[Materi] Membuat Karakter Asyik dalam Novel Spiritual
Pemateri: Prima Mutiara primamutiara_
Materi: Membuat Karakter Asyik dalam Novel Spiritual
Hari, tanggal: Selasa, 21 Mei 2019
Waktu: 19.30–20.30 WIB
Novel: Cinta di Langit Biru, Mengejar Cinta Halal, Dll
Moderator: Fiikoo
Notulis: heuladienacie
****************
Bismillah.
Assalamualaikum....
Hai semuanya, kenalin namaku Prima Mutiara, biasa dipanggil Pim. Sekarang dah gak bisa ngaku 17 tahun lagi karena udah punya buntut. Sejauh ini baru menerbitkan 2 buku, cinta di langit biru dan mengejar cinta halal, yang terakhir sudah ada di toko buku seluruh indonesia ya, kali aja ada yang mau ngadopsi. 🤭
Okee, sejujurnya seharian aku rada ribet karena baby sha dudu maunya nempel terus sama emaknya, jadi asal nyomot materi yang aku buat jaman behaula, maaf kalau kurang nyambung dari tema, nanti untuk yang lain-lain bisa ditanyain langsung ya. 🙈🙈🙈
*****SESI MATERI*****
Karakter adalah salah satu elemen yang paling penting dalam sebuah cerita. Tanpa adanya karakter, cerita kita tidak akan mungkin bisa berjalan dengan maksimal.
Secara umum, pembaca itu akan membaca cerita kita dengan 3 alasan, yang pertama karena suka dengan gaya penulisnya. Yang kedua, alur ceritanya, yang ketiga karena sudah jatuh cinta dengan karakternya, jadi apa pun yang akan dilalui tokoh pasti akan dibaca sampai tuntas.
Lalu bagaimana membuat karakter yang dicintai pembaca? Buatlah karakter yang sekuat mungkin, senyata mungkin, buat orang lain benar-benar bersimpati dan merasakan apa yang tokoh rasakan.
Caranya adalah dengan, cintai tokoh kamu terlebih dahulu, kenali mereka. Sebelum kamu membuat sebuah cerita tanyakan dulu bagaimana ciri-ciri tokohku? Bagaimana gerak-geriknya? Bagaimana sifatnya? Apa yang ia suka dan tidak ia suka? Bagaimana latar belakang sosial, pendidikan dan keluarganya? Dan berbagai macam hal. Kamu bahkan bisa bertindak sebagai seorang wartawan terhadap narasumber.
Kalau bisa, kenali mereka 100%, seperti kamu mengenal diri kamu sendiri, atau minimal seperti kamu mengenal sahabat atau saudara kandungmu. Sehingga kamu dengan mudah menyatu dan menebak apa yang dimau sang tokoh.
Satu hal lagi, entah disadari atau tidak kita pasti menciptakan seorang tokoh karena mempunyai bayangan, harapan, idealisme, setidaknya secuil dari diri mereka ke dalam tokoh tersebut.
Kita membentuk tokoh yang karakternya hampir sama dengan diri kita, atau apa yang kita inginkan terjadi pada diri kita.
Misal, kita orang yang pemalu, tapi kita membuat seorang tokoh yang penuh percaya diri. Secara tidak langsung kita menginginkan kepercayaan diri itu muncul dalam diri kita sendiri. Meski role modelnya orang lain sekalipun, semua pasti didasarkan karena alasan emosional.
Kalau kamu belum merasakan keterikatan emosional tersebut, mungkin kamu tidak benar-benar memikirkan karakterisaksinya, atau mungkin kamu belum bisa membuat ia berkembang. Jadi, coba gali lagi karakter tokohmu, pikirkan baik-baik, menyatulah menjadi mereka. Bayangkan kalau kamu menjadi mereka, sikap dan sifat yang tokoh kamu ambil harus relate dengan kepribadian yang kamu ciptakan.
Namun, yang perlu digarisbawahi adalah, tidak semua sifat dan background tokoh kamu tunjukkan ke dalam cerita, cukup apa yang diperlukan saja. Yang sesuai dengan plot dan alur ceritamu.
Oke, cukup sekian materi kali ini. Kita mulai ke sesi tanya jawab ya.
*****SESI TANYA JAWAB*****
1.
Tanya: Aku beberapa kali baca novel spiritual di mana tokoh utama selalu memiliki hati baik, dan sifatnya terkesan flat. Lurus, seolah ia tanpa celah. Anh, aku pernah buat karakter yang menyenangkan, tapi punya sisi yang kurang baik contoh tokohku bersikap egois. Lalu, ada orang yang benci tokohku karena sikapnya, padahal aku pengen nyiratin amanat dari sifat tokoh tersebut. Apakah main character di novel spiritual harus lurus2 aja kak? Kalau aku bikin 2 TU sama² nggak lurus, maaf, semisal ada yang agak nyimpang gt. Apakah itu salah?
Jawab: Kalau menurutku, sebenernya tokoh utama itu gak harus sempurna sih, justru karena kekurangan yang dia miliki dia jadi lebih manusiawi, proses perubahan karakternya juga bisa terasa. Tokoh Biru di CDLB juga orangnya jutek, nyebelin, cinta plinplan, tokoh bintang di mch malah gengsi gede2an, tapi alur cerita membuat karakter mereka berubah.
