Prolog: Ody
Jantungku berdebar.
Tanganku berkeringat.
Beberapa kali aku sudah mengembuskan napas.
Tangan Mama sejak tadi kuremas untuk mengurangi rasa gelisah yang berlebihan. Sebenarnya, tidak perlu mencemaskan apa-apa. Aku hanya perlu melangkah menuju suamiku. Menjemput kebahagiaan kami.
Aku merasa jadi pusat perhatian ketika melewati pintu utama gedung. Semua mata tertuju padaku. Sesekali flash kamera menyela setiap langkah. Mendadak jarak pintu dengan meja itu terasa jauh. Mama terus meyakinkan untuk tetap melangkah. Di sisi kiriku, Mbak Maya hampir mencubit karena aku sempat berhenti.
Air mataku cepat menggenang ketika punggung itu sudah terlihat. Aku sama sekali tidak membayangkan jika kami akan sampai di sini, di titik ini. Tempat di mana kami berhenti menjadi egois dan memulai apa yang seharusnya kami mulai bertahun-tahun lalu.
Seperti baru kemarin, kami saling meninggalkan. Keyakinan yang selalu tergerus oleh keraguan-keraguan. Kami sempat terseret. Terombang-ambing dalam ketidakpastian waktu yang akan membawa kami pada takdir; berpisah atau bersama.
Kami saling menyakiti, alih-alih duduk bersama meredam ego. Kami memilih jalan yang memutar dan terjal, lupa jika ada jalan paling mudah untuk sampai di titik ini. Tapi apakah, akan sama? Tentu berbeda. Jalan memutar dan terjal itu, menjadi saksi cinta kami. Ada banyak rasa sakit, air mata, rindu, gamang ... yang detik ini seperti dibayar lunas.
Ada kelegaan luar biasa yang menyelinap di hatiku.
Namun, bukan berarti kami tidak mencemaskan yang ada di masa depan. Sesuatu yang abu-abu. Yang tidak bisa diraba. Kami hanya perlu menjalani, bukan?
Kuhela napas sekali lagi. Jantungku masih berdebar.
Tinggal satu langkah lagi.
Hingga tangan Mama dan Mbak Maya melepasku. Digantikan dengan genggaman tangan Regan.
Kutatap matanya dalam-dalam. Dapat kulihat pantulan diriku dalam manik mata itu.
Regan ... aku masih tidak percaya kita akhirnya ada di sini. Banyak hal sudah kita lalui tanpa bersama. Entah membahagiakan, atau menyedihkan. Tapi kita berhasil melaluinya, meski hati kita compang-camping oleh segala perasaan yang kita sendiri tidak mengerti.
Hari ini, besok, lusa, dan seterusnya ... tetaplah bersamaku.
***
Prolognya Regan belum diketik 😂
Rabu, 19/06/2019
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top