ada begitu
Kaisar : OMW princess😍
Kaisar langsung memasukan ponsel ke saku celananya, dia segera mengambil kunci mobilnya. Rumah Radea hanya berbeda beberapa blok aja dari rumahnya, jadi hal itu tidak membuat Radea menunggu terlalu lama.
Menjemput Radea, Kaisar seperti mengulang kisah yang lama. Dulu mereka tak terpisahkan, lucu memang. Keduanya tumbuh bersama dan dilingkungan yang sama.
"Lo gak jemput Ara?" tanya Radea saat baru saja masuk dan duduk di jok mobil Kaisar.
"Kenapa harus jemput? Mobilnya cukup berdua doang."
"Kai, jangan karena ada gue lo mengabaikan dia ya."
"Ara kelas pagi Dite..." Kaisar yang langsung melajukan mobilnya, "Dia bareng Erdo, nanti kan siang ketemu. Gue juga gak mengabaikan dia."
"Tapi serius ya Kai, jangan mainin dia. Jangan buat dia baper terus ditinggalin gitu aja." Radea selalu mewanti-wanti hal tersebut.
Radea tidak ingin sahabatnya itu menjadi orang bajingan, menjadi lelaki fakboi ibu kota yang hanya bermodalkan tampang dan kata manis. Membuat seseorang nyaman lalu ditinggalkan.
"Dite, tawaran gue masih berlaku," kata Kaisar santai, "tentang balikan sama gue."
"Kaisar, lo paham kenapa gue gak mau balikan ama lo sekarang."
"Apa sih? Kenapa? Karena gak mau bergantung sama gue? Gue gak akan tinggalin lo Dit, yang ada lo yang ninggalin gue."
Tepat sasaran. Radea bungkam. Dia malas, di pagi hari sudah berdebat seperti ini. Ia menghela napasnya sebentar.
"Kaisar..." panggilnya lembut
Kaisar menoleh sebentar, "Kenapa?"
"Bisa gak kita hari ini gak usah bahas ini?"
"Oke, sorry."
"Kaisar, gue tau lo sayang gue dan gue sayang lo. Tapi, gue ngerasa itu gak cukup. Gue belum cukup hebat untuk berada disamping lo. Jadi, please..."
"Iya, gue gak akan bahas lagi." tangan kiri Kaisar terulur mengelus puncak kepala Radea dengan lembut.
Rasanya nyaman, sentuhan tangan Kaisar merupakan hal ternyaman untuknya.
Sesampainya di kampus, Kaisar mengenalkan Radea kepada teman-temannya. Radea cepat akrab dengan semuanya, bahkan dirinya tak ada rasa canggung dalam menanggapi jokes-jokes aneh teman-temannya.
Satu hal yang Kaisar sukai dari Radea, gadis itu selalu tau caranya menempatkan diri dimanapun dia berada.
Selain mengenalkan Radea kepada teman-temannya, dia juga menjadi tour guide dadakan. Mengenalkan Radea ke spot-spot yang ada, gazebo, tempat nongkrong, ruangan kelas, kantin dan menu di kantin.
Radea merasa dirinya diperhatikan.
"Lo, terkenal ya Kai?"
"Ya bisa dibilang," jawab Kaisar santai
"Idih, pede banget, ngapain lo?"
"Pas OSPEK sok bantah peraturan, terkenal deh."
"Caper banget buset," cibir Radea, "gila emang lo."
"Kan totalitas."
"Ikut ke sekre HIMA, mau?"
"Oke. Lo jadinya ikut HIMA dulu?"
"Ya kan udah kaya gitu aturannya, setahun di HIMA nanti didelegasi ke BEM Univ, tanggung soalnya kalau BEM fakultas."
"Terdengar kaya lo sih, ambis."
"Gue bakal nyalon jadi ketua pelaksana OSJUR nanti."
"Asik dapat privilege," kata Radea
"Enak aja, kagak ada ya lo." Kaisar merangkul Radea disepanjang jalan. Tak lupa ada yang menyapanya dan juga melihat ke arah Radea secara terang-terangan.
Namun Radea sudah terbiasa dengan hal itu, di SM- dulu juga dia selalu mendapat tatapan itu dan tak peduli. Lucu sih, dihakimi hanya karena kesan pertama saja, padahal kenal saja tidak.
