The Sacred Imperium Legacy : Resurrection by Felioryn

[TEN CHAPTER RULE]

-

Kisah ini udah pindak ke dreame, so bagi kalian yang ingin baca kisah ini lebih lengkapnya, saksikan saja di Dreame.com atau starrywriting.com. Di sana, kalian bisa baca novel ini utuh. 

Nah, sementara kalian baca novelnya utuh di sana, saya ulas sepuluh chapter pertamanya dalam TEN CHAPTE RULE yang lain. 

Cerita ini didaftarkan ke saya sebagai cerita segmen middle grade alias untuk PG13 saja. Jadi mungkin akan ada sedikit terlalu banyak garam yang saya taburkan di sini karena saya paling, paling kritis sama pembangunan dunia atau latar tempat kejadian. Apalagi karena tema cerita ini tentang sihir. 

Hahahaha, seperti yang kalian tahu, saya benar-benar kritis soal sistem sihir di dunia rekaan, so kak Feli, persiapkan diri kakak untuk ulasan di bawah. 

-

1. Sampul

Kalau covernya menarik begini, saya kesulitan bikin komentarnya. Haha.

Inisiatif yang bagus untuk membuat sampul sendiri dengan gambar yang dibuat sendiri. Setidaknya itu tidak melanggar hak cipta siapa pun dan tidak akan ada yang tersakiti. 

Dari penempatan judul, nama pengarang, saya tidak punya protes. Sampul ini sampul minimalis yang menitik tengahkan tokoh utama tanpa ada banyak petunjuk yang lain. Tidak ada warna latar belakang yang mencolok, tapi mungkin latar kelabu di belakang sang tokoh utama bisa jadi petunjuk penting kalau kisah ini nggak akan jadi kisah yang terang seperti buku middle-grade lainnya. 

Saya nggak bisa menerka ekspresi tokoh utama apakah sedang tersenyum atau menangis dalam hati. Tapi saya menebak, ekspresi itu bukan ekspresi bahagia. Dan saya nggak bisa menolak sebuah kisah yang tidak begitu terang seperti buku anak-anak.

Adanya aksen topi penyihir di dekat judul memberi kita petunjuk akan tema apa yang ada di dalam buku ini. 

Yap, sihir.

Apa akan sama seperti buku-buku middle-grade bertema sihir di luar sana yang tidak lebih dari ide tambal sulam yang sudah kebanyakan dipake? Kita lihat saja di bawah. 

-

2. Abstrak

The Sacred Imperium adalah kekaisaran kuno yang telah runtuh ribuan abad lalu. Hanya sebagian orang yang mengingatnya. Namun, apa yang paling diingat oleh orang-orang adalah warisannya, The Sacred Imperium Legacy. Warisan yang memiliki kekuatan tiga dunia, Langit, Bumi, dan Dunia Bawah. Sudah lama sekali sejak warisan itu tersebut di mulut masyarakat umum. 

Namun siapa sangka warisan ilahi itu kembali muncul untuk memilih tuannya? Satu-satunya warisan yang memiliki kesadaran untuk memilih tuannya sendiri. Bahkan jika Raja Surga menginginkannya, ia tidak bisa. Hanya seseorang yang tidak terikat aturan langit, bumi, maupun dunia bawah-lah yang bisa. Tapi siapa? Siapa orang diberkati oleh tiga dunia itu? Apa jalan yang ia pilih? Menentang surga, melawan bumi, membantu dunia bawah, atau sebaliknya? Atau ia memilih jalannya sendiri?

-

Saya suka gaya abstrak seperti ini untuk novel fantasi. 

Banyak yang gagal menghadirkan abstrak seperti ini, jika pembuka yang mereka pilih menceritakan masa lalu. Kebanyakan malah jadi kepanjangan dan malah rancu mana yang topik utama dan mana yang bukan. 

Kak Feli berhasil menghadirkan abstrak yang singkat, padat, dan jelas dalam dua paragraf. Ada tokoh utama, semua unsur intrinsik yang dijadikan satu, ada pertanyaan besar yang menjadi inti cerita dan ada konflik yang mengintip sedikit dari balik kalimat-kalimatnya. 

Good job untuk kak Feli karena berhasil menarik minat saya membaca kisah ini. Abstraknya wow!

-

3. Tema

Sayang di sayang, tidak semua abstrak bagus, turut mewakili isi yang bagus. 

Ekspektasi saya agak menurun ketika melihat bahwa tema yang dipakai oleh kisah ini sama seperti tema umum yang sudah terlalu banyak digunakan tapi masih digandrungi pasaran dan punya pasar sendiri, entah untuk dicaci atau dijadikan koleksi baru dari semua tema umum yang mungkin suatu hari nanti jadi genre sendiri. 

