Just Lenku -4

A/N : kan saya dah bilang nda tau mau kasih judul apa /slap

[sleep]

Hawa dingin dari mesin. Suasana tenang, hanya suara dari film yang masih berputar.

Miku memeluk lengan Len, tertidur pulas. Len masih menikmati film.

[reality]

Itu sih pencitraan.

Kenyataannya, Miku mendengkur keras sekali. Beberapa pasang mata memandangi Len dan Miku, merasa terganggu.

Duh. Mana suara ngoroknya cempreng. Len ingin membangunkannya, tapi tak tega mengganggunya.

[twincest]

"Kenapa Master sering membuat lagu cinta, tapi karakternya Rin dan Len? Twincest itu... aneh aja kalo menurutku." Miku mengutarakan pendapatnya pada anggota Vocaloid lainnya.

"Menurutku juga gitu, sih. Tapi kan, suara mereka berdua cocok buat duet. Nah, lagu yang sering ada duetnya kan lagu-lagu yang temanya cinta-cintaan." ujar Gumi panjang lebar.

"Lagian, walaupun ada sekian banyak vocaloid cewek, para fans akan lebih suka kalau Len duetnya sama Rin. Secara kan mereka udah biasa liat Len bareng sama Rin, sampe mungkin mereka lupa kalau Len dan Rin itu saudara." Gakupo berteori.

"Kau cemburu?" tebak Luka.

"Ng-nggak kok!"

Tepat sasaran.

[fall]

Miku senang melihat Len lewat di depan rumahnya. Tapi tidak kali ini.

SRAK SRAK SRAK

"MIKUUUUUUUUU!"

NGEEEEEEENG! WUUUUUUUSH!

"LEEEEEEEEEEN! AWAS KAU!"

Daun dengan spektrum merah-jingga-kuning yang sudah susah-susah disapu Miku beterbangan ke segala arah. Daun musim gugur memang indah, tapi tidak saat kau harus menyapunya dan mereka beterbangan lagi.

Sebuah daun maple jatuh di kepala Miku.

Miku mendengus.

[star]

Pukul sepuluh malam. Malam tahun baru.

Len tersenyum, memandang tebaran bintang di langit malam.

Malam ini, bintangnya banyak sekali. Kilauan mereka indah, seindah iris teal seseorang.

Melihat bintang bersamanya, pasti akan menyenangkan.

Sayangnya, yang disebut gampang sekali molor. Di bioskop saja ngorok.

[stalker]

Miku, HP, kuota, dan instagram. Akhir-akhir ini, andaikan Miku tidak rutin menghapus riwayat penelusuran, kita bisa melihat kalau Miku sedang gencar-gencarnya stalking akun seseorang.

Siapa? Yang nanya /plak

Siapa? Kagamine Len.

Sejak Len tampil sebagai vokalis band di acara ulang tahun sekolah, Miku mau tak mau harus mengakui kalau ia menggemari vokalis band tersebut.

Stalking sampai ke akar-akarnya, mumpung akunnya tidak digembok.

Ah, Len mengupload sebuah video. Dari captionnya, tertulis kalau Len meng-cover sebuah lagu.

Miku menjerit kegirangan dalam hati. Tak sabar mendengar suara merdu sang idola.

Ketidaksabarannya ternyata berbuah sial. Miku sedang memencet-mencet ikon pengatur suara (mungkin supaya
loadingnya cepat...) dan sebuah simbol hati muncul di tengah video yang baru saja bergerak.

"ARGH! KEPENCET LIKE! MAMPOS AING!"

[Monyet]

"Len kayak monyet, deh. Makan pisang terus."

Perempatan muncul di kening Len. Sambil mengunyah pisang, ia membuka Google dan mengetikkan 'hewan yang suka makan daun bawang'.

[beer]

"Mau pesan apa?" tanya sang bartender bersurai pirang.

"Senyumanmu..." ujar sang pelanggan sambil memainkan rambut panjangnya.

"Hah?"

"Karena lebih dahsyat dari negi yang selalu memabukkan diriku."

Mabok negi di club? Yang benar saja.

[genderbend -2]

Gumiya menepuk jidat. Seharusnya ia tak membiarkan Len dan Miku memakai alat pemutar gender-nya.

Miku sedang mengalami 'hari-hari menyakitkan'-nya. Len yang tidak mau stress karena Miku, mengajak Miku berkunjung ke rumah profesor Gumiya untuk menukar gender mereka.

Ia pikir, dengan Miku jadi laki-laki, semua masalah selesai. Tak ada amukan dan ngambek.

Ternyata, yang tadi dialami Miku sekarang dialami Len versi cewek.

"AAAAAAAAAAARGH! LEN AMPUUUUUUUUUUN!"

RRRRRRRRRRRRRR!

"Jika mesin ini digunakan laki-laki dan perempuan yang sedang menstruasi, maka laki-laki yang gendernya jadi perempuan akan mengalami menstruasi..." catat Gumiya di bukunya. Penelitiannya selangkah lebih maju.

Len(ka) dengan road roller-nya juga selangkah lebih maju. Masih berusaha menggilas Miku(o).

[guitar]

Sore yang hangat. Len keluar dari kamarnya di lantai dua, membawa gitar dan beberapa lembar partitur. Mempelajari lagu baru.

