Bagian Dua Puluh Enam | New Chapter

Hai pakabss geng?

Sudah siap masuk ke dalam kehidupan Ara dan Kaisar yang baru?

Mari kita sambut calon couple, mungkin? :)

Btw, biar kenal. Kita absen dulu disini.

Sebutin nama kalian untuk absen, biar aku tau siapa aja yang baca.

Jangan lupa memberikan vote, komen disini yang sudah kasih votes.

Jangan lupa kasih komentar di setiap paragraf.

Selamat membaca cerita Kaisar

Enjoy!

***
Now Playing | Peachy! - Falling For You

Bagian Dua Puluh Enam

Untuk membuatnya jatuh cinta, pertama perhatikan kehidupan sekitarnya, dan sukai serta dekati hal-hal yang membuatnya bahagia.

***

"Jadi daftar panitia inau gak lo pada?" tanya Satria, sambil menyesap rokoknya.

Kaisar mengangguk, "Ikut gue, udah daftar juga."

"Yaelah, Kaisar mah gausah ditanya ngambis banget anaknya segala kepanitiaan dia ikutin semua," respons Sean

Mereka tengah menghabiskan waktu di warung belakang kampus, ini sih spot anak-anak mahasiswa kalau lagi gabut. Biasanya sih yang datang banyaknya kakak tingkat, tapi namanya Kaisar, dia masuk jajaran social butterfly, gak heran sih udah nggak canggung gabung sama kakak tingkat dari berbagai jurusan.

"Mau daftar divisi apa Kai?" tanya Adi

Omong-omong Adi ini adalah koordinator komdis yang waktu ospek marahin Kaisar, setelah Ospek universitas selesai anaknya langsung minta maaf dan Kaisar juga minta maaf. Jadi no hard feeling.

Kalau udah kenal, baik sih orangnya meskipun agak nyebelin. Kadang terlalu memaksakan akan argumentasinya.

"Acara kali bang, tapi seru kali jadi anak acara," jawab Kaisar

"Anak acara tuh jantungnya acara inti tau, tapi gue sih percaya kalau lo, daftar jadi koornya aja," saran Adi

"Ya gue sih mau-mau aja kalau dikasih kesempatan, lagian nanti interview dulu."

Kaisar tidak akan pernah menolak jika sesuatu itu bisa mengeksplor dirinya jauh lebih baik. Sebagian orang akan merendah dan merasa tak mampu, atau kadang terkesan cari aman saja saat pembagian divisi panitia.

Biasanya kalau gak nongkrong di warung babeh, mereka menghabiskan waktu di sekre HIMA atau BEM. Meski Kaisar udah masuk jadi anggota HIMA dia juga kenal dengan anak-anak BEM Fakultas, entahlah jaringan pemuda itu memang banyak sekali.

Selain makan, atau mabar terkadang sambil gitaran dan nyanyi-nyanyi gak jelas. Patungan untuk membeli makanan, paling sih gorengan sama air aqua.

Kaisar bisa membelinya sendiri, mampu. Tapi, rasanya menyenangkan seperti ini. Karena tidak semua orang kecukupan materi seperti dirinya. Bisa saja dia mengatakan 'akan mentraktir teman-temannya' mungkin sebagian orang akan senang jika mendapatkan makanan gratis, tapi terkadang ada beberapa sekumpulan orang tidak ingin merasa direndahkan.

Seperti 'Gue juga mampu bayar' atau 'ptpt aja sih, gue bayar bagian gue aja.'

Jadi daripada berlagak sok kaya, lebih baik mengikuti arus. Lagipula uang tidak bisa membeli pertemanan yang tulus. Kalau uang dijadikan syarat akan pertemanan, saat jatuh miskin semua teman akan hilang.

"Kemarin lo ajak siapa deh ke kampus, yang dikasih tour?" tanya Bima, kini mulutnya penuh dengan bakwan yang baru saja dia ambil dari piring.

"Oh...Dite, kenapa deh?"

"Sabi bagi kontaknya kali," sahut Nazmi, "cakep, atau bagi sosmednya aja."

"Jangan asu udah ditandain Bang Rangga," imbuh Doni

"Lah, Rangga wapres?" Satria ikut menyahuti

"Yoi."

"Mundur gue kalau saingannya Rangga, berat cuy." Nazmi kembali bersuara

"Kenap emang kalau Bang Rangga?" tanya Kaisar

"Yeeeh si bocah masih nanya." Adi menoyor kepala Kaisar, "Lo gak bisa apa liat si Rangga se charming apa? Gue inget tuh pas pemilihan presma si Adit menang gara-gara wakilnya si Rangga."

