[Materi] Setting Bukan Cuma Tempelan

~KELAS UMUM JURUSAN SPIRITUAL~

Pemateri : Alya (Alyaaa), Penulis novel Serenyah Rasa, DIA, Bila, Calon Imam.
Materi : SETTING BUKAN CUMA TEMPELAN
Hari, tanggal : Selasa, 19 November 2019
Pukul : 15.30-16.30 WIB
Moderator : Sanggi Redema
Notulis : Mufi

----------------------------------

Assalamualaikum.

Perkenalkan pemateri kita kali ini Kak Alyaaa.

~SESI MATERI~

~SESI TANYA JAWAB~

1.
Tanya: Mau tanya tentang setting luar negeri biar terasa suasana alam luar negeri kadang kita menggunakan Bahasa Asing, cuma kita suka terbatas dengan kemampuan bahasa. Menurut Kak Alya bagaimana jika menggunakan Bahasa Indonesia walau yang berperan misalnya tokoh berkewarganegaraan asing?

Jawab: Ini menurut pendapat pribadi saja ya. Soalnya aku sendiri belum pernah nulis setting luar karena susah diriset dan bahasanya. Sebab, novel ini novel berbahasa Indonesia, menurutku gak masalah. Bayangin kalau setting di luar negeri dan novel kita isinya jadi inggris semua pasti pembacanya nanti mumet. Tapi, tergantung kalau tokoh asing ini cuma extra aja yang muncul sesekali bagusnya pakai bahasa asing.

Tanya: Jadi, misal tokoh A berkewarganegaraan asing dan tokoh B berkewarganegaraan Indonesia. Saat dialog tidak masalah pakai Bahasa Indonesia? Dan ini untuk tokoh utama, Kak.

Jawab: Iya. Jadi begini, lebih ke setting ini seluruh novel dibikin di luar atau cuma liburan. Tokohnya asing ini tokoh utama, ya. Kalau menurutku gak apa-apa pakai Bahasa Indonesia karena alasan itu tadi. Jadi, seperti novel-novel terjemahan gitu setting luar, tapi Bahasa Indonesia.

2.
Tanya: Bagaimana memasukkan setting agar tidak sekedar setting, tetapi masuk dalam plot yang tidak bisa lepas dari cerita? di contoh Kak Alya kan ngasih contoh motor, padahal bisa diubah menjadi sepeda atau bahkan mobil, dan sepertinya cerita akan tetap berjalan. Bagaimana caranya masukkan setting sehingga dia tidak bisa digantikan oleh detail lain?

Jawab: Ini tadi karena contoh separagraf saja ya. Kenapa motor? Jadi di cerita ini saya ambil dari Serenyah Rasa. Nah, di novel ini memang tokohnya terbiasa naik motor dan ke mana-mana naik motor. Akan aneh kalau tiba-tiba dia bisa pergi bawa mobil. Jadi, gak bisa dilewatkan dari isi cerita awal sampai akhir. Kebiasaan-kebiasaan yang ada pada si tokoh akan mengikuti. Contohnya motor ini.

Tanya: Berarti emang harus selalu di bawa dari awal sampai akhir ya Kak. Nah soal detail lain, misal kayak petani yang tersenyum gitu. Apakah emang dibahas dari awal sampai akhir? Kalau pun hanya setting sesaat, misal seperti adegan ini, tokoh utama lewat sawah, kalau diganti dengan detail lain: misal peternak bebek dan barisan bebek, dan ternyata cerita tetap berjalan, apakah keterangan tentang apa yang dia lihat harus dijabarkan? Bagaiamana mengetahui batas, detail setting ini untuk mendukung cerita, dan detail setting ini ilang juga gapapa?

Jawab: Gak harus juga kadang ada kalanya karena keadaan, misal ke rumah sakit, naik mobil … pinjam punya bapaknya. Tapi karena ini scene yang terbiasa dilakukan tokoh jadinya naik motor begitu. Kalau suasana di sini untuk menambah feel buat pembaca, jadi pembaca bisa membayangkan suasana yang ada.

Tanya: Soalnya dulu aku dapat materi: kalau di awal ditunjukkan suatu setting (misal, sebilah pedang di tembok) maka ada baiknya, nanti akan ada pembahasan tentang pedang itu. Karena materi ini, kadang aku jadi ragu ketika memasukkan detail, apakah detail setting ini penting atau nggak? Bagaimana menilai detail itu penting atau nggak?

Jawab: Kalau menurutku sih jika pedang itu gak berkaitan dengan cerita pun diskip gak apa-apa, kecuali pedang ini nantinya akan ada cerita dengan si tokoh. Jadi, di sini pedang hanya ngegambarin tembok yang ada. Yang dicontoh tadi ada petani, bebek, ini lebih ke setting yang menggambarkan adat/kebiasaan yang ada di lingkungan itu. Detail itu penting apa enggak? Seperti di pedang ini. Penting ketika berkaitan dengan cerita si tokoh. Bisa jadi gak penting dan diganti ketika jadi gambaran tembok.

