20

Selamat menikmati
Silahkan tinggalkan kritik dan saran.
Vote kalian sangat membantu author untuk terus berkarya
Terimakasih >~<
°
°
°

Tangan yang saling bertaut itu digenggam lebih erat kemudian Dazai mengangkat nya dan mencium punggung tangan Chuuya lalu menatap sang pemilik tangan dengan lembut.

Wajah Sang pemilik tangan terlihat sedikit merona karena tindakan itu. Terlihat dari cara salah tingkahnya yang membuang wajah dengan tiba-tiba.

"Kau mau apa?"

"Mau apa?" Dazai bertanya.

"Ya, melakukan hal memalukan seperti ini pasti...ada mau nya." Chuuya menjelaskan dengan suara yang gugup, membuat Dazai gemas untuk semakin menggodanya.

"Kalau iya, bagaimana?" Jawab Dazai dengan sengaja mendekatkan wajah hingga beberapa centi.

Reaksi lucu Chuuya yang mendorong nya menjauh membuat Dazai tertawa. Pria itu juga mengomel bahwa mereka sedang berada di tempat umum dan jangan menyuruhnya untuk melakukan hal memalukan.

Mereka kembali melanjutkan perjalanan. Bulan ini sudah memasuki musim dingin, Dazai ingin Chuuya melupakan kenangan buruk soal setiap musim yang pria itu alami. Ia ingin mengubah kenangan buruk Chuuya hanya menjadi kenangan baik. Hanya dirinya yang Dazai ingin Chuuya kenang.

"Kau lapar?" Dazai bertanya di tengah keheningan mereka.

"Aku tidak, tapi jika kau memaksa mari kita makan. Dimana kita akan makan?"

Dazai mengerjapkan mata. Terkejut dengan jawaban Chuuya. Pria ini membuatnya selalu ingin tertawa. Astaga..

"Baiklah sepertinya ada yang lapar. Bagaimana dengan restoran daging?" Dazai menarik Chuuya tanpa menunggu jawaban nya.

"A-apa?! Aku tidak lapar! Tapi kau memaksa."

"Baik baik aku memaksa mu makan di restoran daging."

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Tegangnya ruang persidangan tak menyulut kemarahan Oda terhadap paman Chuuya. Terduduk di kursi terdakwa dengan banyak mata melihat tentu saja Oda mendapat kekuatan dari mereka. Ia jadi ingin secepatnya menjebloskan bajingan itu ke balik jeruji.

Hakim mulai membacakan tuduhan terdakwa. Tentu saja tidak ada persidangan yang berjalan lancar, terdakwa beberapa kali mengajukan banding dan pembelaan. Pria itu bahkan menggunakan nama Chuuya bahwa dia sendiri yang menginginkan pekerjaan itu. Sementara korban tak bisa hadir di ruang persidangan karena Oda mengatakan bahwa korban mengalami luka fisik dan luka trauma yang berat.

Di layar, pengacara Oda menunjukkan beberapa hasil visum dari luka yang Chuuya miliki, disertai dengan beberapa bukti CCTV jalanan yang pernah Chuuya lewati. Di sana terlihat Chuuya berlari dengan darah di tubuh serta paman nya yang mengejar. Suara syok dari penonton terdengar memenuhi ruang sidang.

Mereka bertanya tanya bagaimana bisa pria berusia kepala empat melakukan hal keji seperti itu kepada pemuda yang masih duduk di bangku sekolah.

Saksi lainnya disertakan. Pintu ruang sidang terbuka, mempersilahkan saksi dari pihak korban masuk.

Mori Ougai, Kepala Sekolah tempat Chuuya bersekolah.

Di sana Mori bersaksi jika pelaku sering menyogok nya untuk memberikan informasi perihal Chuuya jika dia masuk, awalnya Mori mengira jika Chuuya kabur dari rumah karena kenakalan remaja pada umumnya. Akan tetapi semakin Mori perhatikan lebam lebam itu semakin yakin jika ada alasan dibalik Chuuya tidak pulang ke rumah.

Mori juga mengatakan jika Chuuya sangat tertutup, tidak ada teman dekat yang ia miliki. Mendengar hal itu membuat Oda semakin sedih, rasa bersalahnya semakin besar. Padahal ia juga mengajar di sana tapi kenapa ia mengalihkan diri dari Chuuya?

Sidang ditutup dengan kemenangan Oda, hak asuh Chuuya dimenangkan oleh Oda dan pelaku diberikan sanksi 15 tahun penjara.

"Sudah merasa lega?" Mori bertanya di lorong yang sepi pada Oda.

Oda mengambil minuman kaleng nya dari mesin minum sebelum menjawab, ia teguk minuman itu kemudian baru menjawab Mori.

