Abra Kadabra vs Ala Kadarnya

Siapa di antara kalian yang membangun kisah fantasi kalian berbalutkan sihir seperti Harry Potter?

Semenjak Harry Potter membawa sihir menuju dimensi baru yang cerah, generasi sekarang lebih mengenal genre magic-realism atau realisme sihir sebagai sebuah sub-genre yang cerah dan penuh petualangan. Tidak lagi erat kaitannya dengan sub-genre gotik berbalut horor dan klenik seperti generasi sebelum Harry Potter.

Tapi apa generasi yang datang setelah Harry Potter menjadi pelopornya bagus semua? Belum tentu. 

Novel-novel lain memiliki banyak cara untuk membuat sistem sihir mereka sendiri. Memperdalam apa yang gagal dilakukan Harry Potter di ketujuh bukunya.

Ya, Harry Potter memang menakjubkan dari segi latar dan aplikasi sihir serta cabang-cabang ilmunya. Tapi dari segi penerapan sistem sihir, jika dilihat lebih mendetail dan dari kacamata pembaca yang lebih kritis soal sistem, ada celah dalam sistem sihir di novel sekelas Harry Potter sekalipun.

-

Q: Kalau begitu, kenapa nggak ada yang protes? Harry Potter fanbase-nya gede gitu! Nggak mungkin lubang kayak gitu nggak nimbulin sensasi! Jangan-jangan kakak cuma ngibul, nih!

Tidak adanya sensasi yang muncul dari sistem sihir Harry Potter adalah bentuk pemakluman dari masyarakat dan para ahli literatur. Harry Potter ditujukan untuk kalangan remaja baru dan anak-anak. Sistem sihirnya tidak bisa begitu rumit. Karena itulah lebih banyak mantra, aksi keren, petualangan, dan makhluk-makhluk sihir yang ditonjolkan di sini. Sebuah kehidupan tersembunyi yang luput dari perhatian kita, para kaum non-sihir. Lebih mudah diterima seperti itu bagi kalangan anak-anak. 

Tapi bagaimana dengan Fantastic Beast yang ditargetkan untuk pembaca lebih dewasa? 

Kalian bisa lihat sendiri betapa berantakan tempo cerita? Semakin lemahnya sistem sihir dan dengan adanya Obscurus, semakin para penonton akan dibuat bertanya-tanya, sumber sihir Harry Potter itu dari mana? Emosi? Energi dalam tubuh? Kalau luapan sihir tertahan bisa memberikan parasit sekuat itu, artinya ada sumber sihir di dalam tubuh dan itu bukan takdir. 

Lalu melihat akhir Fantastic Beast 2, kita jadi dibuat bertanya-tanya dengan pernyataan Olivander yang bilang: "Tongkat sihirlah yang memilih pemiliknya." 

Yah, sebenarnya dari Harry Potter menjelang akhir saja kita udah dibuat bertanya-tanya, bener nggak pernyataan ini atau sekadar mitos aja karena Voldemort, tanpa mengganti inti dari tongkat Elder dan tongkat Lucius, terbukti bisa make tongkat mereka kok.

Contoh dari pengaplikasian yang kurang tepat dari sistem sihir juga bisa dilihat di trilogi Grisha Verse. 

Ya, yang mau ditayangin di Netflix april ini dan pemeran darklingnya adalah Caspian yang guanteng banget dulu pas remajanya, saya tau. 

Saya nggak bilang pengaplikasian sistem Grisha jelek. Ya, mereka menggunakan konsep pengendalian elemen seperti Avatar The Last Airbender, tapi dari mana asal kekuatan Alina dan Sang Kelam sampai akhir tetap tidak terjelaskan. Semua demi sebuah instrumen plot: "Sang Terpilih."

Apakah itu bagus? Nggak terlalu. 

Jika kalian tipe pembaca yang enjoy pada alur dan bukan pada latar, kalian mungkin akan melupakan detail ini dalam sekali pandang dan lupa ketika akhirnya seri ini kelar. Tapi bagi pembaca kritis yang mementingkan setiap unsur intrinsik berjalan selaras, kalian akan melihat lubang di sistem sihir ini seperti sebuah noda yang sulit diabaikan. Sampai akhir cerita.