"Cewek-cewek kan pada kedemenan sama si Rangga, ini aja presma yang terkenal kayanya si Rangga. Baru masuk aja udah masuk kampushits sama teknikhits." Nazmi kembali berkomentar.

"Semenarik itu emang?" Kaisar masih saja kepo.

Jujur saja, dia ingin tahu bagaimana Rangga di mata yang lain. Mungkin first impression dia untuk Rangga bagus. Hanya saja, sebelum dia melepaskan sahabatnya ke orang baru, dia juga harus tau apakah orang baru itu pantas bersanding dengan sahabatnya.

"Gak ngerasa emang Kai?" Doni balas bertanya, "Itu wapres wajahnya unreal banget."

"Tapi dia sih gak akan mau lah nongki di babeh begini," celetuk Rama

"Kenapa?" tanya Doni

"Itu dari ujung rambut sampe ujing kaki brand semua, ke kampus udah kaya mau fashion show anjir," jawab Rama

"Ya emang dia doang yang pantes-pantes aja rambutnya warna-warni, coba yang wajahnya biasa aja udah pasti tuh dihujat jamet sama yang lain," balas Ardi

"Tapi itu sterotipe," imbuh Kaisar, "mungkin dia gak pernah nongkrong disini karena gak ada yang ngajak. Lagian, make brand terkenal kan gapapa, mungkin dia suka sama brand tersebut."

"Siap bang jagoooo..." Danang mengomentari, "soalnya sepatu lo aja merek gucci sih Kai."

Seketika semua sorot mata langsung teralih ke sepatu Kaisar. Bukan hal aneh sih jika Kaisar memakai barang-barang yang sangat mengocek kantong. Tapi, dia membeli sepatu ini bukan niat pamer atau agar dia berada di strata teratas, hanya karena suka dan nyaman saja.

"Tapi Kai masih mau ke babeh." Satria mengomentari, "Tapi, Kaisar tuh udah bisa nyaingin pesona Rangga sih, cuma versi lebih ramah aja."

Kaisar tertawa mendengar respons mereka. Obrolan tentang Rangga terhenti dan mereka kemudian membahas kepanitiaan inaugurasi. Tentang tips-tips interview agar diterima nantinya.

Hanya saja bunyi notifikasi ponsel Kaisar membuat dirinya tidak fokus menyimak pembicaraan teman-temannya.

Dia membuka pesan yang dikirim oleh seseorang.

Azra Orianna :
Kai boleh minta tolong?

Kaisar:
minta tolong apa Ra?

Azra Orianna :
Mau minta tolong orderin grabcar dong Ara mau pulang, cuman ini aplikasinya di handphone Ara eror mulu.
Mau minta tolong kak Erdo lagi ngasleb, gak dibales. Caca gak masuk hari ini sakit, terus kak Ezra gak bales, Bunda juga, Sashi gak tau kemana.

Membaca pesan yang dikirimkan oleh Ara membuat sudut bibir Kaisar terangkat, gemas.

Kaisar :
udah?

Azra Orianna :
Eh... iya, udah...😬

Kaisar :
Gue anterin balik aja ya?

Azra Orianna :
Gak ganggu? Takutnya sibuk, orderin grabcar aja tapi jangan dulu dibayar biar Ara pake cash aja.

Kaisar :
Lagi free kok, gue anterin aja. Lo masih di fk itu?

Azra Orianna :
Ara di bank yang deket rektorat, tadi abis ambil uang

Kaisar :
Yaudah tunggu disitu, gue jalan sekarang.
Ra?

Azra Orianna :
Bener kan ya gak ngerepotin?
Kenapa Kai?

Kaisar :
Gak usah dijelasin panjang lebar, gue pasti mau nganterin lo balik :)

Azra Orianna :
Kan biar Kai percaya aja

Kaisar :
I trust you Ra :)
Gemes asli ternyata kalau udah kenal

Azra Orianna :
Mending Kai otw deh cepet

Kaisar menutup aplikasi chat itu dan menaruh kembali ponsel ke saku celananya. Tak lupa pamit kepada teman-temannya disana, izin pulang lebih dulu.

***

Ara bisa melihat mobil Kaisar melaju ke arahnya, sebelum mobil itu berhenti tepat di depannya. Ara tersenyum sekilas, lalu dia segera naik ke mobil Kaisar.

Kaisar refleks menoleh, lalu dia langsung memasangkan seatbelt Ara. Sialan, mengapa debaran jantung Ara berdetak sangat cepat, dia takut, takut jika Kaisar bisa mendengarnya.

"Gimana kuliah hari ini Ra?" tanya Kaisar yang kini sudah melajukan kembali mobilnya.

"Ya sama aja sih. Kai udah gak ada kelas emang?"

"Dibatalin sih."

"Kok gak balik? Lagi ngapain?"