3.
Tanya: Assalamualaikum kak, terima kasih atas materinya, pertanyaannya jika semisal saya mengambil tema hukum dalam latar pengadilan dan penjara apakah harus deskriptif? Karena ditakutkan akan timbul kengerian atau bahkan kebosanan, lalu adakah tipsnya, Kak? Terimakasih.

Jawab: Waalaikumsalaam. Deskriptif memang baiknya diadakan. Setting yang ada di sini bisa berupa suasana dan gambaran pengadilan/penjara. Jadi, setidaknya pembaca ada bayangan di penjara itu keadaan napinya seperti apa. Misal satu kamar dihuni berapa napi terus kalau dipengadilan ada hakim, jaksa dsb. Tipsnya, jangan diulang-ulang cukup dideskripsikan di awal, selanjutnya langsung ekskusi ke scene yang diinginian. Contohnya gini, di awal cerita tokoh A masuk ke penjara (dijelasin setting dsb) di scene berikutnya, A berbicara dengan rekan satu sel B. Setting yang awalnya sudah dijelasin gak usah diulang. Tapi, ganti misal dg suasana malam, gelap, dll.

Tanya: Jadi, disesuaikan keadaan ya Kak harus pas porsinya? Semisal bahas iccpr bahas semenarik mungkin ya? Bisa juga di masukin sisi spiritualnya juga ya Kak? Tapi apa perlu kita membahas tentang KHUP detail?

Jawab: Iyaa. Latar hukum, penjara atau pengadilan gak melulu soal yang mencekam kok. Pembaca yang gak tahu hukum, khususnya saya, suka gak mau tahu hal-hal yang begini. Jadi, kalau dijelasin sesekali saja dengan bagian yang penting serta ngaruh ke cerita, ya.

4.
Tanya: Apakah ada hal-hal tertentu yang kakak lakukan ketika hendak mendeskripsikan latar? Dan adakah tips jitu yang bisa kakak sarankan bagi kami para pemula, untuk mudah mendeskripsikan latar? 

Jawab: Kalau saya lebih seringnya browsing dan tanya-tanya. Misal saya mau nulis scene tempat KKN yang pelosok, tapi belum pernah ke daerah seperti ini. Saya browsing daerahnya, jadi ada gambaran seperti apa kondisinya. Juga tanya-tanya ke teman yang berpengalaman ke lokasi. Tipsnya cari setting yang  kita udah paham banget. Itulah kenapa saya kalau tulis cerita pakai setting Jogja, jadi tahu gambarannya.

Tanya: Kadang nih kak, kita butuh sebuah setting, tapi merasa ragu menggarapnya karena belum pernah ke tempat tersebut. Menurut kakak bagaimana cara mengakali ini supaya detail setting tetap terasa walaupun sebenarnya kita belum pernah ke sana? Dan Bagaimana agar feel tetap sampai misal kita ingin masukkan latar di luar negeri sedangkan kita belum pernah ke tempat yang bersangkutan? Adakah tipsnya? Makasih.

Jawab: Jawabannya kurang lebih sama seperti poin sebelumnya. Browsing, cari sebanyak mungkin informasi tentang latar yang mau dipakai. Biar lebih mantap lagi, tanyakan kepada teman/seseorang yang pernah tinggal atau datang ke tempat tersebut. 

5.
Tanya: Selamat sore, Kak. Aku mau tanya. Jika kita memakai setting daerah misalnya, haruskah menggunakan bahasa daerah tersebut atau tetap Bahasa Indonesia? Jika menggunakan bahasa daerah, bagaimana dengan orang yang tidak tahu? Translate kah, atau bagaimana?

Jawab: Kalau pengalaman pribadi, saya suka nyantumin bahasa daerah, tapi cuma sesekali dan dikasih catatan kaki. Tapi kalau yg terbit di mayor nih, belum pernah pakai bahasa daerah. Kebetulan settingnya dari keluarga yang Indo banget. Kalau lihat di novel-novel yang ada, bahasa asing ini di italic tanpa catatan kaki.

Tanggapan: Kalau Bahasa Indonesia dengan imbuhan logat daerah gimana? Misal gini, kalau kita buat setting di kampung. Tiba-tiba nulis dialog dengan bahasa daerah semua, bisa jadi akan menyulitkan pembaca. kalau diletakkan di catatan kaki, juga nggak nyaman untuk yang baca kalo bolak-balik atas bawah. Jadi, sepertinya jalan tengah, adalah memasukkan logat daerah tersebut seperti “Jangan seperti itu, Ndhuk.”

Nah, ini solusi yang tepat juga dari Kak Opi nih. Jadi, selain pakai bahasa full, bisa masukin logatnya yang sudah gak asing lagi buat pembaca. Terima kasih sudah melengkapi.

~Kesan dan Pesan~

“Selama mau memulai dan mau belajar, kita semua akan bisa menuliskan sebuah cerita.”

Tetap semangat dalam menulis ya, teman-teman! Karena terkadang ada hal yang tak bisa kita sampaikan melalui ucapan, tapi bisa kita tuliskan dengan kata-kata.

Jazakillahu khayr

Wassalaamualaikum

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top