Dan noda apakah yang mengganggu itu? Lubang apa yang ada dalam sistem sihir mereka sampai tidak diabaikan? 

Ialah lubang yang membuat sistem sihir mereka kurang dalam, terlupakan, dan bahkan hanya sekadar tempelan. 

-

Q: Emangnya ada novel yang sistem sihirnya tempelan?

Kalian tahu novel The Remarried Empress?

Kalian sadar sistem sihir di sana cuma sebagai tempelan alias instrumen plot alias lazy writing alias cuma ada untuk menyelesaikan masalah gawat yang nggak mau diselesaikan authornya dengan cara yang lebih manusiawi? 

Kalian sadar, kan, sihir di Novel Remarried Empress ada cuma untuk bikin Navier selamat dari kemandulan? Dan sisanya nggak ada kontribusi banyak dalam cerita?

Sihir es Navier ada buat apa? Buat memperbaiki iklim, memanipulasi rute perdagangan? No! Cuma buat bukti bahwa Navier ternyata emang punya sihir dan karena itu ranjang ajaib milik Henry bisa bikin dia subur lagi! Akhirnya dia bisa punya anak dan bahagia selama-lamanya sama Henry! Yeay!

Sungguh abra kadabra!

-

Q: Jangan asal ngomong, dong, kak! Dari mana buktinya kalau sihir di Remarried Empress itu tempelan?

Gampang buktiinnya sebenernya. Cukup dengan bertanya ke diri kalian sendiri: pengaplikasian sihir di latar novel itu, selain untuk menyelamatkan tokoh utama, ada untuk apa lagi? Transportasi? 

Kesehatan? 

Sarana dan prasarana umum? 

Energi terbarukan? 

Aset negara yang membantu perekonomian? 

Cendikiawan yang mampu menaikkan derajat negara?

Jika ada salah satu dari kegunaan di atas terpenuhi dan ditunjukkan buktinya, selamat, sihir di novel Remarried Empress itu emang bukan tempelan. 

Jika nggak ada guna lain selain ada untuk menyelamatkan nyawa sang tokoh utama atau menyambung plot, sihir di novel itu hanya sebuah tempelan. Sebuah pelarian memalukan dari pengarang yang tidak mau repot-repot menciptakan alur yang lebih realistis atau ending yang lebih pahit dan tidak sesuai harapan pembaca. 

Belakangan ini ada banyak, pake banget, novel isekai dari asia timur sana yang manfaatin sihir sebagai tempelan untuk menyelamatkan nyawa para tokohnya di saat genting. Sisanya? Gak berguna sama sekali. 

Kasus yang sama juga terjadi pada novel Doctor Elise (Queen with Scalpel)

Kalian ingat ada sihir "Transformation" yang dipakai oleh Linden untuk ketemu Alice sebelumnya? Ingat ada "Aura" yang bisa dipakai oleh beberapa orang di keluarga kerajaan?

Gunanya buat apa?

Biar Linden dan Mil sampai akhir tetap hidup dan bisa menyelesaikan konflik mereka berdua. 

Yeah, sesimpel itu tujuannya.

Sisanya? Sihir di novel ini cuma tempelan. Nggak ada gunanya sama sekali selain untuk bikin tokoh utama bisa selamat dengan mudah melalui perang Crimean yang kacau balau. Kalau para prajurit yang tumbang di sana bisa hidup lagi, kalau novel ini latarnya bukan di alternate universe ... saya yakin pengarangnya udah bakal dihantuin sama arwah para prajurit itu.

-

Q: Jangan gitu, dong, kak! Kan seolah-olah novel isekai itu semua sihirnya tempelan

Jangan memukul rata segala sesuatu. Saya mengaplikasikan itu dalam bacaan dan memang, ada novel isekai yang meski alurnya lambat bukan main, ngalahin macetnya jalanan menjelang waktu buka puasa, ada novel isekai korea yang sistem sihirnya bukan tempelan. 

