Strange Problem To Gilbraish By Menevel

[TEN CHAPTER RULE]


Oke, sebenarnya cerita ini awalnya mau saya masukin ke rubrik Mid Review, tapi karena semua chapter awal baru fokus mengenalkan unsur intrinsik dan rasanya agak kurang etis jika saya menyamana penilaian karya yang chapternya sedikit dengan yang chapternya sudah banyak dan bejibun, jadilah saya bikin rubrik terbaru yaitu: Ten Chapter Rule.

Untuk rubrik ini, yang mendapat kesempatan untuk jadi pasien bedah pertama saya adalah cerita dari kak Menevel.

Cerita ini baru berjalan sembilan chapter. Sebagai cerita yang hampir memenuhi jumlah minimum bagian Ten Chapter Rule, seharusnya Strange Problem to Gilbraish sudah bisa memperkenalkan unsur intrinsik penting dan sepercik konflik apa yang kiranya akan mengganggu tokoh utama.

Dari judul, saya sudah tertarik. Agak tertebak kalau kisah ini akan berakhir jadi kisah petuah hidup yang akan menuai haru, kehangatan batin, dan bahkan mungkin air mata. Tapi itu tidak menyurutkan saya u tuk membaca. Beruntung, meski antipati dengan kisah romansa murni, saya cukup simpatik dengan kisah petuah hidup. Dengan catatan, asalkan dramanya dalam taraf sopan.

Jadi apakah Gilbraish membuka kisahnya dengan lezato? Kita lihat ulasan di bawah

1. Abstrak

Semua anak nakal tidak berhak tinggal di dunia

Prinsip Abyss of Hollows yang kejam membuat semua anak nakal dimanipulasi takdirnya. Mereka digiring oleh Waktu menuju kecelakaan lalu lintas. Kemudian menculik jiwa mereka untuk tinggal di Hollows selama 200 tahun.

Sebagai seorang pengkhianat Abyss, Irixa---salah satu anak nakal yang telah tinggal nama, diangkat menjadi Penguji---memutuskan untuk mendidik anak baru yang telah mereka ambil dari dunia fana agar keluar dari Hollows sebelum satu tahun berlalu. Dan kali ini ia mendapati gadis keras kepala bernama Gilbiraish.

-

Saya tahu sebenarnya maksud kak Menevel bikin abstrak begini adalah untuk bikin pembacanya merasakan kemisteriusan dan teka-teki dari cerita Kakak, tapi di sini, yang ada saya malah bingung. Serius. 

Kalimat kak Menevel untuk abstrak mbulet alias bikin orang gagal paham alias manipulasi SPOK-nya udah di luar batas wajar. Sayang banget, padahal kalimat pertama abstrak itu udah mengundang sekali. 

Pertama, keterangan soal manipulasi takdir anak-anak. Kayaknya itu emang salah satu esensi cerita, tapi sebaiknya jangan ditempatkan begitu detail di abstrak, tempat yang kita tahu, tidak seharusnya banyak keterangan yang nggak perlu. 

Seluruh paragraf pertama itu baiknya diperbaiki jadi begini, misalnya: "Abyss of Hollow memiliki cara kerja sendiri. Mereka memanipulasi takdir, menghapus keberadaan anak-anak, untuk kemudian mengurung anak-anak itu di dalam Abyss selama dua ratus tahun." 

Sebaknya hindari  penggunaan "yang" berlebih di abstrak karena kita tahu, klausa yang sudah diawali "yang" sudah dipastikan akan berakhir jadi "Keterangan" dan kebanyakan keterangan akan bikin pembaca bingung yang mana yang merupakan inti kalimat. 

Kedua, aposisi soal Irixa itu, alias kalimat ---salah satu anak nakal yang telah tinggal nama, diangkat menjadi Penguji--- bisa dihilangkan saja. Karena sebelumnya sudah disisipkan keterangan soal siapa Irixa ini. 

Kemudian untuk frasa "Pengkhianat Abyss", saya selalu riskan untuk memakai frasa sifat seperti ini di tengah-tengah kalimat. Maksud saya, di sini siapa yang Irixa khianati? Abyss? Peraturan Abyss?Atau anak-anak di dunia Abyss? Lalu kenapa bisa pengkhianat itu memutuskan, bukannya mendapat hukuman? Soalnya kalimat berikutnya mengesankan kalau dia dihukum (dua ratus tahun banding setahun, Bo!) 