"Ngumpul sama yang lain."

"Ganggu dong Ara? Padahal tadi kalau Kai sibuk Ara minta orderin doang."

"Kalau ganggu ya mana mau gue anterin Ara." Kaisar menoleh dan tertawa jenaka, membuat debaran jantung Ara kembali menerpa.

"Lo potong poni?" tanya Kaisar

"Hah?"

"Bukan hah? Dijawab dong."

"Oh... iya, kenapa? Aneh ya?"

"Enggak kok, cute."

Ara bisa merasakan pipinya memanas. Sejak kapan dia merasa seperti ini hanya karena sebuah pujian. Kayanya dia memang benar-benar menyukai cowok yang duduk disampingnya sekarang.

"Thanks..."

Kaisar hanya mengangguk, sebuah lagu berjudul Therapy milik Kyan Palmer menemani mereka. Ara bahkan memperhatikan Kaisar yang menyanyikan lagu itu dengan santai, dia sepertinya tak sadar.

"Suara lo bagus," puji Ara

"Thanks." Kaisar terkekeh saat menjawabnya

"Bisa main gitar Kai?"

"Bisa sih tapi nggak konteks jago ya, cuman ya sekadar pengisi gabut aja."

"Oh orang kaya lo bisa gabut juga."

"Orang kaya gue gimana?"

"Ya ambisius," jawab Ara

"Suka gak ngaca kalau ngomong, lo juga ambis tau Ra."

"Tapi gak seambis lo, Kai. Btw, kapan-kapan lo nyanyiin gue dong sambil gitaran."

Cukup terkejut dengan permintaan Ara, Kaisar sempat tersentak sebentar.

Ara selalu menjadi orang tak bisa ditebak.

"Boleh, mau kapan?"

"Sebisanya aja Kai."

"Weekend ini deh, kalau weekday kita sibuk kan ya? Lo juga pasti banyak tugas sih."

"Yaudah weekend aja."

"Mau sekalian ketemu Dash, enggak?"

"Dash? Kucing lo?"

"Yaps, sekalian kenalan aja sama anak gue."

"Yaudah deh boleh."

"Di rumah gue berarti ya, nanti mau gue jemput apa gimana?"

"Gak usah Kai," tolak Ara, "bisa dianterin kok, kasian lo nya nanti bolak-balik. Shareloc aja."

"Yaudah boleh."

Sejujurnya ada keinginan dalam dirinya untuk memberitahu Kaisar bahwa dia memiliki rasa, tapi Sashi dan Caca melarangnya. Mereka hanya takut Kaisar tak nyaman kemudian menjauhinya.

Hanya saja, saat dia rasa bahwa rasa itu sementara, entah mengapa perasaan Ara semakin menggebu dan dia seperti menemukan sosok yang ia cari di diri Kaisar.

Sepertinya dirinya terkena karma, karena dulu dia paling anti dan menolak orang-orang seperti Kaisar. Tapi, sekarang justru dia sendiri yang secara sukarela masuk ke dalam kehidupan Kaisar.

"Kai, kayanya seru juga kalau weekend sekalian kita masak-masak."

"Boleh, nanti biar gue siapin bahan-bahannya, mau masak apa?"

"Nanti kita belanja bareng aja, lo ada request gak?"

"Ada, gue lagi pengin makanan rumahan yang bener-bener rumahan sih."

"Apa?"

"Sop Iga, cah kangkung, udang saos padang."

"Makan besar?"

"Yaps."

"Boleh, nanti gue masakin," ujar Ara

"Bisa?"

"Kalau gak bisa kan gak akan nawarin."

"Siapa tau biar terlihat keren aja biar keliatannya serba bisa gitu."

"Buat apa? Malu-maluin."

"Yaudah fix ya Ra."

"Iya."

Tapi, satu hal yang Ara akan ingat sekarang. Nasehat Erdo, bahwa ketika menyukai seseorang cari tau apa yang menjadi hal yang dia sukai dan apa yang membuatnya bahagia.

Langkah Ara sekarang sudah benar, kan?

***

Terima Kasih Sudah Membaca Cerita Kaisar

Visualisasi Ara potong poni, btw ini Love bisa beda banget karena poni doang.

Liat dari chapter sebelumnya banyak yang oleng ternyata ke couple ErdoRa 🤟

Padahal couple KaisAra jauh lebih cute, apalagi kalau Kai nya udah bucin.

Eh, tapi Kai bakal bucin? 🤫

***

Komen 8000 untuk lanjut

Spam komen disini!

***

Jangan lupa follow instagram :

Asriaci13

Seputarkaisar

Shargarangga

Zhixinjiwakaisar

Alesdairabilerdo

***

With Love,

Aci istri sah dan satu-satunya Oh Sehun

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top