Bagian 2 | 'Dia' Kaisar

NOW PLAYING | Keshi - More

Selamat Membaca Cerita Kaisar

Challenge Komentar di Setiap Paragraf

***

BAGIAN DUA | 'DIA' KAISAR

Kebanyakan dari kalian hanya mengikuti peraturan yang ada. Tanpa pernah berpikir bahwa dengan mengikuti aturan yang ada tetapi tidak tahu maksud dan tujuan dari peraturan itu digunakan.
Hal itu hanya akan membuat kalian stuck di satu tempat. Tidak membuat perubahan apa-apa.

***

OSPEK DAY 1
OSPEK Universitas

Mengapa dirinya harus mengikuti rangkaian OSPEK?

Perlu diakui bahwa hal yang paling melelahkan adalah kegiatan OSPEK. Bukan dia tidak menyukai bersosialisasi, hanya saja dia lelah mengikuti setiap rangkaian tetapi dia juga bukan tipe orang yang akan menolak suatu aturan. Daripada mendebat, dia lebih baik mengikuti.

Let it flow.

Sesuai aturan dari panitia, Ara ikut berbaris sesuai kelompoknya. Dia juga sudah berkenalan dengan teman anggota kelompoknya, meskipun ada beberapa namanya yang sudah Ara lupakan. Dia tidak terlalu pintar dalam mengingat nama orang lain jika mereka tidak sering berinteraksi.

Yang bisa Ara ingat hanya Caca, nama asli gadis itu ternyata Resa namun lebih senang dipanggil Caca. Bisa ingat karena gadis itu berisik dan calon social butterfly, selain itu karena ternyata mereka juga satu jurusan.

Nama lain yang Ara ingat adalah Doni, Akash dan Kaisar. Ketiga orang itu sama seperti Caca, berisik dan terlalu banyak bicara.

Doni, pemuda itu sudah seperti bibit fuckboy, yang sepertinya masuk ke kampus sini karena hoki. Dia sibuk menggoda cewek-cewek kelompok sebelah, atau Caca. Dia dan Caca selalu bertengkar atau memperdebatkan hal-hal remeh, dan Ara tidak mau terlibat.

Akash, entahlah Ara tidak habis pikir bagaimana pemuda modelan dia bisa masuk ke kampus ini, jurusan kedokteran pula. Atau waktu test dia ngecheat. Jalan pikirannya ambigu dan dia juga tipe-tipe social butterfly. Bahkan pemuda itu sudah mengenal beberapa kakak tingkat dan mengobrol dengan santai.

Sejak kapan pula kenalnya? Padahal yang Ara tau dia dari luar kota?

Lupakan. Tidak terlalu penting.

Yang paling menyebalkan di antara semua adalah pemuda yang bernama Kaisar. Kemarin di Grup chat kelompok mereka dia yang selalu nimbrung dan membahas hal-hal aneh. Cari perhatian dari kakak mentor.

Begitulah pandangan Ara. Seperti dia menanyakan berapa jumlah panitia, terbagi ke dalam berapa divisi atau dia menanyakan visi-misi BEM yang dia tidak pahami. Padahal dia bisa membaca sendiri di buku panduan ospek. Terus saat ada yang menegur untuk personal chat, jawaban dia adalah biar semua orang tau jawabannya.

Padahal yang butuh jawaban dia sendiri.

Dia juga secara sukarela menjadi ketua kelompok. Biarlah, setidaknya dia mengurangi orang-orang saling menunjuk untuk dijadikan tumbal sebagai ketua kelompok.

Yang membuat Ara semakin meyakini bahwa pemuda itu hanya mencari perhatian adalah pagi ini.  Kaisar dengan sengaja datang membawa kendaraan pribadi, mobil sport keluaran terbaru pula. Seolah ingin menjelaskan dimana status sosial dia berada.

Padahal jelas-jelas di aturannya tertulis bahwa tidak diperbolehkan membawa kendaraan pribadi.

Apalagi kalau bukan caper? Pamer? Atau keduanya?

Tentu saja kedatangan pemuda itu membuat beberapa pasang mata menatap ke arahnya, apalagi cewe-cewek yang sengaja mencari kecengan, cogan kampus dan lainnya. Termasuk Sashi, sahabatnya. Dia bahkan menanyakan Kaisar.

Biar Ara menilai penampilan Kaisar pagi ini.

