Tips Mingguan: Kenapa Cerita Fantasi Mendapat Stigma Jelek di Indonesia?
Tips Mingguan
Kenapa Cerita Fantasi Mendapat Stigma Jelek di Indonesia?
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Pertama: berkaitan dengan pembaca, kedua: berkaitan dengan penulis.
Baik pembaca dan penulis, tentu menjadi diharapkan apabila keduanya punya pemahaman yang baik juga mengenai karya yang mereka baca atau mereka tuliskan. Pemahaman mengenai proses kreatif, mengenai kedalaman isi, mengenai studi sastra dan kritik sastranya sendiri.
Di sisi lain, alasan lainnya mengapa fantasi mungkin belum mendapat tempat yang baik di masyarakat Indonesia bisa jadi karena masalah kualitas yang mungkin dirasa belum sebagus para penulis Young Adult (YA) dan fantasi luar.
Kenyataan bahwa mungkin sebagian penulis fantasi Indonesia masih belum terlalu mahir dengan teknik penulisan tertentu, seperti masalah penggunaan hard fact dan mental fact/mentifact, penggunaan alusi (baik itu alusi yang bersifat biblical, mythological dan historical) dan seterusnya.
Mari berbincang mengenai karya sastra dan konsep ‘fakta’ di dalam studi sastra. Satu kata yang sepertinya dari masa ke masa selalu mengalami perdebatan. Ada perbedaan pikiran, ada perbedaan nilai, dan hal-hal lain yang tak berkesudahan.
Apakah ‘fakta’ yang dituliskan dalam sebuah karya harus selalu sesuai dengan apa yang ada di dunia nyatanya? Atau apakah ‘fakta’ yang dipaparkan oleh penulis harus selalu benar dan memang ada dan kita temukan di keseharian kita? Atau apakah boleh ada unsur imajinasi dalam tulisan kita, yang nantinya bergabung dengan ‘fakta’?
Dalam studi sastra, dikenal dua jenis fakta, yaitu:
1. Hard Fact
Hard fact adalah fakta yang nyata, objek, peristiwa, atau segala sesuatu yang didasarkan pada apa yang sudah terjadi (something happened) atau sesuatu yang sedang dan tengah hangat (something happening).
Peristiwa yang terjadi pada 17 Agustus 1945, hari kemerdekaan Indonesia, adalah salah satu fakta yang berdasar dari apa yang sudah terjadi. Lalu, kepemimpinan Jokowi misalnya masih berlangsung. Itu fakta yang berdasarkan dari apa memang tengah berlangsung.
Kedua contoh itu adalah contoh dari hard fact, fakta yang nyata, yang bisa kita lacak dan kita cari kebenarannya.
2. Mental Fact/Mentifact
Mental fact/mentifact adalah fakta-fakta yang telah kita olah sedemikian rupa di dalam pikiran, lalu kita berikan atau kita masukkan unsur imajinasi di dalamnya.
Masih menggunakan contoh di bagian sebelumnya, kita bisa membuat cerita dengan menggunakan hard fact yang kita ketahui dan menjadikannya sebagai mentifact.
HARD FACT –> MENTIFACT
Menyadari perbedaan antara mental fact dan hard fact ini menjadi penting bagi kita sebagai penulis dan juga sebagai pembaca. Sebagai penulis, kita akan kemudian lebih berhati-hati dalam menuliskan detail, membuat narasi dan deskripsi yang kita buat dalam tulisan.
Sebagai pembaca, tentunya kita akan juga menjadi lebih waspada dengan apa yang kita baca. Selain itu, sebagai pembaca kita akan dituntut untuk mempertimbangkan fakta-fakta yang kita temukan dalam karya sastra. Apakah faktanya berupa hard fact atau mental fact.
Bila demikian, jelaslah sudah, letak permasalahan dan fungsi ‘fakta’ dalam karya sastra dan ‘fakta’ dalam tulisan non-fiksi seperti sejarah. Jadi tak akan bisa disalahkan, bila penggambaran Arok Dedes yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer mungkin berbeda dengan apa yang dijelaskan oleh sejarahwan mengenai Arok Dedes. Dan juga tak bisa kita klaim salah dan ‘ngawur’, satu karya dari Ayu Utami misalkan, bila Ayu Utami menuliskan dan memberikan penjelasan yang berbeda dalam Trilogi Bilangan Fu-nya, saat Ayu Utami menuliskan cerita dan pandangannya mengenai Candi Borobudur sebagai ‘axis mundi‘, pusat dunia, dan candi-candi lainnya di wilayah Jawa.
Karena proses kreatif yang mereka lakukan, telah mengubah ‘hard fact‘ itu menjadi ‘mental fact‘. Dan itu adalah hak eksklusif penulis dalam semesta kepengarangannya. Mereka punya kebebasan menulis sesuai dengan interpretasi yang mereka rasa perlu untuk setiap tulisan yang mereka buat.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Ingin mendapat tips lebih cepat tiap minggunya dan lebih singkat lagi?
Kunjungi IG wwg fantasi: @fantasy_thewwg
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Sumber : https://id.quora.com/Mengapa-genre-fantasi-mendapat-stigma-jelek-di-Indonesia
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top