Just Lenku -3

A/N : judul 3 chap sama semua? emang. gaada ide judul /harhar/

[genderbend]

"Len-chan." Pemuda dengan helai rambut teal itu tersenyum sambil memojokkan sang gadis bersurai pirang ke dinding. "Aku menyukaimu."

Netra azure sang gadis menatap balik iris teal sang pemuda tanpa berkedip. Wajahnya memerah.

Miku(o) tertawa penuh kemenangan dalam hati. Alat pengubah gender milik ilmuwan tadi ternyata sangat manjur untuk menyatakan perasaannya.

[tidak peka]

"Terima kasih atas bantuannya!" ucap Gumiya, ilmuwan yang meminta bantuan pada Len dan Miku untuk menguji alat ciptaannya.

"Ah, kami yang harus berterima kasih. Luar biasa rasanya menjadi perempuan walau hanya sekejap." ucap Len ramah.

"Untungnya alat itu aman untuk digunakan. Aku tak bisa membayangkan bagaimana jadinya kalau sesuatu terjadi." Gumiya tersenyum.

"Kami pulang dulu, Profesor!" Miku berpamitan disusul oleh Len.

Mereka berjalan beriringan. Setengah perjalanan, Len bertanya kepada Miku.

"Yang tadi itu serius?"

Miku hanya mengangguk dengan ekspresi datar.

"Yah... Kenapa tidak jujur saja dari dulu?" Len memalingkan wajahnya.

"Coba kau pikirkan sendiri seberapa tidak pekanya dirimu." Balas Miku dengan nada kesal. "Lagipula, saat kau jadi perempuan, memangnya kau berani menyatakan secara langsung seperti aku tadi?"

Len menggaruk pipinya yang tidak gatal. Ingin rasanya Len menampar dirinya saat mengingat bagaimana ekspresi wajahnya, pipinya yang merah merona, jantungnya yang berdegup kencang saat mendengar pernyataan cinta Miku(o).

[maho]

"Jadi aku diterima?" tanya Miku datar, menyembunyikan rasa berharap yang menggebu-gebu.

"Iya, iya." ucap Len kesal dan malu.

"Kok nggak ikhlas? Jangan-jangan yang kau sukai itu wujudku saat jadi laki-laki?"

"AKU TIDAK HOMO!" teriak Len sampai perhatian orang-orang teralihkan pada mereka berdua.

Sialan. Len lepas kontrol.

"Aku tak ingin membuatmu sedih karena ditolak olehku." ujar Len sambil menggenggam jemari lentik Miku.

Miku tersenyum.

Dasar tsundere.

[bosan]

Miku menatap kosong ke luar monitor.

Master tidak pernah menyuruhnya bernyanyi lagi. Master sedang asyik dengan vocaloid barunya, si kembar bersaudara.

"Miku-senpai?"

Miku menoleh. Ah, si kembar yang laki-laki.

"Eh? Siapa, ya, namamu..."

"Kagamine Len, salam kenal~" ucapnya manis.

"Oh, Len-kun..." jawab Miku, sambil mengingat namanya.

"Senpai... Temani aku bermain, aku bosan... Master sedang mengajari Rin-nee bernyanyi..." ajak Len.

Miku sebenarnya agak kesal padanya, karena kehadirannya dan saudara kembarnya yang membuat Master seolah melupakannya. Tapi, dia tidak enak menolak ajakan Len.

"Baiklah, ayo..." ucap Miku senang.

[uninstall]

"Jadi ini kenapa Len tidak bisa kugunakan..." batin Master.

Ya, Len selalu saja bermain dengan Miku, dan melupakan alasan kehadirannya di komputer ini. Melupakan Master.

"Miku sudah tak pernah kugunakan lagi. Uninstall saja, ah."

"Eh!? Apa-apaan ini!? Kyaaaaaaa!" Miku menjerit saat sebuah kursor menahan dan mengangkat tubuhnya.

"Senpai!? Bertahanlah, Senpai!" Len mengerahkan seluruh tenaganya, berusaha mengejar Miku. Tapi apa daya, kursor itu begitu cepat. Buruknya lagi, kursor itu membawa Miku ke ikon berbentuk tempat sampah.

"Miku-senpai!" Len jatuh terduduk. Tubuhnya terasa lemas. Pandangannya kabur. Lengannya terangkat seolah berusaha menggapai Miku.

"Bahagiakan Master dengan melaksanakan semua tugasmu, lalu temui aku disini, Len. Sayonara."

