Just Lenku @rekomochii
[Hahaha]
Len : Hai mik~
Miku : Hahaha hai juga
Len : gimana kabarnya?
Miku : hahaha
Len : lagi ngapain?
Miku : hahaha
Len : eh masa si gakupo gini
Miku : hahaha
"JAWAB HAHAHA LAGI GUE BAKAR NEGI LO!" teriak Len sambil membanting hapenya ke kasur.
Lalu hapenya memantul dan kena hidungnya.
[Anak]
Miku menemukan gambar seorang gadis loli dengan rambut panjang pirang dikucir dua dan iris teal di galeri Len.
"Len? Siapa ini?"
"Anak kita di masa depan. Lucu, yaa?"
--sera lu aja, Len. Sebenernya itu gambar Karin yang di anime Kamichama Karin versi loli.
[Payung]
Len mengutuk dirinya. Pas bawa payung ke sekolah, nggak pernah hujan. Sekalinya gak bawa malah hujannya deras banget.
Ia menunggu hujan reda di teras, bertemankan smartphone dengan baterai yang sudah dibawah 3%.
Baru mau main game--tut tut tut--mati.
"Len?" Ternyata Miku yang memanggilnya.
"Apaan?"
"Nggak bawa payung, ya?"
"Nggak."
"Hujan-hujanan, yok!" ajak Miku dengan wajah cerah.
"Eh? Boleh, boleh..."
Akhirnya mereka berlari ke rumah tanpa pelindung dari hujan. Menginjak kubangan, mendorong ke selokan, bahkan berhenti sebentar di bawah aliran air yang seperti pancuran.
Tanpa payung pun bisa lebih mesra, ya.
[Pagi]
Kata Len, senyum Miku seindah mentari pagi.
Iris matanya sejernih embun pagi.
Suaranya semerdu kicau burung di pagi hari.
Sayangnya, Miku nggak bisa bangun pagi.
"Maaf, Len... Aku kesiangan lagi..." ujar Miku pada Len yang menunggu di cafe sampai terkantuk-kantuk.
[Y]
Len : Mik, malem ini gue mau jujur sama lu.
Len : sebenernya gue tuh suka sama lu, sejak pertama kita ketemu pas ospek itu lho.
Len : beneran, gue sampe kepikiran lu terus. gue sampe ngepoin lu di sosmed, nanya temen-temen gue, kali aja mereka ada informasi tentang lu, ehehe.
Len : jadi gimana? mau gak jadi pacar aku?
Miku : Y
Walau jawabannya hanya satu huruf, Len sudah sangat bahagia.
[Biru]
Malam pesta topeng.
Seorang gadis berhasil menaklukkan hati Len. Dari rambutnya yang ditata rapi, gaun yang elegan, cara berdansanya yang anggun, kecantikannya yang misterius karena topeng yang dikenakannya. Terlebih lagi mata indahnya.
"Iris birumu itu mempesona." ujar Len pada gadis itu.
"Kuberitahu, ini teal. Bukan biru, tuan."
[Ilusi]
"Miku! Aku bisa sulap!" ucap Len ceria siang itu.
"Masa? Coba aku lihat." Miku mulai tertarik.
"Lihat ini?" Len menunjukkan koin di tangan kanannya. Miku mengangguk.
Lalu ia mengulurkan tangan kanannya. Entah mengapa, tak ada koin disana.
"Lho? Mana koinnya?"
"Di... Sini!" Len mengulurkan tangan kirinya. "Yaaah... aku salah sulap... Nggak ada koin..."
"Yaaah..."
"Tapi kalau cincin untukmu ada... Hehehe..." Len membuka tangan kirinya. Cincin dengam permata bening ada disana.
"Waaaah! Senangnyaaa! Makasih Len!" Miku memeluk laki-laki yang lebih pendek darinya itu.
[Rahasia]
Sudah menjadi rahasia umum kalau Len dan Miku saling menyukai.
Hanya cara penyebaran rahasianya yang berbeda.
Mereka mengetahui perasaan Len dengan cara ini.
"Broo, lu suka sama Miku, ya?"
"Heh! Gak kok! Hoax!"
"Udah ngaku ajaa, gak usah pura-pura~"
"Iyeiye! Gue ngaku dah!"
Berbeda dengan Miku.
"Sebenernya gue suka sama Len, tapi jangan bilang-bilang ya."
"Iya iya. Hooooooi! Miku suka sama Len!"
"LU MINTA GUE TAMPOL!? DIEM!"
[Tinggi]
Len mengecup kening Miku. Miku terkekeh.
"Len, Len. Mau cium aja harus naik bangku dulu."
"Yah, mau gimana lagi? Kamu ketinggian, sih!" Len memalingkan wajahnya yang memerah sambil turun dari bangku taman.
[Hari]
Hari Senin tanpa Miku? Len dua kali lebih ngantuk.
Hari Minggu tanpa Miku? Dompet Len dua kali lebih tebal.
[Dilema]
Len tidak pernah merasa sebingung ini sebelumnya.
Dia tak tahu mau memilih yang mana. Dua-duanya baik, berwajah manis, ramah, menyenangkan, tapi mengerikan kalau marah.
Ngedate sama Miku, atau PS-an dirumah Piko, ya?
[Amanat]
Di gereja tua itu, mereka menikah.
Sang pengantin pria menggandeng gadis berambut tosca di sebelahnya dengan setengah hati. Mata gadis itu sembab seolah habis menangis.
Mereka tidak saling mencintai, pernikahan mereka hanya karena amanat dari orangtua semata.
"Baik, dengan ini, aku sahkan kalian sebagai suami istri."
DUAR!
Ledakan terjadi di belakang altar. Para saksi kalang-kabut. Pengantin pria pingsan. Penghulu terkenal ledakan.
Seseorang menarik lengan sang pengantin wanita dan membawanya pergi. Menghilang di balik kepulan asap dan debu.
"Sesuai rencana, Len..." ujar sang pengantin wanita.
"Miku, anggaplah cincin di jarimu itu pemberianku. Jadi aku tak perlu repot-repot mencari di toko." ujar sosok itu sambil menarik penutup wajahnya.
"Hahaha. Setelah ini, kemana kita?"
"Pergi dari kehidupan bangsawan penuh aturan yang menjemukan, dan memulai hidup baru."
[Maya]
Ia ingin memilikinya, tapi takkan pernah bisa.
Memang tidak ada laki-laki yang dekat dengannya.
Memang tidak ada keluarga gadis itu yang akan menentangnya.
Tak ada perjodohan yang akan menghalangi cintanya.
Tapi, tetap tidak bisa.
Gadis itu ada, tapi tak nyata.
Hari ini, ia akan membuktikan kalau ia bisa menggapainya.
"Hai, aku Len. Kau kenal aku?"
Gadis itu tersentak, seolah sudah bertahun-tahun tidak disapa. Ia tersenyum canggung, lalu mengangguk.
"Aku akan bersamamu selamanya. Aku janji takkan meninggalkanmu, Miku."
Mereka berpelukan di sisi pohon tua, di samping mayat seorang pemuda yang tergantung.
Len benar-benar mencintai Miku, roh penunggu kuil di tepi pantai.
~END~
Ps: baca yang dibold yaa khusus untukmu rekomochii
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top