Memang kesannya misterius, tapi kata pengkhianatnya di sini jadi mengganggu alih-alih bikin saya penasaran. 

Lalu, lagi-lagi kata "yang" jadi masalah di sini. Di kalimat ini:

"Sebagai seorang pengkhianat Abyss, Irixa---salah satu anak nakal yang telah tinggal nama, diangkat menjadi Penguji---memutuskan untuk mendidik anak baru yang telah mereka ambil dari dunia fana agar keluar dari Hollows sebelum satu tahun berlalu." 

Saya gagal paham, siapa yang bakalan keluar dari Abyss sebelum satu tahun, Irixa atau Gilbraish. Tapi siapa pun yan keluar, jumlah setahun banding dua ratus itu nggak bisa diabaikan. Bukan jumlah wajar untuk ditempatkan di abstrak tanpa sedikit alasan.

Apa waktu satu tahun itu hukuman? Apa ada penalti jika waktu satu tahun itu terlampaui? Lalu apa maksudnya dua ratus tahun? Kenapa nggak sekalian lima abad? Apa ada yang istimewa dari dua ratus tahun itu?

Memang maksud misterinya lumayan bisa tersampaikan, tapi tercampurnya infomrasi di tempat yang salah bsa membuat pembaca malah kebingungan alih-alih tertarik. Dan kelemahan ini saya dapati di hampir semua novel fantasi lokal: cetak, elektronik, dan lebih-lebih di self-published. 

Agaknya kak Menevel harus bisa menjelaskan sedikit perihal keganjilan ini di abstrak tanpa membocorkan informasi penting cerita, atau kak Menevel bisa menghilangkan keterangan ini tanpa membuat esensi dari abstrak luntur. 

2. Sampul

Oke, sampul orisinil begini, tanpa banyak gambar tempelan, biasanya justru yang paling saya awasi. Biasanya ada petunjuk yang ditempatkan di dalam sampul dan saya juga mulai terbiasa dengan gaya gambar Jun Mochizuki beserta Yana Toboso yang biasa nempatin detail-detail nggak terbayangkan di dalam seni mereka, jadi yep, siap-siap saja saya awasi setiap detail sampul ini. 

Satu point of interest yang saya tangkap di sini adalah kunci berbatu mirah delima. Saya nggak melihat petunjuk apa pun lagi yang menarik perhatian di sampul. Memang ada permata lain, ulir, dan yang lainnya, tapi posisi mereka yang nggak begitu ke tengah (beda sama posisi kunci merah itu yang ada di dekat judul di tengah-tengah latar), bisa jadi mereka bukan fokus utama cerita. Bisa jadi. 

Kak Menevel berhasil bikin saya memicingkan mata dan bilang "I'm watching you" ke kunci bagus di samping judul itu, sesuatu yang selama ini belum pernah saya lakukan ke sampul wattpad lain di mana pun, di bacaan berbahasa Inggris maupun Indonesia. Semoga kunci itu bukan pajangan dan memang benar-benar punya arti. 

Sebagai saran, sebenarnya bisa sampul ini dipercantik dan dibuat lebih misterius lagi dengan tambahan petunjuk lain yang bisa ditambahkan sebagai objek di sekitar tulisan, seperti misalnya sedikit gambaran dari suasana di Hollow atau petunjuk lain. 

3. Tema

Di luar abstraknya yang membingungkan, saya harus berterima kasih karena kak Menevel mau mengangkat tema soal anak nakal yang dididik paksa di dunia lain. Itu tema ringan favorit saya. Bisa ada banyak sekali alur yang berkembang dari cerita ini, banyak humor, banyak petualangan, dan jangan lupa, banyak pelajaran hidup. 

Sejauh sembilan chapter awal, tema itu nggak begitu melenceng. Tema didikan sedikit-sedikit terasa, walau agak sedikit kalah sama tantrum-nya Gilbi. Tapi perbedaan proporsinya masih dalam taraf wajar dan saya yakin, masih bakalan banyak pelajaran yang bakalan saya terima dari Irixa. 

4. Alur

Selama sembilan chapter dibawakan dengan disiplin yang terjaga. Sepuluh chapter pertama biasanya berisikan pengenalan unsur-unsur intrinsik, tapi itu bukan jumlah pasti. Tergantung pada seberapa panjang kerangka novel yang sudah direncanakan pengarang. Sebagai saran, sebaiknya memang di sepuluh chapter inilah kunci-kunci cerita diperkenalkan atau minimal unsur intrinsik paling berperan dalam cerita, diperkenalkan. Tujuannya, tentu, agar pembaca tidak kabur duluan.