Apa lagi kalau bukan ... sekolah sihir. 

Saya sempat mengira kita akan lebih berpusat ke karir karena abstraknya sudah membahas soal pilihan hidup, tapi ternyat akita dimulai dari nol, seperti sapaan khas petugas pom bensin. 

Dimulai dari sekolah. Dimulai dari tidak tahu apa-apa. 

Ada alasan kenapa tema akademi sihir itu banyak digunakan dan sebenarnya kenyataannya cukup lucu. Kebanyakan pengarang berpikir akademi sihir adalah tema yang sangat mudah diolah, banyak yang suka, mudah diselesaikan, memiliki solusi untuk setiap masalah dengan gampang a.k.a sihir, dan punya potensi tidak terbatas untuk dikembangkan. 

Tapi karya ini dan banyak karya lain bertema serupa di luar sana membuktikan, bahwa membuat sebuah cerita soal akademi sihir dan sistem sihir, sekalipun disukai banyak orang, tidak semudah kelihatannya. Karena di balik tema yang umum, terdapat detail-detail segulung yang bisa bikin kepala mumet tujuh keliling.

-

4. Alur

Sebagaimana buku middle grade, alur yang digunakan dalam buku ini konstan maju. Sesuatu yang nggak aneh. Alur di buku ini ramah pembaca. TIdak membingungkan dan langsung ke intinya.

Sejauh sepuluh chapter awal, tidak diperlihatkan banyak soal latar belakang para tokoh kecuali di chapter pembuka yang menjadi chapter paling menarik dari sepuluh chapter.

Sori kak Feli.

Sisanya saya diberikan bacaan sebagaimana akademi sihir di novel super terkenal itu: bangun-berangkat-belajar-berteman-pulang-ngobrol di lounge-tidur-ulangi lagi.

Ditambah-tambahi sedikit makhluk-makhluk magis dan sistem sihir yang harus saya bilang, lumayan punya bobot dan penting di kisah ini, sebenarnya ini bukan karya yang alot dari segi plot. Setidaknya saya yakin sebagian besar penikmat fantasi bisa membacanya dengan cepat tanpa harus banyak berpikir. 

Terutama karena ada instrumen plot klise bernama buku ajaib di sini. 

Paham, sih, maksud pesan moralnya adalah: sering-sering ke perpustakaan. Siapa tahu jawaban masalah hidupmu ada di sana. Tapi yah ... kalau semuanya bisa didapatkan di perpustakaan, segmen terlarang, segmen yang khusus bagi kalangan A, B, C tanpa membuat karakter berusaha mencari informasi itu dari sumber primer yang lebih kompeten seperti kejadian asli atau kesaksian para saksi mata ... saya merasa instrumen plot ini melempem. 

Sekalipun middle grade, kebiasaan ini harus dikurangi dari semua jagad pernovelan akademi sihir. Bukan berarti saya melarang adanya buku di perpustakaan, tapi ... membeli buku sekali-sekali nggak ada salahnya, kan?

Dan ngomong-ngomong soal pesan moral, penting sekali untuk diajarkan kepada anak-anak remaja terutama di dunia tempat medsos dan sihir berdampingan secara selaras:

Jangan langsung bikin toss dengan orang yang baru kamu temui satu jam lalu. Meski dia asalnya dari satu sekolah kamu sekali pun. Itu mencurigakan dan seram. Karakter utama yang naifnya sudah di level ini, patut diceritakan sabab musabab kenapa dia bisa senaif dan seterbuka ini dan sebaiknya cepat, jadi para pembaca tidak keburu lupa dan mulai mempertanyana logika mereka sendiri saat membaca adegan seperti ini. 

Orang di dalam cerita akan mengira mereka berdua akrab, saya sebagai pembaca merasa ada sekrup yang lepas dari kepala mereka berdua. Tidak ada sedikit pun petunjuk kalau mereka sudah saling kenal dari masa kecil seperti yang dikatakan pengarang. Saya rasa ada baiknya kak Feli menyisipkan sedikit petunjuk itu di tengah interaksi ini, sekadar mengingatkan pembaca bahwa kedekatan yang tiba-tiba ini ada alasan dan latar belakangnya. Bukan karena buku ini khusus untuk anak-anak. 

Karena, hei, Hermione dan duo Ron-Harry tidak begitu dekat pada awalnya. Harry dan Ron pun dekat hanya karena di kompartemen mereka nggak ada anak lain yang bisa diajak ngobrol. Kecuali tikusnya Ron bisa ngomong.

