[Materi] Membuat Cerita dengan Nuansa Spiritual

Kelas Umum Spiritual WWG
Membuat Cerita dengan Nuansa Spiritual
Senin, 11 Mei 2020


Tutor : Prima Mutiara
Moderator : Tanti Chan
Notulen : Malihah

Profil Tutor
Nama            : Prima Mutiara
Nama Panggilan : Pim, atau Kapim
Asal              : Pati, Jawa Tengah
Akun WP dan IG: primamutiara_
Buku terbit :
- Cinta di Langit Biru (Grass Media, 2018)
- Mengejar Cinta Halal (Wahyu Qolbu, 2018)
Posisi di Jurusan Spiritual WWG : Guru Besar (pembimbing)

🌹Materi🌹


Apa saja sih yang harus kita lakukan untuk membuat cerita dengan nuansa spiritual? Apakah hanya dengan memberi tokoh yang berhijab atau bersorban cerita kita sudah bisa dikatakan cerita spiritual? Kalau kata Pim, tentu tidak. Pim pernah baca cerita dengan tokoh yang berhijab, tapi karena titik fokusnya hanya di masalah percintaannya saja, minim materi spiritual jadi dia masuk ke ranah romance. Tapi ada pula yang mengkombinasi antara romance dan spiritual. Ini sepertinya yang laris di pasaran. Namanya hidup tanpa cinta kayak taman tak berbunga ye kan? Hihihi. Nah, ini boleh saja, tapi hati-hati ya. Kita harus sudah menentukan tema yang kita akan kita angkat supaya tidak salah sasaran.
Jadi, yang perlu kita lakukan untuk membangun unsur spiritual itu adalah

1. Tentukan tema.
Sebagai contoh, dalam cerita terbaru yang sedang Pim tulis, Bukan Imam Pilihan, mengangkat tema mualaf. Kenapa sih tema itu penting? Supaya kita fokus saja mencari materinya, dan materi yang akan kita kasih nggak terlihat seperti tempelan. Apalagi materi spiritual ini kan berhubungan dengan agama ya, jadi nggak boleh sembarangan dalam mengutip ilmunya.

2. Riset
Yup, riset, cari materi sesuai dengan tema yang akan kita ambil. Contoh soal mualaf tadi, Pim mencari materi tentang apa yang kira-kira cocok dimasukkan. Apa yang dirasakan seorang mualaf pertama kali masuk agama Islam? Apa saja pertanyaan sang mualaf saat sudah mendalami agama yang ia anut sekarang? Misal, tentang orang yang sudah Islam dari lahir tapi tidak sholat. Orang yang suka mengejudge agama lain. Bagaimana mempertebal keimanan kepada Allah. Dan lain sebagainya. Tentu riset ini bisa dilakukan melalui internet, cari sumber terpercaya ya. Atau dari kajian yang kita ikuti langsung, bisa juga kita tanya dengan orang yang ilmu agamanya lebih tinggi dari kita. Pastikan jangan menyesatkan pembaca. Masalah agama biasanya cukup krusial.

3. Memasukkan materi riset dalam alur.
Jadi, materi itu aku selipkan sedikit demi sedikit di beberapa bab, masuk ke outline dan disatukan dalam cerita dan konflik juga. Jadi nggak terkesan asal nempel aja, udah selesai. Tapi juga mempengaruhi isi cerita. Nah, setelah semua kelar, kita tinggal tulis deh ceritanya.


🌹Pertanyaan dan Jawaban 🌹

Pertanyaan 1 (Andita) : 1) Bagaimana cara menghindari unsur SARA jika dalam suatu cerita terdapat tokoh yang berbeda agama? 2) Bagaimana cara mengungkapkan agar tidak terkesan menggurui?

Jawaban : 1) Sebisa mungkin gak menyinggung agama lain. Agamamu, agamamu, dan agamaku, agamaku. Kalau cerita tentang perbedaan agama seperti itu, mungkin kita bisa lebih menonjolkan perasaan pribadi, seperti perasaan tenang, damai saat memeluk agama islam, dan lain sebagainya. Untuk agama lain pun jangan menampilkan seolah mereka salah, semua agama mengajarkan kebaikan kok, hanya saja masalah keyakinan tidak bisa dipaksakan.

2) Masukkan materi-materi itu di percakapan sehari-hari juga bisa, sambil bercanda. Ini pinter-pinternya kita bangun suasana dan alur sih.
Feedback : Kalau ceritanya dalam lingkup pertemanan , seorang muslim mencoba memasukkan teori-teori Islam kepada non-muslim dengan tujuan agar non-muslim ini mau masuk Islam, apakah itu termasuk dilarang dalam sebuah cerita?