Dengan santainya, Len duduk di balkon. Partitur ia letakkan di hadapannya. Jemarinya bergerak lincah, memetik dan menggetarkan senar.

Dan Len menyadari, gadis di rumah sebelah, Miku, sedang memperhatikannya. Len tersenyum sok keren. Petikan senarnya makin mantap, suaranya makin kencang. Tubuhnya bergoyang, mengikuti irama, menghayati lagu.

Cukup sampai disitu kerennya. Karena terlalu semangat bergoyang, pantatnya tergelincir dari pinggir balkon.

GEDEBUK!

"Aduh..."

Untung Len jatuh di tanah, bukan di beton maupun di kebun mawar Rin. Tapi keberuntungan Len hanya sampai disini saja, kurasa.

BRAK!

Gitar yang melayang pun mendarat di kepalanya.

[ending]

"Dih, aku nggak suka romance sad ending. Nyesek." curhat Len.

"Tapi keren kok, kalau menurutku."

"Jadi kamu mau kisahmu sad ending?"

Miku kicep.

[ending -2]

"Semua orang pasti maunya happy ending, lah!" elak Miku.

"Aku nggak. Aku maunya kisah kita berdua itu never ending."

[ice]

"Aku nggak suka cowok yang dingin kayak es." kode Miku.

"Terus kenapa kamu kemaren minta ditraktir es kepal?" tanya Len datar.

[ice -2]

"Es kepal kan manis!"

"Kesimpulannya, yang dingin itu manis."

"Iya, Kaito-senpai manis..."

Len panas.

[smoke]

"Terus, aku ngga suka cowok yang ngerokok..."

"Kayak aku hahahah." Len tersenyum puas.

"Gak ngerokok, tapi nge-vape. Sama aja, oon..."

[train]

Kereta shinkansen melaju kencang. Tapi waktu terasa berlalu begitu lambat bagi Len.

Salahkan gadis bertwintail toska yang tertidur di sebelahnya. Di bahunya.

Jika Dahlan bilang rindu itu berat, dia belum pernah mengalami kejadian seperti ini.

[rush]

Ini sudah malam. Miku berlari secepat yang ia bisa. Ia harap ia tidak terlambat menonton konser sang idola. Memang hanya siaran ulang di televisi, tapi siapa idola seorang Kagamine Len yang ingin melewatkan konser tunggal perdananya?

BRUK!

"Maaf! Aku terburu-buru!"

"Ya, tidak apa-apa..."

Miku langsung berlari dengan seluruh kemampuannya.

'Suara orang tadi mirip sekali dengan Len. Ah, tidak mungkin dia Len. Ah, ini mungkin pertanda aku harus segera pulang.' batin Miku.

"Untung ia tak sadar..." batin orang yang tadi ditabraknya. Ia menurunkan hoodie gelapnya, dan menampakkan surai pirang berponytail miliknya.

[sick]

"Len, maaf ya, hari ini aku nggak jadi ikut ke Dupan."

"Lha kenapa?"

"Lagi sakit, nih. Flu." keluh Miku.

"Oh, yaudah."

KLIK

Tak sampai 5 menit kemudian...

TING TUNG!

Miku dengan badan panas, muka kucel, ingus yang hampir turun, kepala berat, dan langkah sempoyongan membuka pintu depan.

"Nih, kubawain obat. Mau yang ini, yang ini, yang ini, apa yang ini?"

Kagamine Len, anak SMK jurusan kimia yang lagi asik-asiknya PKL.

[shelf]

"Keparat..."

Len menggerutu. Satu, tugas sejarah. Dua, sumber jawaban tugas kali ini yang paling akurat hanya ada di perpustakaan. Tiga, bukunya sulit dicari. Empat, bukunya sudah ketemu tapi tidak terjangkau.

Rak paling atas di tengah dan bagiannya sangat berdebu. Len yang sudah menaiki bangku kecil pun masih tidak bisa menjangkaunya.

Sialan. Sependek itukah aku?

Mana perpus sedang sepi-sepinya. Penjaganya tidur. Mau minta tolong siapa?

Len melompat-lompat putus asa, mencoba meraih ensiklopedia.

Suara tawa kecil mengganggu Len yang tengah berjuang.

"Tidak sampai, ya?" ujar gadis berambut teal.

Len melotot emosi. Tapi, niatnya mengamuk tak tersampaikan. Satu, dia berhadapan dengan seorang gadis. Dua, gadis itu manis. Tiga, dia cukup tinggi untuk mengambilkan buku itu.

"Oh, kau butuh ensiklopedia yang itu?" tanyanya sambil menunjuk buku yang ingin Len raih.

Len mengangguk.

Empat, gadis ini baik.

"Oke..." gadis itu naik ke bangku kecil dan mengambilkan ensiklopedia sejarah untuk Len.

"Te-terimakasih..."

Gadis itu hanya mengangguk lalu pergi. Len bersumpah akan pendek terus supaya gadis itu bisa mengambilkan buku lagi untuknya.

[painting]

"Foto yang bagus." puji Len sambil memandang potret Miku yang sedang tertawa sambil membawa bunga dalam keranjang.

"Oh, itu bukan foto. Itu lukisan.

"Keren sekali. Siapa yang membuatnya?"

"Mantan pacarku."

Len langsung mencari korek api dalam sakunya.

chap 4 : end

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top