Saya berani bilang, sihir di sini bukan tempelan Kenapa? Karena dia memenuhi empat kriteria yang saya berikan untuk sebuah sistem sihir yang paling dasar. Empat elemen apa saja? 

1. Sumber

Sumber sihir di cerita kalian harus jelas. Nggak cuma sekadar takdir, udah punya sihir dari lahir. Seolah emang nggak ada lembaga atau penelitian langsung yang meneliti soal ini. Kalau ada orang yang nggak bisa sihir, gimana? Apakah ada penjelasannya? My Hero Academia perlahan-lahan mulai mengulik sisi sumber Quirk di dunia mereka, masa kalian ketinggalan? 

Apakah sumber sihir kalian adalah energi tubuh alias vigor? Mana alias energi jiwa? Visions atau anugerah dewa seperti di Genshin Impact? Atau ada sumber lain yang bikin sihir di dunia kalian berjalan? 

Di novel di atas, sumber sihirnya adalah mana. Walau di manhwa tidak dijelaskan begitu detail, tapi ada konsep itu dari ledakan sihir dari tubuh Athanasia dan Claude. 

2. Limiter

Setelah kalian berikan sumber, kalian harus berikan limiter, dong. Memang energi itu tidak terbatas dan hanya berubah wujud, tapi penampungan energi itu terbatas. Manusia dan makhluk hidup adalah wadah energi dan jika kalian bikin wadah energi kalian tidak terbatas, tokoh kalian terjerumus dalam satu pertanda "Mary Sue". 

Buat sihir di dunia kalian ada pembatasnya. 

Di dunia Kubera, pembatasnya adalah vigor dan perjanjjian antara dewa dan Manusia. Sihir penyembuhan hanya bsia dipakai maksimal sesuai perjanjian antara Dewi Aswin dan Manusia. Sihir lain dibatasi oleh vigor. Sura mendapatkan vigor atau energi tubuh dari makanan dan istirahat. Manusia mendapatkan vigor dari emosi, semakin negatif dan turun mental manusia itu, vigornya semakin melemah.

Di novel Who Made me A princess, batasnya adalah fisik. Semakin kuat sihir yang digunakan, beban pada fisik akan semakin berat. Jika sihir hitam yang digunakan, akan ada efek samping.

3. Buff

Setelah diberi pembatas, tentunya harus diberi peningkatan dari sihir kalian. Apa ada kondisi atau ketentuan yang bisa membuat sihir kalian meledak? 

Apakah ada mana potion? Apakah harus ada emosi positif yang mendorong vigor kalian tetap mengalir? Manhwa Kubera memakai teori vigor ini untuk membuat sihirnya berjalan. Jika emosi positif yang mendorong manusia untuk menggunakan sihir, kita bisa menipu tubuh dengan memberikan kenangan-kenangan palsu ke kepala agar tetap menjaga emosi bahagia di dalam tubuh dan membiarkan vigor mengalir tanpa batas.

Kalian juga harus menerangkan bagaimana caranya. Kalau di Novel Who Made Me A Princess, Buff-nya adalah pohon dunia yang dikatakan oleh Lucas. Itu Deuce Ex Machina dalam plot novel satu ini, tapi lumayan efektif karena terjadinya dalam waktu yang terbatas. Cuma satu atau dua kali sepanjang inti cerita berjalan, kalau tidak salah. 

4. Nerf

Setelah ada peningkatan, harus ada yang bisa bikin sihir di novel kalian melemah. Apa saja itu? Apakah ada sihir ampuh untuk melemahkan sihir di novel kalian? Ada anti-sihir? 

Manga satu ini: Black Clover pakai anti-sihir untuk jadi counter-attack pada setiap serangan sihir yang seolah superior, jauh lebih superior dibanding ilmu manusia biasa. 