Jawaban : Lebih baik sih gak mencekoki secara sengaja ya, kayak menghasut gitu jangan. Maksudnya ya, lebih baik kita tunjukkan kelebihan Islam itu apa sih? Lewat tutur kata kita yang halus, lewat akhlak yang terpuji, lewat indahnya bacaan Alquran. Biarkan orang yang non-muslim ini merasakannya kenyamanan sendiri.

› Pertanyaan 2 (Alia) : Kak, bagaimana cara mencantumkan dalil-dalil agama dalam suatu naskah?

Jawaban                     : Tergantung konteks ya, misal ceritanya lagi ada kajian atau ceramah, lebih bagus ya disertakan bahasa Arab dan artinya. Tapi kalau dalam percakapan sehari-hari, kita bisa langsung ke inti aja, biar orang yang dikasih tahu ngerti. Bisa juga dimasukkan dalam quote pas awal/akhir bab. Untuk penekanan aja, jadi gak masuk alur.

› Pertanyaan 3 (Hana) : Saat ini, pembaca Wattpad didominasi oleh remaja sekitar usia 13-25 tahun. Mereka sangat menyukai cerita yang buat baper. Nah, bagaimana cara kita membawa cerita spiritual agar menarik perhatian mereka dan bukan hanya baper tapi banyak pelajaran yang bisa diambil?

Jawaban                   : Nah, seperti yang aku bilang di materi atas tadi, selain kita memikirkan alur cerita, kalau bisa kita juga harus memikirkan tema spiritual yang mau kita tunjukkan kepada pembaca. Jangan fokus ke baper-baperannya doang. Kalau baper mah, romance, teenfict juga bisa bisa bikin baper, kita banyak baca aja cerita seperti itu nanti pelajari cara mereka bikin hanyut pembaca sampai terbawa perasaan, posisikan diri bukan cuma sebagai pembaca, tapi juga pencuri ilmu kepenulisan.

› Pertanyaan 4 (Resa) : Bagaimana cara kita memasukan materi riset dalam alur agar kesannya santai dan bisa dinikmati, Kak?

Jawaban : Kita bisa masukkan ke bahasa sehari-hari, lewat sindiran ke teman, bercandaan, diskusi, ngobrol santai, berantem manja. Sebenernya banyak cara sih, tergantung dari materi apa yang mau kita sampaikan. Untuk contoh, bisa baca ceritaku yang Alhamdulillah, i'm in love. Eh ini kok malah promosi. Tapi di sana emang aku buat setiap babnya ada kayak hikmah gitu, dan materinya aku masukin ke bahasa sehari-hari bukan kayak ceramah. Atau ada juga tuh penulis namanya Uniessy kalau gak salah, dia juga bagus bawainnya, sambil bercanda. Coba baca-baca cerita yang sekiranya bisa dijadikan referensi, nggak cuma punyaku ya.
Feedback : Lalu kalau kita mengambil marriage life sebagai tema dan di dalamnya terdapat narasi tentang hubungan suami-istri yang lebih menjurus, apa ini boleh diterapkan dalam cerita spiritual?

Jawaban : Iya harus dong, otak kita itu butuh input supaya outputnya lancar. Maksudnya kita butuh banyak membaca, supaya apa yang kita keluarkan juga lebih berkualitas.  Kalau masalah suami istri ini mungkin kita bisa pakai teknik showing ya, udah pada tahu belum sih? Jadi bukan menjelaskan secara rinci skinship yang tokoh kita lakukan, tapi bagaimana perasaan mereka. Gunakan kata yang halus, dan kalau bisa jangan uang terlalu vulgar ya, pasti nanti banyak yang protes

Tanggapan (Noona) : Aku pernah ikut kelas, ada yang bertanya gimana kalau ibadah suami istri dengan unsur religi? Jawabannya bisa saja adegannya diskip. Itu gimana, Kak?

Jawaban : Kalau religi emang biasanya kayak awalan aja sih terus diskip, tapi ya kalau kamu pinter mainin kata supaya gak terkesan gimana gitu, ya boleh aja.

› Pertanyaaan 5 (Noona) : 1) Mengangkat tema pacaran dalam cerite bergenre teenfict spiritual apakah bisa? 2) Apakah genre lain bisa kita selipkan nilai religi selain romance?

