9

Selamat membaca
°
°
°

Keributan itu terjadi sejak sepuluh menit yang lalu. Kepalan tangan sinoper menghantam habis wajah seorang pria di hadapan nya. Tidak menunggu nya untuk berdiri, Chuuya segera duduk diatas tubuh pria itu kemudian memukuli wajahnya hingga puas. Iris biru lautnya mendadak gelap namun terdapat air mata disana yang hampir keluar.
Beberapa siswa hanya melihat, tidak berani meleraikan perkelahian.

"Hei..ini keamanan. Chuuya-kun sudah hentikan. Hei..tenanglah."

Beberapa guru datang untuk melerai bak pahlawan kesiangan. Salah satu guru berhasil menarik Chuuya untuk berhenti memukul. Ia menahan kedua bahu Chuuya dengan kuat.

"Hei..Chuuya-kun tenanglah. Kita bisa bicarakan masalah ini baik-baik."

Chuuya berhenti memberontak, ia menoleh ke belakang dengan tatapan marah.

"Apa kau fikir setelah membuat seseorang hampir terbunuh dapat dibicarakan baik-baik?! Oda-sensei tidak tahu masalahnya lebih baik tidak perlu ikut campur!"

"Aku mengerti Chuuya maka dari itu tenangkan diri mu, ok? Ayo kita bicara."

Beberapa saat safir samudra menatap iris kemerahan milik Oda kemudian Chuuya mengangguk setuju. Odasaku melepaskan tahanan nya pada bahu Chuuya namun tidak lengah terhadap nya.

Sebelum pergi Chuuya mengotori wajah pria yang terbaring hampir pingsan itu dengan air ludahnya dan membuat Oda segera menarik Chuuya untuk pergi.

Chuuya Nakahara memukuli murid dari kelas lain karena sebuah masalah. Itu yang Dazai rangkum dari alasan kemarahan Chuuya.
Beberapa penjaga UKS mulai mengevakuasi murid pria itu untuk dirawat namun Dazai mencegahnya untuk beberapa saat.

Di atas tandu pria itu terbaring dan Dazai berjongkok untuk menatap nya.

"Apa kau fikir...berencana untuk membunuh orang terdekat pelacur web kita akan membuatnya takut? Sepertinya rencana mu tidak difikirkan dengan baik, dasar bodoh." Ucap Dazai pada nya yang membuat siswa pria itu marah.

Dazai kembali berdiri, meninggalkan kerumunan.

Apa yang akan Odasaku lakukan pada Chuuya kali ini?

🦀🦀🦀🦀🦀

Chuuya menolak menatap guru pembimbing nya, iris biru laut tidak menatap nya melainkan menatap ke arah lain, seperti keluar jendela atau beberapa piagam guru yang terpajang di sekitar. Odasaku faham ia menghela nafasnya kecil.

"Chuuya bisa kau ceritakan masalahnya?"

Chuuya menggeleng, ia menolak bercerita. Memang akan seperti itu jika saja beberapa guru tidak memandang penasaran ke arah mereka. Odasaku berfikir mungkin Chuuya terlalu segan berbicara di tempat yang ramai.

"Ingin membicarakan nya di rumah ku?" Tanya Odasaku dengan berbisik, berhasil membuat Chuuya menatap kedua matanya.

"Ya."

🦀🦀🦀🦀🦀🦀

"Tachihara dirawat di rumah sakit karena mencoba membela ku. Dia di hadang oleh beberapa orang dari sekolah untuk menanyakan apakah benar dia menampung ku tinggal bersama di rumahnya. Mereka memukuli Tachihara karena berfikir Tachihara hanya memakai tubuh ku. Ia di cap sebagai murid mesum dan mencoba menekan ku dengan kabar itu."

Cerita Chuuya dengan suara pelan di dalam rumah sederhana milik Oda. Sang guru mendengarkan nya dengan khidmat, sesekali ia meneguk soda kaleng nya laku mencatat sesuatu di atas kertas.

Chuuya memilih menunduk, ia enggan menatap kedua iris kemerahan gurunya itu. Biarpun Oda adalah seseorang yang dekat dengan nya saat ia kecil tetap saja membuat nya segan ketika berbicara.

Chuuya malu dengan dirinya sendiri. Ia takut dengan penilaian Odasaku terhadap nya saat ini.

Jika seluruh murid menilai nya sebagai noda dan faktor buruk sekolah ia tidak mempermasalahkan nya. Namun ia hanya khawatir terhadap penilaian Dazai dan Odasaku padanya. Ia takut kedua nya kecewa besar terhadap nya.
Terduduk di atas tatami, Chuuya memainkan jari jemari untuk menghilangkan gugup.

Hening untuk beberapa saat membuat Chuuya tidak nyaman. Gelagat nya terlihat ketika ia mencoba menyamankan posisi duduk diatas tatami. Secangkir teh dihadapan nya masih utuh, Chuuya mungkin segan untuk meminum nya.

"Odasaku-"

"Saat itu..seharusnya aku yang merawat mu." Potong Odasaku cepat

"Saat itu ketika rumah orangtua mu terbakar seharusnya aku yang mengambil hak asuh dari paman mu. Jika saja aku bisa datang lebih cepat kau tidak perlu merasakan penderitaan seperti ini, Chuuya."

"Apa?"

Kening Chuuya berkerut ketika mendapati iris kemerahan Oda sedikit basah. Ia dibuat kebingungan dengan situasi ini.

Baru pertama kali ia melihat Odasaku menangis dihadapan nya. Menangis untuk nya.

"Tenang saja, aku yang akan melakukan sidang perebutan hak asuh dari paman mu."

"Oi..bukankah itu akan menimbulkan masalah yang besar? Nama mu akan tercoreng karena-"

"Kau tahu, ada beberapa orang yang rela namanya tercoreng hanya untuk menyelamatkan mu, membuat mu bahagia." Potong Odasaku lagi.

Ia berdiri dari duduknya lalu berjalan mendekati Chuuya dan duduk di sebelahnya. Menarik pria sinoper itu ke dalam dekapan erat nya.

Chuuya yang terkejut refleks mendorong tubuh Odasaku akan tetapi pria berumur tiga puluhan itu tetap mendekap nya dengan erat.

"Chuuya...maafkan aku yang tidak bisa menjaga mu. Maafkan aku karena telah melanggar janji pada mendiang kedua orangtua mu. Maafkan aku karena telah membuat mu menderita."

"Apa..maksud mu Odasaku?"

Tepat di samping telinga Chuuya, Odasaku membisikan sesuatu disana.

"Aku..adalah paman kandung mu."











Bersambung

Next?

23 Februari 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top