-

5. Penokohan

Karena baru sepuluh chapter awal, saya hanya diperkenalkan sedikit karakter utama ... sepertinya. Dan banyak sekali karakter sampingan yang mungkin akan berperan penting di chapter depan. Tapi sejauh sepuluh chapter ini, saya mendapati ada 3 tokoh sentral di sini. 

Tokoh-tokoh legenda tidak dihitung ya, karena mereka, saya yakin, pasti bakalan penting kok. Walau tinggal sejarah doang. 

Reizh, tokoh utama yang lovable sejauh ini. Naif, ceria, penuh potensi dan optimistis, seperti layaknya para tokoh novel fantasi remaja yang memang dikhususkan untuk tampil positif. Saya suka pembawaan karakter dia, andaikata sistem sihir dan segala macam bala-bala di latar tidak mengganggu konsentrasi.

Zaviel, adik yang menurut saya ... jika dibuat lebih dari sekadar tukang tereak di dalam kisah, pasti akan menarik. 

Skye, tokoh utama perempuan yang saya belum yakin apa perannya. Atau apa gunanya nongol di sepuluh chapter awal selain jadi "heroine". 

Untuk perkembangan karakter, Reizh masih mendominasi. Sementara dua tokoh lain yang saya anggap sentral hanya sekadar lalu atau tidak memberi dampak signifikan pada plot maupun perkembangan karakter Reizh sejauh 10 chapter awal. Masih terlalu dini menilai, jadi masih layak untuk ditunggu kelanjutan kisah dari tiap karakter ini. 

Jika ada satu hal yang membuat saya sempat mengernyitkan dahi adalah di adegan ini: 

Kenapa ... aku ngerasa kakeknya lebih berbahaya dibanding Dark Sith?

Satu hal yang mengganggu saya adalah pada penamaan karakter dan kecocokannya dengan latar. Itu akan saya bahas lebih lanjut di bawah, tapi karena buramnya latar dan unsur-unsur ekstrinsik yang menyertai cerita ini, saya jadi bertanya-tanya, apa gunanya nama-nama sulit dari para tokoh kalau dunia tempat kejadian cerita ini saja kita tidak tahu di bumi ataukah di dunia lain?

Agak sayang saja, menurut saya. Nama-nama yang panjang itu ... saya kagum kak Feli bisa menuliskannya tanpa salah eja atau lupa. Kalau saya pasti udah lupa dari bab 2.

-

6. Latar

Jujur, jadi masalah paling berat yang diderita oleh sepuluh chapter awal. 

Kita mulai dari latar internal di dalam kisah dulu. 

Saya tidak tahu latar kisah ini ada di mana, kerajaan monarki mana yang masih butuh raja ketika semua rakyatnya bisa menggulingkan dia dalam satu kekuatan sosial media? Bagaimana sistem baterai di sana, bagaimana pembatasan sihir di sana, kenapa butuh bus sementara kamu bisa mengembangkan sihir teleportasi, apa nggak ada penggunaan lingkaran sihir di sana, bagaimana semua ini bisa berjalan beriringan, ini sebenarnya misteri yang layak sekali di tunggu. 

Ada banyak hal yang spesifik dijelaskan di kisah ini, tapi tidak cukup spesifik. Seperti melihat tumpahan minyak di atas air yang jadi spektrum berbagai warna, tapi di baliknya, tetap hanya ada air yang bening. 

Dimulai dari penggunaan banyak sekali istilah dalam bahasa Inggris. 

Saya termasuk kubu yang tidak suka kalau basah inggris dijadikan bahasa internasional, bahkan di dalam sebuah cerita fantasi. Terutama kalau kisahnya itu high-fantasy. 

Ayolah, para pengarang sekalian. Kalian diberi kuasa untuk membentuk sebuah dunia. Kalian bisa lebih dari sekadar menamakan tempat-tempat di dunia rekaan kalian dengan nama-nama colongan bahasa Inggris. Kalian bisa menamai Eldar untuk "Land of Eternal Snow", kalian bisa pakai Jurang Kematian untuk "Infernal Abyss". Ayolah, kreatifitas kita sebagai pengarang tidak sepatutnya terhenti hanya karena terbiasa menggunakan bahasa inggris sebagai pedanan bahasa internasional.

Sebentar ... 

Jadi bisa dibilang akademi itu adalah penjara? 