Bagiku cerita spiritual itu bukan tentang cerita orang2 suci yang tanpa cela, justru kekurangan yang dimiliki tokoh bisa jadi hikmah dan amanat yang nanti bisa kita sampaikan kepada pembaca.
Untuk komentar orang tentang tokoh kita, ya kita emang gak pernah bisa maksa semua orang untuk suka, toh sudut pandang orang memang berbeda-beda, kalau kamu memang yakin dengan karakter dan jalan cerita yang mau kamu buat, tetap berpegang teguh saja dengan hal itu, pasti ada pembaca yang mengerti kok, malah kadang jumlahnya lebih banyak.
2.
Tanya: Assalamu'alaikum Kak Pim. Aku mau nanya;
1. Tokoh seperti apa yang pas untuk genre spiritual? Apa ada karakter yang dilarang? Atau bisa membuat tokoh sama seperti kita nulis genre lain?
2. Dalam pembuatan karakter untuk genre spiritual, apa boleh kita berpatokan pada sosok Fatimah Az Zahra. Padahal, di dunia ini, sangat sulit menemukan sosok yang menyerupai Fatimah Az Zahra.
Jawab:
1. Eeeuumm sebenernya gak ada patokan khusus karakter untuk genre spiritual sih, pada dasarnya semua manusia itu unik, dan kita bisa mengambil keunikan sifat manusia itu dalam cerita kita. Asal jangan yang gak masuk di akal aja. Misal, orang yang baik tanpa cela, atau sebaliknya, jahat tanpa ada latar belakang dan alasannya.
Biasanya kalau spiritual itu batasannya lebih di adegan dan dialog mungkin, harus hati2. Aku pernah dapet kritik juga soal ini padahal menurutku udah kubuat sesuai dengan karakternya. Tetapi, balik lagi, kadang juga ada yang gak mempermasalahkan soal itu, sudut pandang orang memang beda-beda.
2. Gak ada yang salah dengan patokan sifat atau karakter kok, aku juga sering buat karakter dari tokoh tertentu, malah hal itu bisa membuat kita lebih mudah berimajinasi. Mungkin juga kita bisa improvisasi, gak yang sama persis dengan role model kita, buat sifat dan karakteristik yang sesuai dengan apa yang kita bayangkan.
Tanya: Oh oke. Berarti karakter nya jangan "sempurna" Gtu ya kak. Kalaupun mau merubah sifat harus ada sebab dan akibatnya.
Jawab: Ya karena gak ada manusia yang sempurna di dunia ini, karena kesempurnaan hanya milik Allah. Menurutku karakter yang punya kelebihan dan kekurangan itu lebih berasa real aja. 🤭
Tanya: Ah itu, Kak. Ada yang mau ditanya lagi boleh? Tentang dialog sih. Katanya kan ada batasan lebih di adegan dan di dialog. Nah untuk percakapan di pesantren itu biasanha gimana kak?
Jawab: Iya, perubahan sifat pasti melalui proses, gak tiba2, mak cling langsung baik. Nanti malah jadi kayak ada udang di balik bakwan. Sebenernya kalau masalah kehidupan pesantren aku gak bisa jawab banyak, sampai sekarang aku juga belum buat cerita pesantren karena merasa belum cukup pengetahuan soal kehidupan di sana, gak punya pengalaman. 😅
Tapi sedikit tahu obrolan di pesantren mungkin ada ciri khas tertentu ya, dan ada panggilan khusus kayak 'ning' atau 'gus'. Gitu juga obrolan anak pesantren mungkin lebih terdengar sopan santunnya daripada obrolan anak2 sekolah biasa. Dialog pasti kan menunjukkan jati diri, dan latar belakang dari tokoh juga, disesuaikan aja.
Tanya: Ning itu untuk guru, teman, atau kakak kelas kak? Apa bisa ke siapa-siapa? Kalau semisal di genre spiritual dialog kata aku diganti 'ana' atau tetap 'aku' aja kak?
Jawab: Ning itu kayaknya panggilan untuk anak muda yang dihormati di sana, seperti anak perempuan dari kiai gitu. Cmiiw ya. Bisa sih, kayaknya sodara aku yang nyantri juga ngomongnya biasa kok gak kearab2an. Hehehe
3.
Tanya: Misalnya aku kan mau buat cerita Kak. Terus di dalam cerita yang kita buat ada tokoh pria. Nah, bagaimana caranya agar kita mudah membuat karakter dari tokoh pria atau laki" tersebut? Apalagi untuk seorang penulis yang mungkin gak mau trlalu dekat atau membatasi pergaulan dengan para pria yang bukan mahrom dan ia tidak tahu tentang karakter apa yang cocok untuk tokoh pria tersebut.
Jawab: Mungkin kita bisa observasi dari laki2 yang menjadi mahram kita, seperti ayah, kakak. Atau bisa juga nonton film dan baca buku, dari sana kita jangan hanya menikmatinya saja, tapi juga mengamati, jadi gak cuma dapet hiburan, tapi juga ilmu baru, bagaimana penulis menciptakan karakter dalam film atau buku mereka.
Semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top