Radea melihat ada beberapa orang di sekretariat jurusan hubungan internasional. Kaisar menyapa beberapa orang, menyuruh Radea untuk ikut bergabung disana.
Perkembangan Kaisar sangat pesat, dia bahkan tidak terlihat seperti maba justru kaya orang yang sudah memgenal lama. Memang kemampuan bersosialisasi Kaisar tak perlu diragukan lagi.
"Dit, kata Ara dia gak bisa makan siang bareng paling setelah gue kelar kelas, gapapa?" tanya Kaisar
"Ya gapapa sih, kemana emang dia?"
"Erdonya yang gak bisa, dia ngasdos dulu, terus lumayan sibuk."
Radea mengobrol banyak hal disana, bahkan dia ikut makan siang di kantin jurusan Kaisar. Menunggu kedatangan Rangga, sebelum beralih pengasuhnya hari ini.
Rangga datang dengan penampilan nyentriknya, dia ke kampus sudah seperti akan fasion show, terlihat semua barangnya bermerek. Highfive, dan segera duduk di antara mereka.
"Udah nunggu lama ya?"
"Gak juga," jawab Radea, "Lo mau makan apa?" tawarnya
"Kai, kelas gak?" Ajak Doni
"Bang, titip ini anak ya." Kaisar menyentuh bahu Radea, "Kasih makan aja diem anaknya."
"Santai Kai, lo kelas dulu aja, dia ama sama gue," kata Rangga
"Jangan nyusahin lo." Pesannya ke arah Radea
"Gue kan nyusahinnya lo aja Kai."
"Iya ke gue aja, boleh."
"Duluan ya bang." Pamit Kaisar, dia segera pergi dari sana meninggalkan Radea dan Rangga disana.
"Lo mau makan apa enggak?" tawar Radea
"Mau ikut ke jurusan gue gak?" Rangga balas menawari Radea dengan pilihan lain.
"Sound good."
Dia segera beres-beres dan mengiyakan ajakan Rangga barusan. Rangga membawa Radea ke tempat yang tidak terjamah oleh siapapun, bahkan rooftop yang jarang orang tau.
"Kok lo tau tempat ini?"
"Waktu liputan malam," ujar Rangga, "gue selain jadi wapres, anak UKM Inkom juga sih, terus biasanya tiap malam jumat sama minggu kita suka ada di kampus buat liputan. Ada channel youtube juga. Lo ikut inkom dong nanti."
"Interesting, gue pikirin," kata Radea
"Gue boleh nanya gak sih? Agak privasi kayanya..."
"Shoot."
"Lo pacaran ama Kaisar?" tanya Rangga
"Enggak," jawab Radea, "tapi pernah."
"Oh... mantan, tapi masih sayang?"
"Masih," jawabnya santai, "tapi enggak balikan."
"Aneh, dimana-mana orang masih sayang tuh balikan."
"Gue sama dia perlu keluar dari zona nyaman aja si Rang, eh gak enak banget panggil Rang kek semut Rangrang. Kaya kita selalu berdua, dia begitu karena belum nemu orang yang paham selain gue aja, begitupula gue. Kalau kita kenal sama dunia luar dan stuck di tempat yang sama artinya emang dia buat gue. Simpel."
"Kalau dia akhirnya ninggalin lo karena nemu yang baru gimana tuh?"
"Ya gapapa, dia berhak bahagia kok dengan pilihannya dan itu gak harus sama gue. Gue hanya kehilangan status sebagai pacarnya tapi enggak sebagai temannya, Rangga. Egois dong gue, gue ngelepas dia tapi gak boleh dia sama yang lain."
"Oh..."
Rangga dan Radea masih ada diatas rooftop sambil membawa banyak jajanan yang tak sehat, Rangga mengenelkannya lebih dalam daripada Kaisar. Jelas, dia sudah lebih lama daripada Kaisar di kampus ini.
Memang pengalaman yang berbeda.
"Dey..."
"Hm."
"Gue jujur aja nih ya sama lo," kata Rangga
"Apaan?"
"Gue tertarik sama lo."
Radea menoleh, lalu tertawa mendengar pernyataan terus terang Rangga barusan.