Pemuda itu menggunakan seragam SMA, dengan kemeja putihnya sengaja dikeluarkan. Rambut yang seharusnya dipotong setengah centi masih dibiarkan panjang.

Tipekal badboy? Yang melanggar aturan?

Menurut dia keren kali, padahal tidak sama sekali.

Cewek yang menyukai cowok urakan seperti itu, akal sehatnya dimana? Lebih mending Erdo yang baik dan selalu tertata hidupnya kalau seperti ini.

Pemandangan ini belum berhasil karena dia dengan sengaja menyisi rambut panjangannya dengan jari ke belakang.

Wow... tebar pesona.

Sebelum langkah kaki pmuda itu mndekat ke kerumunan mahasiswa baru, tiba-tiba saja ada dua orang panitia yang mendatanginya. Sepertinya dari divisi komdis, terlihat dari tulisan di punggungnya berwarna merah dan juga menggunakan ban tangan agar maba bisa tau mereka dari divisi mana.

"Zhixin Jiwa Kaisar..."

***

Sengaja Kaisar datang dengan penampilan berantakan, dia ingin tahu hukuman apa yang akan dia dapatkan. Paling tidak jauh dengan sanksi olahraga. Push up atau plank.

Baru saja dia turun dari mobil, semua tatapan mata sudah menatap ke arahnya. Baik mahasiswa/i atau bahkan panitianya.

Seharusnya sudah bisa di prediksi sih.

Belum saja dia masuk ke dalam barisan kelompoknya, sudah ada dua orang panitia yang menghampirinya dengan raut wajah dibuat garang. Agar nyali Kaisar menciut? Tentu saja tidak. Dia bahkan tidak takut sama sekali dengan tatapan itu.

Salah satu panitia itu menyentuh name tag Kaisar, "Zhixin Jiwa Kaisar..."

Kaisar menampilkan senyumannya, dengan tatapan yang lurus menatap ke arah dua panitia itu. "Iya saya kak."

"Telat!" katanya, "lima menit, dua seri."

Kaisar menurut, dia turun dan melakukan push up sebanyak 20. Kemudian dia kembali dengan sikap posisi sempurna.

"Kak sebelum itu mending kakak kenalin dulu nama kakak siapa," pinta Kaisar

"Kamu gak kenal saya? Buku panduannya gak dibaca? Itu ada foto semua anggota seharusnya kamu bisa tau siapa saya?"

"Saya baca..."

"Terus kenapa kamu gak kenal kita berdua?!" sambung panitia satunya lagi.

"Karena fotonya berbeda kak, di foto keliatan lebih putih aslinya enggak."

Jawaban Kaisar membuat gelak tawa yang ada disana, meskipun langsung ada orang yang menegur tindakan mereka. Padahal beberapa panitia pun sepertinya menahan tawanya agar tidak keluar.

Gengsi dong. Masa ketawa sama ocehan maba.

"Maaf kak, yang saya bilang fakta."

"Pencahayaannya lagi bagus saat itu." Mencoba sabar, menghadapi maba kurang ajar seperti Kaisar.

"Oh...saya kira di edit."

"Ini ngapain jadi bahas foto! Coba kamu sebutkan nama panjang kita, lengkap!"

"Sama NIM juga gak kak?"

"Ya."

"Kakak yang ini..." Kaisar menunjuk kakak tingkat yang kurus tinggi dan berkulit agak gelap, "Josefine Ichsan, dipanggil kak Isan. Jurusan Teknik Metalurgi, NIM 121118123, angkatan 2018." Kaisar menatap orang yang lumayan berisi badannya dan menggunakan kacamata, "Namanya Rama Aditya Pratama, dipanggil kak Rama. Jurusan Psikologi, NIM 721118043, angkatannya 2018."

Kedua panitia itu berdecak pelan, karena yang dikatakan oleh maba itu benar bahkan dengan NIMnya. Benar-benar tidak melakukan kesalahan.

"Seragam masukin!" tunjuk Rama, matanya seperti ingin menerkam Kaisar saat itu juga.

"Ini?" Kaisar menyentuh ujung seragamnya, kedua alisnya menukik, "Alasannya kenapa kak?"

"Peraturan!"

"Oh..." Kaisar memasukan kemeja ke dalam celananya dengan santai, mengikuti peraturan katanya.

Ichsan menyentuh ujung rambut Kaisar, "Ini rambut kenapa gak di potong? Berapa peraturan yang dilanggar. Sebutin Ram."