Nah, dari sanalah, saya menerapkan 4 indikator sebuah sistem sihir di dalam sebuah novel bisa dikatakan valid. Jika kurang dari 3 indikator ini terpenuhi, waspadalah. Sistem Sihir di novel kalian mungkin perlu diperbaiki.

-

Nah, sekarang coba kalian bandingkan, apakah novel di Harry Potter memenuhi empat kriteria ini? Jika tidak, kalian sukses terperdaya oleh betapa luar biasanya riset dan dunia di harry potter karena teralihkan dari cacat sistem dunianya sendiri.

-

Q: Masa semua contohnya novel isekai. Kalau novel terjemahan, ada nggak yang sihirnya tempelan?

Ada, kok. Contohnya Half Bad Trilogy-nya Sally Green.

Kenapa saya bilang, novel ini sihirnya cuma tempelan? 

Ya, sihirnya memang ada di sini. Sihirnya memang cukup kelihatan. Tapi dia nggak cukup memberikan bukti kuat bahwa sihir di dunianya memang dibutuhkan. Kalau nggak ada sihir, bisa nggak dunianya berjalan? Bisa.

Bisa nggak plotnya berjalan? Bisa, tapi nggak akan sama. 

Karena inti dari kisah ini adalah untuk bikin dua tokoh utamanya seolah berseberangan. Tapi pada kenyataannya, nggak ada bedanya antara sihir hitam dan putih. Saya nggak ngerti bedanya apa selain siapa yang menguasai komunitas dan siapa yang terpinggirkan. Sihir putih menjadi penguasa di sini sementara sihir hitam pemberontak. Meski saya nggak tau apa beda di antara keduanya.

Ada lagi novel yang sihir bukan jadi fokus utamanya. Lebih ke sistem dunia dan makhluk-makhluk sihirnya. 

Kalau ini memang saya nggak bisa saya salahkan sepenuhnya, karena Naomi Novik kayaknya emang sengaja menganak tirikan sihir di buku ini karena mau lebih fokus ke survival-nya aja. Lebih fokus ke thriller dan pengembangan cerita, jadi sihir cuma jadi instrumen plot yang bikin plot berjalan aja. 

Ya, udah mulai bukan tempelan. Udah naik derajat jadi roda gir. Tapi tetep aja, roda gir yang kalau pun dicabut, mesinnya bakalan nggak kepengaruh.

-

Q: Terus Kakak kok berani bilang sistem sihir di Fantastic Beast melemah?

Karena Fantastic Beast diarahkan untuk penonton yang cukup umur dan bisa mencerna cerita. Serta para pembaca lama Harry Potter yang ingin bernostalgia. Tapi yang namanya waktu, para pembaca lama itu, pastinya sekarang sudah dewasa dan sudah bisa berpikir lebih jernih. 

Dari mana sistem sihir di Harry Potter berasal? 

Apa ada batasan dalam penggunaan sihir?

Apa dampaknya jika ketahuan sama Manusia?

Bu Rowling berusaha mengangkat topik ini di Fantastic Beast dengan cara memadukan perang Manusia dengan sihir, sesuatu yang jadi pertanyaan para penggemar yang lebih dewasa di Harry Potter sejak lama:

"Apa yang dilakukan para penyihir di Harry Potter ketika Perang Dunia 1 dan 2 terjadi?"

Ya, mereka mungkin khawatir sama teknologi pemusnah massal yang banyak diciptakan ketika perang. Mereka takut pada jumlah Manusia yang semakin banyak dan jumlah mereka yang semakin sedikit. Tapi jika memang ada pengurangan jumlah mereka, sihir itu sendiri apa? Apakah mampu diwariskan lewat gen? Takdir? Kita semua dibuat bertanya-tanya sama hal itu sampai ke akar-akarnya ketika Fantastic Beast muncul. Yah, saya sendiri bertanya-tanya, dengan sihir sekuat Grindelwald, tanpa adanya batasan penggunaan mantra atau sihir, kenapa mereka malah terus bersembunyi? Mereka bisa aja menguasai dunia dari balik bayangan sejak lama. Menjalin kerjasama dan tidak perlu menyembunyikan jati diri. Menjajah manusia kedengaran jauh lebih pintar. 