Untuk pembaca cerita bertempo cepat, Gilbraish mungkin bukan asupan yang menempati porsi nomor wahid. Sepuluh chapter awal masih berkutat soal tingkah laku dan tantrum dari Gilbraish, bagaimana hubungannya dengan kedua orang tua asuhnya, dan pelajaran apa saja yang kemungkinan besar akan ia petik di hari-hari ke depan. Dari sini saya menyimpulkan, mungkin kisah ini akan kuat di karakter. 

5. Penokohan

Ada beberapa tokoh yang sejauh ini sudah dikenalkan. Beberapa tokoh minor dengan stereotip yang tidak begitu mencolok. Dan tentu saja yang palng menarik minat saya adalah para tokoh utama. 

Gilbraish dengan tingkah lakunya yang benar-benar tipikal anak nggak tau diatur. Saya belum tau apa perannya dia selain ngambek sana sini dan mencak-mencak nggak jelas ke Asla dan Irixa yang kayaknya sabar banget hadapin anak kayak dia, tapi sebagai tokoh utama, sepak terjangnya tentu patut ditunggu. Jujur, saya sering lupa gendernya.  

Irixa yang jadi tokoh tuama favorit saya sejauh ini. Deskripsi soal dia agak kurang sepanjang speuluh chapter awal dan sejujurnya, jika dia nggak bicara, saya bakalan lupa dia itu laki-laki. Nggak ada ciri khusus yang bisa bikin saya ingat dia dengan dalam selain gaya bicaranya yang agak mengingatkan saya dengan Elias Ainsworth nya Magus Bride yang kadang ngomongnya dingin, kadang hangat. Susah dipahami, tapi justru di situlah pesonanya. 

6. Latar

Adalah aspek paling suram yang saya temui sepanjang cerita. Bukan berarti palinh dianak tirikan, tapi yang perkembangannya paling minim sejauh sembilan chapter berjalan.

Memang ini baru sepuluh chapter, tapi ketimpangan yang saya rasakan sulit diabaikan. Rasanya seperti melihat drama pementasan yang terus berjalan di atas panggung yang polos tanpa dekorasi apa pun. Saya tau mereka ada di ruang tamu, atau di kamar, atau di luar. Tapi saya nggak tau mereka ada di kamar mana, taman mana, dan dunia mana.

Mungkin hal ini dimaksudkan karena latar punya suatu peran riskan untuk diungkapkan di awal cerita, tapi sebaiknya, tingkatkan porsi perkenalan latar agar tidak terjadi ketimpangan unsur intrinsik. 

7. Sudut Pandang

Saya tidak punya protes soal sudut pandang karena sekalipun sudah berganti antara sudut pandang Iriza dan Gilbraish, disiplin yang dibawakan pengarangnya bagus. Good job. 

8. Gaya Bahasa

Gaya bahasa ringan ala-ala slice of life. Keunguulan sekaligus kelemahan terbesar dari genre slice of life. Kepelset dan kebawa baper akan membuat tulisan bergenre ini sarat akan bahasa yang menggurui dan bahasan yang ngalor ngidul kemana-mana atau yang istilah kerennya dalam bahasa: paragraf rumpangnya bakalan bejibun. 

Sejauh ini, Gilbraish berhasil membawakan gaya bahasa yang menyatu dengan baik ke keseharian normal. Tidak ada kesan menggurui. Tidak ada adegan yang dipaksakan kecuali mungkin adegan ngambeknya si Gilbraish soal Mori.  Dan tidak ada topik yang mendadak ngalor ngidul. Semoga aspek ini bisa dipertahankan ke depannya. 

9. Kesimpulan

Strange Problem to Gilbraish punya potensi untuk menjadi karya ringan yang enak untuk menemani kisah sehari-hari bagi kalian yang nggak doyan roman yang makin lama makin sesat dan halu, ciklit rasa roman yang temanya seragam, atau yang nggak mau mikir keras di fiksi ilmiah dan fantasi.  Dengan catatan, selama alurnya disiplin, penokohannya konsisten, dan porsi yang berimbang pada setiap unsur intrinsiknya. 

-
Penutup:

Potensi: 3.5/5

Sisa Antusiasme: 65% 

Layak Ditunggu: YA 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top