"Bawa kendaraan pribadi, telat, kemeja gak dimasukin dan rambut panjang. Ini masih hari pertama. Udah berasa Univ milik dia sendiri kali."

"Saya gak membawa kendaraan pribadi kak, tapi mengendarai. Di peraturan adanya tidak membawa bukan mengendarai. Harusnya lebih jelas kak, tidak rancu seperti itu."

Berani sekali. Pagi ini benar-benar menjadi tontonan gratis, tidak pernah ada dalam sejarah mahasiswa baru seberani Kaisar dalam bertanya dan menentang beberapa peraturan dasar yang sudah terjadi secara turun temurun.

Perihal tidak membawa kendaraan, rambut di cepak dan seragam rapi. Itu adalah peraturan dasar dan hampir seluruh universitas menerapkan hal yang serupa.

"Lalu kenapa saya harus memotong rambut saya sampai setengah centi? Ada alasan krusial bahwa maba harus memotong rambutnya?" tanya Kaisar, tatapan pemuda itu seolah ingin tahu akan alasan dibalik harusnya maba memotong rambut.

"Gunting aja San, ribet banyak nanya," ujar Rama

"Loh bukannya kata kakak sendiri ya kalau ada yang gak dimengerti saya harus bertanya? Kenapa saat saya bertanya kalian malah kesal?"

Nada suara Kaisar cukup keras sehingga bisa terdengar oleh beberapa panitia yang kini menghampirinya. Kaisar tersenyum, jebakan. Umpan yang dia diberikan ternyata berhasil. Karena ini adalah tujuannya.

Mengumpulkan panitia yang hanya mengikuti aturan tanpa membuat trobosan baru. Panitia-pqnitia yang bekerja karena terus saja menjadi followers dari aturan terdahulu. Seharusnya di evaluasi, tak ada perubahan dalam masa orientasi, semuanya sama aja penindasan, pembullyan dan selalu dijadikan ajang balas dendam.

"Saya masih akan maafkan kamu kalau kamu minta maaf sekarang. Memangnya kamu tidak bisa mengikuti aturan yang kami buat?"

"Saya gak salah kenapa harus minta maaf, peraturan potong rambut untuk apa?"

"Agar lebih rapi," jawab Rama

"Kalau seperti itu kenapa kakak berdua tidak melakukan hal yang sama?"

Fyi, Ichsan dan Rama memiliki rambut yang sedikit lebih gondrong daripada yang lainnya.

"Sekarang saya tanya. Potong rambut sampai setengah centi itu tujuannya agar lebih rapi atau untuk ajang perpeloncoan?" Kaisar melontarkan satu pertanyaan yang cukup sakratue.

"Supaya mudah ya manggil maba dengan sebutan botak? Begitu?" tanyanya lagi.

Saat itu semua mata terfokus kepada Kaisar, banyak mahasiswa baru yang takjub dengan keberanian Kaisar. Tak sedikit dari mereka menyoraki Kaisar dan dominan kaum adam yang menyetujuinya. Katanya kalau botak mereka jadi gak ganteng dan keren lagi.

Entahlah itu persepsi darimana. Padahal kalau dasarnya ganteng mau rambut panjang, pendek, botak atau gimanapun akan tetap ganteng.

Sementara garis-gadis langsung berbisik-bisik dan mencari tahu informasi tentang Kaisar. Secepat kilat mereka mengetahui beberapa informasi tentang Kaisar, seperti asal sekolah, kelompok berapa dan nama lengkapnya. Saat itu juga sudah bisa dipastikan Kaisar akan menjadi idola cewek-cewek dan terkenal dikalangan mahasiswa baru ataupun panitia ospek kali ini.

Adi, selaku koordinator Komdis langsung membawa Kaisar menjauh dari kerumunan panitia dan juga mahasiswa baru. Adi mengamankan Kaisar ke ruangan khusus panitia. Kaisar menurut saja dan terdenger keluhan dari mahasiswa baru karena tidak bisa melihat adegan selanjutnya yang akan terjadi.

***

Kaisar telah kembali ke barisan kelompoknya, bahkan mentor mereka Sofia dipanggil entah untuk apa. Berdasarkan rumor yang beredar, presiden BEM mereka sampai turun tangan untuk menangani kasus Kaisar barusan.

