15
Langit malam tak selamanya gelap. Cobalah pergi ke padang rerumputan, maka akan terlihat jelas pesona malam yang memanjakan mata setelah mendongakkan wajah. Begitu katanya sebelum ia menyebrang ke alam lain.
Selamat membaca
Ini akan mendekati end sebentar lagi jadi harapan untuk happy end kemungkinan tipis 😏 tapi teruslah berharap untuk happy end dan tetap ikuti cerita ini oke?
°
°
°
°
Chuuya memang sudah dipindahkan ke ruang inap akan tetapi ada hal lain yang membuat hati Dazai semakin bergemuruh. Dugaan yang Oda saku katakan kemarin pagi itu benar adanya dan terjadi malam tadi.
Chuuya koma.
Dokter mengatakan pendarahan di kepalanya cukup fatal dan pria berusia senja tua itu mengagumi Chuuya yang dapat menahan rasa sakit nya dalam waktu yang lama.
Apanya yang dibanggakan jika hasilnya koma? Menatap seseorang yang sangat berharga tergeletak di ranjang rumah sakit dalam keadaan lemas itu menyakitkan. Banyak kabel yang tidak Dazai mengerti terpasang di tubuh Chuuya. Kelopak mata yang tertutup itu membuatnya semakin menyalahkan diri sendiri.
Seharusnya ketika ia mengetahui kabar pembullyan di Sekolah dan korban nya adalah Chuuya ia tidak seharusnya memantau terlebih dahulu. Mengapa ia memiliki niat bersikap dingin padanya hanya karena Chuuya bersikap acuh ketika mereka pertama kali bertemu?
Suara dari elektrokadiogram mengisi keheningan ruangan VIP tersebut. Tak ada kata jenuh untuk Dazai menunggu Chuuya yang masih asik terbuai alam mimpi padahal Oda saku mengatakan akan bersedia bertukar jam jaga jika Dazai merasa lelah.
Ia tak pantas merasa lelah setelah ala yang ia lakukan selama ini. Hanya menjaga Chuuya dari belakang dengan alibi menjaga nama baik sebagai anak kepala sekolah membuatnya tidak dapat terlibat langsung ke dalam perkelahian Chuuya.
Tangan nya menggenggam erat tangan yang dingin, meremat nya dengan lembut, berharap sosok yang terbaring di hadapan nya itu dapat membuka mata dengan cepat.
Chuuya terluka karena nya dan ia telah mengingkari janji yang ia buat sendiri saat mereka masih di panti.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
"Apa yang terjadi?" tanya Dazai ketika melihat kedatangan Oda saku, waktunya pergantian jaga.
"Kau pasti akan marah mendengar kabar ini." Odasaku berhenti sejenak, ia merogoh sesuatu dari saku jaket nya lalu memberikan nya kepada Dazai.
"Kakak ku menuntut Chuuya."
"Apa?" Dazai membaca beberapa lembar yang diberikan padanya tadi dengan tetap mendengarkan penjelasan Oda.
"Dia menuntut atas kasus Kerugian serta pencemaran nama baik."
Tangan nya terkepal kuat mendengar penjelasan Oda, hingga giginya bergemulutuk menimbulkan suara. Oda maupun Dazai saling bersitatap dalam, merenungkan rencana untuk membalas apa yang seharusnya paman Chuuya jahat itu dapatkan.
"Jangan berbuat nekat, Dazai." Seolah tahu isi fikiran sang murid, Oda melarangnya di awal.
"Dan kau akan diam saja melihat keponakan mu-"
"Kita lakukan dengan bersih dan perlahan, itu maksud ku," selak Oda dengan suara penuh ditekankan.
Dazai menghela nafas berusaha tenang namun ia tidak bisa melakukan nya. Ia diselimuti amarah hingga Oda melihat kedua tangan anak muda yang terkepal itu bergetar.
"Pukul lah dinding." Saran Oda.
"Tidak bisa. Aku akan dituntut ganti rugi."
"Kalau begitu pukul aku."
Hening menyapa untuk beberapa saat sampai akhirnya Dazai menatap bingung sang guru.
"Hah? Otak mu terbentur?"
"Setidaknya ini adalah hukuman kecil karena membiarkan Chuuya menderita. Aku keluarga yang tidak baik."
"Hei Oda. Jika aku memukul mu apa Chuuya akan sedih saat mengetahui nya?"
Pertanyaan itu tak bisa dijawab Oda. Keheningan kembali menyapa hingga Dazai lelah menunggu sang guru melontarkan jawaban nya.
"Jika kau merasa bersalah kau tahu apa yang harus kau lakukan."
"Aku tahu tapi apakah keselamatan Chuuya terjamin?"
"Aku akan menjaga nya. Kau perlu berapa penyidik dan detektif?"
"Dazai jangan seperti itu. Menggunakan kekuasaan disaat seperti ini memang bagus tapi aku ingin berusaha sendiri."
"Itu akan terlalu lama, Odasaku. Bisa jadi saat kita tinggal Chuuya ke kamar mandi dia sudah tidak ada di ranjang nya. Apa kau mempercayai semua staf di sini?"
Ada benarnya ucapan Dazai. Kakak nya selalu bertindak nekat jika tujuan nya belum tercapai dan kali ini tujuan nya adalah membunuh Chuuya, melenyapkan nya agar dia selamat dari pencarian polisi.
Satu sisi Oda merasa bersalah karena telah melaporkan pertama kali hingga kakak nya nekat namun di sisi lain ia bersyukur karena memang ini yang seharusnya ia lakukan. Chuuya tidak mungkin melaporkan ayah tirinya sendiri kepada polisi. Ia perlu orang dewasa dan beberapa pihak agar terlindungi.
"Aku memerlukan penyidik dan detektif handal dari mu, Dazai."
"Kau yakin? Aku akan memberikan nya sekarang."
"Terimakasih."
Dan sebagai penebus rasa bersalahnya terhadap Chuuya ia harus menangkap sendiri seseorang yang telah menyakiti keponakan nya itu.
Perbuatan nya sudah tidak manusiawi.
"Apa kau tau Oda, aku sangat merasa bersalah."
Odasaku menatap Dazai yang tengah menunduk dalam. Bukan hanya dirinya, Dazai kini juga merasa bersalah dan kedua orang itu tengah diselimuti penyesalan yang besar.
Mengapa Chuuya selalu diam? Apa dia sengaja membuat Oda dan Dazai menderita dalam penyesalan?
Atau apakah mereka yang tidak terlalu peka terhadap Chuuya yang tertutup?
Apapun bahkan jika nyawa taruhan nya, Oda dan Dazai bersedia melakukan nya.
Mereka hanya ingin melihat wajah ceria Chuuya. Hanya itu yang mereka inginkan.
Impian Chuuya adalah hidup bahagia dengan bebas.
Bersambung
Next?
26 Oktober 2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top