Gimana cara para muridnya pulang atau berkunjung ke luar desa atau studi wisata tanpa nyasar pas pulangnya? Kenapa sekolah sihir ini kelihatannya jauh lebih mencurigakan dibanding Dumstrang? 

Saya punya pertanyaan besar untuk sistem pendidikan di akademi sihir ini. Apa cuma 3 tahun kayak SMA?

Apa semua tokohnya bisa mempelajari sistem sihir serumit itu dalam waktu tiga tahun sementara kita yang manusia biasa aja di sini belajar tolak peluru aja dapet 6 terus selama 3 tahun? 

Satu kabar baik: 

Di dunia ini, mereka kenal tempe. Lazisss~

-

7. Sudut Pandang

Sebenarnya sudut pandang dibawakan secara disiplin sebagai sudut pandang orang ketiga terbatas. Kak Feli bagus sekali membawakan kisah dalam disiplin tinggi dalam pembawaan sudut pandangnya. 

Tapi ada satu kali kak Feli terpeleset membuat sudut pandang di adegan ini: 

Di awal, kita tidak diberi tahu apa pun isi pikiran anak-anak lain, lalu mendadak ketika Skye yang baru datang, tahu-tahu kita diberi intipan sedikit ke dalam isi kepalanya? 

Hm ... karakter baru yang mencurikan.

Mungkinkah dia heroine-nya? Oh, siapa yang tahu. 

-

8. Gaya Bahasa

Dari segi gaya bahasa, sebenarnya masih perlu dibenahi. Ada beberapa typo yang biasa ditemui seperti para dialog-tag, dialog itu sendiri, narasi, penggunaan kata depan (di, ke, dari), dan kesalahan dasr sebagainya. 

Tapi ada beberapa perbaikan yang mungkin butuh perhatian khusus seperti di bawah ini:

Saya suka bacaan yang menggugah. Saya suka bacaan yang mengetuk pintu hati. Tapi alangkah baiknya, kak Feli cukup mengetuk saja. Bukan menghajar muka saya dengan narasi yang kayak begini. Berikan makna implisit yang singkat, padat, tapi menyentuh, bahwa "Hidup ini harus disyukuri, apa pun bentuknya."

Kemudian untuk tanda baca kurung sangkar begini [], sebaiknya dikurangi. Tanda ini mulai banyak dipakai untuk mengutarakan isi pikiran atau isi percakapan telepon, sekadar membedakan mereka dari percakapan biasa. Bukan aturan yang baku dalam EBI, tapi juga nggak ada yang melarang, jadi banyak penerbit yang mulai memakainya. 

Tapi memakai itu di novel akan berbeda dampaknya dibanding visual novel. Di visual novel, simbol ini bisa jadi penekanan yang efektif, tapi kalau di novel, ada banyak istilah yang diberi kurung begini ... bikin mata nggak nyaman lihatnya. Apalagi ketika bagian info-dumping soal sistem sihir dan kekuatan di dunia ini ... saya benar-benar harus tahan lihat semua tanda kurung di setiap paragraf.

Kemudian ada hiperbola yang sempat bikin saya keselek: 

PIkirannya seluas alam semesta? Sungguh? 

Pikiran itu diibaratkan samudera atau angkasa karena sedalam dan seluas-luasnya mereka, pijakan tolak ukurnya tetap berpusat pada bumi. Seberapa jauh jarak langit yang membiru, seberapa dalam lautan bisa diukur. Kita bisa tahu batas-batas itu, tapi kita tidak bisa menebak apa saja yang bisa kita temui sampai ke batas itu. 

Kalau semesta ... yakinkah kak Feli bahwa isi kepala seorang manusia yang baru aja dewasa, mampu melampaui milyaran tahun cahaya yang terus berkembang sampai setidaknya 4.5 milyar tahun ke depan? 

Kalau itu pikiran seorang anak remaja, saya nggak kebayang isi pikiran para legenda yang dikisahkan di novel ini.

-

9. Kesimpulan

Ini novel middle-grade bertemakan akademi sihir yang punya potensi.

Saya suka melihat sistem sihirnya. Saya suka melihat sistem pembagian kekuatan yang diatur di sini. Cuma karya ini masih butuh polesan di sana-sini, supaya pembawaannya lebih bagus, lebih matang, dan lebih ramah secara ejaan bahasa indonesia. 

-

Penutup: 

Nilai Akhir : 2.0/5

Sisa Antusiasme : 35% 

Lanjut baca? NO 

(Ini novel yang ramah pembaca, tapi usia saya sudah jauh melampaui middle-grade dan bacaan seperti itu bukan bacaan favorit saya lagi, jadi ... ini cuma masalah selera)


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top