Entah apa yang terjadi di ruang panitia, tapi senyuman cerah Kaisar pagi ini membuktikan bahwa pemuda itu mendapatkan apa yang menjadi keinginannya. Jawaban Kaisar selalu mengatakan tidak ada apa-apa, tidak ada yang terjadi disaat banyak orang yang bertanya karena kepo.

Selain bertanya tentang hal itu, banyak juga cewek-?cewek yang secara terang-terangan meminta kontak Kaisar.

Jawaban menyebalkan dia adalah, 'Di grup angkatan ada, cari aja ga'

Berasa paling ganteng sedunia.

Ara yang melihat Kaisar di kerumuni oleh banyak orang, dia langsung menyimpulkan lagi sesuatu. Sepertinya Kaisar sudah terbiasa dengan hal seperti itu, menjadi pusat perhatian.

Benar, Ara harus menghindari tipe cowok seperti Kaisar. Dia sudah menjadi social butterfly di hari pertama ospek tanpa perlu memperkenalkan diri dari satu ke satu. Tapi langsung mendeklarasikan namanya disaat melakukan kesalahan.

Pinter sih, langsung terkenal.

"Kaisar keren banget Ra," komentar Caca

"Biasa aja," jawab Ara, tak tertarik sama sekali dengan topik pembahasan mereka.

"Mendingan Kaisar tau Ra dibanding Doni."

"Gak ada yang mending."

"Lo punya pacar ya Ra?"

"Enggak."

"Coba kasih tau kekurangan Kaisar. Udah ganteng, keren, berani, kaya raya, ramah, otaknya pinter.
Cocok jadi tipe suami idaman kan Ra?"

"Bisa masak dia?" tanya Ara

"Mana gue tau. Tapi anggap aja bisa biar sempurna duniawi dan surgawi."

"Mau dia sempurna atau segala hal bisa dia lalukan. Gue gak akan pernah suka sama cowok modelan kek dia. Tebar pesona dan cari perhatian."

Tanpa sadar, Ara mengatakannya saat Kaisar berdiri tal jauh dari tempatnya berada. Kaisar memperhatikan Ara dan tatapan mereka tak sengaja bertemu. Kaisar tersenyum ke arah Ara, senyuman yang mungkin sebagian orang akan menganggapnya memikat. Tapi tidak untuk Ara. Ara tak membalas senyuman itu dia hanya khawatir.

Khawatir Kaisar mendengar apa yang baru saja dia katakan kepada Caca.

Bukan karena takut dibenci oleh pemuda itu, tapi dia takut dipermasalahkan dan membuat dia harus berhubungan dengan orang bernama Kaisar.

***

Terima Kasih Sudah Membaca Cerita Kaisar.

Oh iya mungkin buat yang udah baca cerita ini sebelumnya ada beberapa hal yang aku ganti, jadi kalian harus baca lagi.

Social Butterfly : sebutan bagi orang-orang yang memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan orang-orang banyak, termasuk orang baru. Bisa dikatakan anak hitz yang punya banyak teman.

Biasanya OSPEK itu terdiri dari 4 hari.

Hari pertama dan kedua adalah ospek Universitas, dimana dalam satu kelompok digabungkan dari berbagai macam jurusan. Panitianya pun oprek dari seluruh jurusan dan angkatan.

Kemudian hari ketiga biasanya ospek Fakultas. Biasanya terdiri dari dua jurusan atau tiga. Tergantung ada berapa jurusan di fakultas itu. Seperti, misalnya Fakultas Ekonomi dan Jurusannya ada dua Manajemen dan Akuntansi. Biasanya yang ngelolanya dari BEM Fakultas dan sering diadain OPREK buat panitianya. (Opreknya hanya seputar fakultas ya jadi yang bisa ikut hanya anak manajemen dan akuntansi)

Panitianya terdiri dari mahasiswa aktif atau anak himpunan yang daftar.

Nah yang terakhir adalah ospek jurusan. Ini dikelola oleh anak himpunan jurusannya sih biasanya. Jadi enggak oprek.

Kalian tim mana? Setuju dengan pandangan OSPEK seperti Kaisar atau kaya Ara ikutin aja karena gak mau repot?

#Kaisar

#Ara

Kalau kalian jadi Maba di Universitas yang sama, kalian bakalan nganggap Kaisar

#Caper

#Keren

Kira-kira cerita ini mending pake RolePlayer jangan?

#pake

#jangan

***

Jangan lupa follow instagram

Asriaci13

***

With Love,

Aci istri sah dan satu-satunya Oh Sehun

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top