"Oke..." Radea mengangguk, "Kenapa lo tertarik sama gue?"
"Lo cantik."
"Fisik ya..."
"Pertama akan selalu apa yang terlihat Radea," ujarnya lagi, "Jadi gue emang ada maksud buat ngedeketin lo sih, mengenal lo lebih jauh."
"Apa nilai jual lo?"
"Gue keren," katanya, "Anak pinter juga. Seenggaknya gak modal ngomong sama tampang sih. Pendapat lo tentang gue?"
"Harus?"
Radea mengangguk, "Lo menarik."
"Jadi lo izinin gue? Kita liat kedepannya apakah akan cocok atau kita tetap berakhir sebagai teman."
"Lo anaknya gak suka basa-basi ya?"
"Radea, gue gak mau buat lo bingung dengan ngedeketin tapi lo gak paham maksud gue. Gue ingin lo tau, bahwa usaha gue saat ini emang niatnya deketin lo buat jadi pacar kalau cocok."
Radea terkesan dengan tindakan blak-blakan Rangga. Lalu Radea mengangguk.
"Oke. Tapi gue gak akan menjanjikan lo apapun."
"Sure."
Sesimpel itu. Mereka tertawa, di hari itu Radea memberikan kesempatan orang lain masik ke hidupnya selain Kaisar dan dia harap ini bukanlah suatu bencana dikemudin hari.
***
Sashi mengirimkan foto Radea yang berada di kantin fakultas Kaisar, mereka tengah makan siang bersama. Ara membalasnya dan mengatakan iya itu
mantannya dan Sashi tak lagi membalas pesan itu. Aneh.
"Raaa anjir ini Kaisar sama siapa, rame banget di base kampus..." Caca heboh memperlihatkan foto Kaisar merangul seorang gadis disana.
Ara baru tau kalau kampusnya memiliki base seperti itu.
"Mantannya itu Radea."
"Anjir cakep banget," respons Caca
"Menurut lo dia cakep?"
Caca mengangguk, "Iyalah, gue mengakui selera si Kaisar emang gak kaleng-kaleng."
"Oh."
"Lo cemburu Ra?"
"Kalaupun iya gak akan mengubah fakta dia mantannya sih."
"Tapi kan cuman mantan, dia masa lalu."
"Bisa aja balikan."
"Dih pesimis gitu."
"Realistis aja sih, gue mulai membatasi diri mungkin, seperti saran Sashi."
"Chat Kaisar deh Ra."
"Chat apa?"
"Ucapin selamat makan siang."
"Alay banget."
Caca tertawa mendengar itu, "Serius, gue ada saran sih, mau gak?"
"Gak usah aneh-aneh."
Lalu Caca memberikan surat dari HIMA jurusannya, "Ini undangan buat jurusan HI. Lo anterin sana."
"Kok lo bisa dapat? Darimana?"
"Tadi gue sok ngide ke kating bilang banyak kenalan di HI."
"Emang otak lo."
"Mau gak?"
"Hmm... enggak ah, bukan gue banget."
"Tapi lo harus bikin Kaisar ngeliat kalau lo gak mudah ditebak Ra, lo fleksibel. Selama ini lo tuh terbaca banget, kalau Kaisar bisa memegang kendali atas lo, kenapa lo gak bisa?"
Menggiurkan. Ara menyetujuinya, dia ingin tahu bagaimana respons Kaisar. Karena kemarin saja pemuda itu terkejut saat Ara bertindak implusif karena lebih memilih membawa makanan daripada menemani Radea.
Jangan menjadi orang yang mudah terbaca.
Sepertinya menarik.
***
Terima Kasih Sudah Membaca Cerita Kaisar
Gimana respons sejauh ini?
Seru????
Nunggu konflik gak?
***
Kalian tetap di tim awal atau oleng?
***
Komen 7000 update besok
Komen 5000 update lusa
Komen 3000 update suka-suka
***
Jangan lupa follow instagram :
asriaci13
seputarkaisar
Zhixinjiwakaisar
Radeaprodhite
Azraorianna
Alesdairabilerdo
Shargarangga
***
With Love,
Aci istri sah dan satu-satunya Oh Sehun
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top