"Miku-senpaaaaai!"

[ngantuk -1]

"Hoam..."

"Oh, udah ngantuk?" tanya Miku mendengar Len yang menguap di seberang telepon.

"Iya, nih. Aku tidur duluan, ya. Maaf nggak jadi nemenin begadang." ucap Len.

"Nggak papa kok, tidur duluan aja."

"Jangan kemaleman ya, tidurnya. Dah."

"Jaa ne, oyasumi."

KLIK. Miku menutup telepon.

"OKE! PES TIME YOOOOOOOO!" teriak Len.

"MANTAP GAN!" seru Piko sambil menghidupkan laptop.

[ngantuk -2]

"Tumben udah ngantuk." Miku menghela nafas. "Ya udah lah, seenggaknya gue bisa nonton drakor..."

[salting]

"Makasih ya udah nganterin gue pulang."

Len tersenyum sambil memperhatikan tingkah lucu Miku. Gadis itu menggaruk kepalanya, tapi ia lupa kalau masih memakai helm.

[Bego]

'Gue garuk-garuk kepala dari tadi kok gak ilang-ilang gatelnya...' batin Miku bingung.

"Helm-nya gak mau dilepas dulu?" ucap Len sambil berusaha menahan tawa.

"Oh iya. Pantesan dari tadi garuk-garuk kepala nggak ada rasanya."

[Sihir]

"Katakan saja, apa yang kauinginkan sampai jauh-jauh kesini mencariku." ujar sang penyihir datar sambil meracik sebuah ramuan.

"Kau penyihir terkuat di desa ini... Permintaanku sungguh sederhana, harusnya kau bisa memenuhinya." ujar sang penyair muda berambut pirang.

"Dasar penyair. Selalu saja bertele-tele. Cepat katakan." Sang penyihir membuka tudung jubahnya, menampakkan wajah manisnya.

"Aku ingin memikat hati seseorang. Mata indahnya tak dapat kulupakan sejak pertama kita bertemu."

"Cih, permintaan membosankan." Dengan kekuatannya, sang penyihir terbang, mengambil sebuah kotak kecil yang digantung cukup tinggi dan tersembunyi. "Berikan bunga lily yang sudah kumantrai ini. Orang itu akan jatuh hati padamu."

Sang penyair menerimanya sambil tersenyum puas. Alih-alih pergi, ia berlutut di hadapan sang penyihir. "Ini untukmu, penyihir manis. Aku tahu kau sengaja memantrai diriku, agar bayang wajahmu tak hilang dari lubuk hatiku sejak hari itu..."

"Kau mau kurebus? Air di kuali besar sudah mendidih."

[terlihat]

"Tidak apalah kalau kau tidak menerima cintaku, aku sudah cukup bahagia melihatmu dan bagian terindah dari dirimu."

Miku mengeluarkan tongkat sihirnya tanpa sepengetahuan Len.

"Ya, bagian terindah... Celana dalammu terlihat saat kau terbang--"

BZZZZZHT!

[ship battle]

"LENKU!"

"MIKAI!"

"LENKU!"

"MIKAI!"

"BERISIK KALIAN SEMUA!"

"Ah, iya. Miku-chan lebih memilih dipasangkan dengan siapa untuk debut lagu Magnet?"

Susahnya jadi idol. Pasang-pasangan sana-sini. Bikin perang antar shipper aja. Untung penonton talkshow hari ini ngga fanatik-fanatik banget, ngga sampe lempar-lemparan sempak firaun.

Miku menarik nafas. Ia cukup yakin dengan kata-kata yang akan ia ucapkan.

"Jujur ya, aku shipper KaiLen."

[Nyelip]

"Gue mau ngomong sesuatu. Tapi lu jangan sakit hati gara-gara ini, oke?" Len menggenggam tangan Miku.

Miku hanya mengangguk gelisah, memikirkan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi. Apakah Len ingin mengakhiri hubungan mereka berdua?"

"Di gigi lu ada negi nyelip."

Oh--Miku malu, tapi lega.

[Switch]

"Rin-chan~!"

"RIN-CHAN RIN-CHAN NDASMU!" teriak Len dengan seragam Rin. Miku langsung facepalm dan berbalik arah.

Kembaran sialan. Seenaknya saja ngajak tukaran saking miripnya. Untung rok seragam sekolah mereka didesain panjang. Tapi sialnya, Len tidak tahu kalau Miku akan memeluknya dari belakang.

~CHAP 3 END

[A/N] : harus ku buat berapa chapter?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top