Jawaban : Bisa banget dong, contohnya tokohku di MCH awalnya juga pacaran, tapi akhirnya lambat lain kita tanamkan kalau pacaran itu bukan jalan yang benar. Kita berikan perkembangan karakter di mana mereka bisa menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya, memahami yang tidak ia ketahui sebelumnya. Genre lain di-mix dengan religi. Bisa banget kok. Aku pernah baca cerita Kak Susan Arisanti, dia mix genre religi dengan action, pernah juga temenku Diana Febi, mix genre misteri dengan action. Jadi sah-sah aja sebenernya, tinggal kita cari ide yang menarik aja.
Feedback : Kalau tentang orangtua gimana Kak? Dan apakah ada buku dengan genre chicklit-religi?
Jawaban : Coba baca cerita di swp_writingproject  deh, kayaknya pas generasi kedua itu tema ceritanya tentang masalah keluarga. Kalau genre chiklit-religi, sebenernya ini genre yang aku ambil untuk cerita Bukan Imam Pilihan yang aku tulis, cuma gak tahu ya udah masuk apa gak, soalnya kemarin kena kritik gaya bahasanya masih anak muda banget.  Lebih masuk ke young adult.

› Pertanyaan 6 (Icha) : Bagaimana cara untuk menemukan dalil-dalil yang shahih karena seperti yang kita ketahui, kesalahan dalam memasukkan dalil akan berakibat fatal? 

Jawaban : Nah, ini kita harus pintar cari referensi ya. Pastikan sumber terpercaya. Dan ilmunya bisa dipertanggungjawabkan. Hal ini biasanya bisa diminimalisir kalau kita baca buku yang emang udah dari penerbit yang terpecaya kayak Wahyu qolbu misalnya. Atau kalau bisa sih, langsung ke ustadz atau guru kita langsung aja, biar bisa sekalian QnA nya. 

› Pertanyaan 7 (Miftah) : Bagaimana cara mengubah sifat tokoh di dalam cerita agar tidak terkesan buru-buru, contoh kisah hijrah seorang berandalan?

Jawaban : Berikan dia alasan untuk berubah.Yang namanya perubahan itu pasti gak mungkin ada kalau gak dipancing sama sesuatu hal, entah itu peristiwa tertentu, atau orang yang bisa mengetuk hatinya. Nah, biasanya perubahan ini juga ada beberapa tingkat seperti denial dulu, lalu perlahan menerima.

› Pertanyaan 8 (Anida) : Bagaimana cara agar tema islami dalam cerita spiritual ini tidak mendominasi plot hingga karakter tokoh? Apakah bisa menulis cerita religi dengan tokoh yang santai namun pembawaannya tetap mencerminkan pengetahuan islaminya?

Jawaban : Iya bisa banget kok. Kan namanya karakter orang beda-beda, yang penting gak melanggar syariat aja. Tokoh yang ditulis uniessy dalam ceritanya itu oppa-oppa gaul, dan mereka paham agama. Bisa menjadi salah satu referensi.

Pertanyaan 9 (Ukhtira04) : Jika kita menulis cerita tentang seorang muslim yang berusaha menyadarkan seorang atheis apakah itu termasuk ke dalam pemaksaan?

Jawaban : Menyadarkannya dengan cara gimana dulu, kalau dengan cara halus mungkin gak termasuk pemaksaan juga. Tapi kalau bilangnya dengan emosi seperti. "Lo tuh berada di jalan yang salah, dosa besar, masuk neraka. Cepatlah bertobat." Ya yang ada orang itu bukannya tobat malah marah-marah.

› Pertanyaan 10 (Erma) : Jika saya menulis cerita tentang hubungan cowok cewek yang belum sah dalam cerita spiritual bagaimana, Kak?  Dalam cerita saya, ada cerita cinta beda agama. Awalnya si cowok mencoba mendekati si cewek yang pembawaannya selalu dingin. Namun, lama-lama si cewek jadi luluh, deket dan tidak cuek lagi sama si cowoknya. Nah, bagaimana ini, Kak?

Jawaban : Bisa, tapi balik lagi, si cewek ini paham agama gak? Tahu gak kalau dilarang berduaan dengan yang bukan mahram di suatu tempat yang sepi? Kalau iya, sebisa mungkin buat kedua tokoh gak hanya berdua, atau setidaknya mereka berinteraksi di tempat umum, atau bukan yang membuat mereka berdua saja---kecuali ada kejadian yang memaksa, seperti kelinci berdua, ini kan bukan kemauan kedua belah pihak, ya.
Feedback : Kalau ternyata yang deketin cowoknya dan dia berusaha buat agak menjaga jarak. Ketika sadar kalo mereka cuma berdua berarti gak papa ya kak?
Jawaban : Gak papa, kan si cowok gak terlalu ngerti ajaran agama islam.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top