Tapi ya, Bu Rowling membuat bantahan cerdas dengan semuah argumen: Penyihir yang kontra pada perbudakan jauh lebih banyak daripada penyihir yang pro perbudakan. 

Itu menjawab kenapa akhirnya keseimbangan kekuatan di Fantastic Beast akhirnya goyah saat Grindelwald muncul dan Dumbledore memilih abstain.

Bu Rowling mengakali kelemahan sistem sihir di novelnya dengan ramuan-ramuan ajaib dan mantra-mantra yang mengalihkan pandangan kita dari absennya ramuan untuk memperkuat sihir pengguna, kan?

Dia juga menciptakan penyihir-penyihir kuat, transportasi ajaib, dan penyihir golongan darah murni agar kita tidak sadar, bahwa tidak ada buff dan nerf dalam sistem energi yang dibuat oleh Rowling. 

Sistem pengalihan cerdas yang bisa digunakan jika kalian cari aman dan riset mumpuni tapi trik ini hanya akan bekerja jika kalian membuat ceritanya untuk middle grade ya.

Kalau untuk YA dan fantasi Dewasa, mending jangan coba-coba deh.

Karena semua keajaiban itu tidak menjawab akar sistem sihir di Dunia Harry Potter. Dari mana asalnya, penguatnya, kelemahannya, dan apa sumbernya.

-

Q: Emang nggak cukup bikin cerita yang enjoyable aja? Kenapa harus mikir ribet begitu, sih?

Jika sasaran novel kalian memang remaja 13 tahun atau anak-anak atau middle grade, kalian emang nggak perlu mikir keras soal ini. Kalian cukup biarkan imajinasi kalian mengembara ke tempat-tempat yang penuh sinar matahari dan harapan. 

Tapi jika kalian menargetkan novel kalian untuk dibaca oleh pembaca yang lebih dewasa, kalian mungkin harus lebih berhati-hati pada pikiran-pikiran kritis yang menyertai novel-novel kalian dan pertanyaan yang menyusul setelahnya. 

Selain untuk mencegah pertanyaan dari pembaca, sistem sihir yang mumpuni dan matang juga bermanfaat:

1. Mencegah karakter Mary Sue dan Gary Stu

Oke, ini topik perdebatan yang tidak akan selesai karena setiap individu punya batasan toleransi mary sue yang berbeda-beda. Dan salah satu untuk mencegah batasan kita terlampai gak masuk akal adalah dengan menerapkan sistem sihir yang baik di dalam cerita. Kita jadi tahu bahwa karakter kita sihirnya terbatas, sihirnya bisa ditangkis, dan sihirnya tidak cuma berguna sebagai plot armor alias cuma digunakan dalam bahaya. Kita juga bisa melihat betapa tidak istimewanya sihir dari tokoh utama kita. Karena nggak cuma dia yang ternyata bisa pakai dan yang bisa pakai itu bukan "arc-enemy" dia.

2. Mencegah Latar yang terbuang sia-sia

Ya, kalau kalian nggak pakai sihir banyak-banyak di cerita kalian, mending sekalian saja hapus sistem sihir itu dari cerita kalian. Buat apa? Mending hemat kertas dan hemat biaya daripada harus pakai sihir cuma biar ending bahagia ideal tuntutan para pembaca terpenuhi. Nggak banget.

3. Membuat latar lebih hidup

Ini alasan yang mungkin menjadi pemicu dari sistem sihir yang saya anut dalam cerita saya. Dengan adanya sistem sihir, cerita saya jadi lebih hidup dari dalam. Ada batasa, ada variasi, ada lawan, ada kegunaan. Semuanya berkumpul dalam satu karya yang akan membuat saya bangga suatu hari nanti.

-

Jadi bagaimana sistem sihir di dunia fantasi rekaan kalian? 

Apakah sudah memenuhi empat kriteria sihir di atas atau justru masih menggantung sebagai tempelan ala kadarnya? 





Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top