"Lumayan namun saya masih mengkhawatirkan anak itu, sensei terimakasih sudah bersedia menjadi saksi Chuuya," jawab Oda.

"Tidak masalah. Aku tidak akan bisa melakukan ini tanpa permintaan Dazai-kun juga." Pemaksaan lebih tepatnya yang dimaksud Mori.

"Begitu, jadi Dazai yang meminta pada anda. Saya akan berterimakasih padanya."

Mori menepuk bahu Oda kemudian berkata "Mulai sekarang tidak ada alasan bagi Chuuya untuk bolos atau belajar di rumah."

"Baik, sensei."

Setelahnya Mori berjalan pergi, Oda hanya menatap punggungnya dalam diam.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

3 tahun kemudian

"Kau bisa hnn..berhenti?"

"Sudah ku peringatkan di awal bukan, Chuuya?"

Hentakan yang Dazai berikan membuat Chuuya refleks melengguh lebih keras. Wajah nya yang kemerahan membuat Dazai tidak bisa menahan diri. Ia lumat bibir itu dengan rakus, tak memberikan Chuuya jeda untuk bernafas.

Salahkan Chuuya dalam hal ini. Ia menggoda Dazai yang tengah fokus bekerja di ruangan nya padahal sejak awal ia telah memperingati Chuuya untuk berhenti sebelum menyesali perbuatannya.

Chuuya mendorong wajah Dazai karena kehabisan nafas. Rambut belakang Dazai ia remas dengan kuat dan Dazai memeluk pria itu dengan erat. Memasukan miliknya lebih dalam.

"Ahh!"

Dazai berhenti bergerak setelah Chuuya keluar lebih dulu. Mereka tersenggal bersamaan. Dazai menatap Chuuya yang tengah menatapnya dengan sayu, Dazai menyapu poni kebelakang menampilkan keningnya. Ia mendekatkan wajah untuk melumat bibir itu namun kali ini lebih lembut dari sebelumnya.

"Aku belum keluar loh."

Chuuya memejamkan mata, "Aku hhh lelah. Berikan aku hh..jeda."

"Aku ingin tapi milik ku tidak bisa menahan nya." Dazai mengangkat kedua kaki Chuuya hingga pundak, lalu kembali menghentakkan miliknya.

Musim dingin setelah kelulusan hanya diisi oleh kenangan Dazai. Pria itu menepati janjinya sendiri pada Chuuya. Ia ingin di setiap musim hanya diisi kenangan dengan kenangan baik mereka. Bahkan Dazai memaksa Oda untuk mengajak Chuuya ke Eropa hanya ingin Chuuya menemani nya hidup di sana. Ia tidak peduli Chuuya bekerja atau tidak. Semua hidup Chuuya akan Dazai yang tanggung.

Semuanya. Ia semakin tahu kearah mana mereka akan berlabuh.

"Aku mencintaimu," ucap Chuuya dengan lembut seraya mengelus sisi wajah Dazai.

Astaga hatinya menghangat mendengar nya. Wajah nya memerah padahal tanpa Chuuya mengatakan nya pun ia sudah tahu.

Dazai mencium nya dengan penuh kasih. "Aku juga, aku sangat mencintaimu."

Chuuya refleks menjauhkan wajah ketika merasa Dazai memakaikan sesuatu di jari nya. Pria senja itu terdiam sejenak melihat cincin yang melingkar di jari manis nya kemudian menatap Dazai dengan bingung sekaligus tidak percaya.

"Da-"

"Menikahlah dengan ku."

"Kapan kau membeli ini?"

"Menikahlah dengan ku, Chuuya." Dazai kembali menyela, ia hanya ingin jawaban Chuuya bukan yang lain.

Jeda sejenak. Chuuya masih memproses apa yang terjadi saat ini namun melihat wajah Dazai membuatnya mengerti semuanya. Pria itu menarik wajah Dazai untuk memberikan ciuman sebagai jawaban.

"Baiklah. Aku mau."

Lumatan lumayan basah dihujam Dazai tanpa henti. Dazai suka suara desah Chuuya, ia suka ketika pria itu menyebutkan namanya. Bagai lagu yang membuatnya kecanduan.

Membuat kupu-kupu menari di seluruh pembuluh darah Chuuya. Lentera hidup yang kehilangan arah akhirnya saling kembali.

Lentera itu akhirnya menemukan rumahnya kembali.





Tamat


10/07/2023


Akhirnyaaaa setelah setahun cerita ini selesai juga. Bagaimana menurut kalian? Silahkan tinggalkan kesan ya >~<

Apakah kalian ingin ada epilog nya?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top