[21+] Drama Erotika vs Stensil

[WARNING]

Topik di bawah adalah ocehan, omelan, dan caci maki saya dari topik yang sudah memakan banyak korban jiwa, amarah, dan tenaga, di  wattpad. Penuh dengan kata-kata tidak sopan dan makian. Kalian sudah diperingatkan.

-

Ini kejadian udah sekitar dua tahunan lalu, tapi nggak pernah saya angkat. Mumpung saya lagi mau nyebarin aib, saya puaskan curhatan saya di sini saja. Itung-itung nyambung sama chapter sebelumnya.

-

Saya sebenarnya orang yang kurang suka drama. Hidup dan waktu rasanya terlalu berharga untuk dibuang ke drama-drama daring yang nggak perlu. Tapi ada satu ketika, di topik yang sensitif menyangkut genre sejuta umat ini, saya ikut terseret ke dalam drama mereka.

Penyebabnya juga simpel dan konyol: hanya karena ada seorang pengarang berpengikut >150ribu nimbrung dan bertanya: "Eh, works eksplisit yang dipisah itu stensil ya? Baru tau. Wah, aku juga ikut bikin, lagi. Gimana dong?"

Dan saya tidak perlu menjelaskan lagi kan? Ketika kamu berada di genre yang penuh dengan pembaca kelewat solid, ketika kamu ngajak ngobrol si A, maka B sampai Z akan ikut nimbrung, walau nggak diundang. Dan mereka nggak akan mau pergi walaupun udah diusir.

-

Saya sarankan kalian berhenti baca sampai di sini, karena mulai dari titik inilah, saya akan membuka lembaran drama dua tahun lalu.

-

Q: Erotika itu apa, sih, kak?

Menurut wikipedia, erotika adalah kisah tentang perkembangan hubungan romantis melalui interaksi seksual. Yaitu ketika interaksi seksual menjadi bagian penting dan tidak terhindarkan dari cerita, perkembangan karakter, dan perkembangan hubungan antar karakter. Dan tidak bisa dipisahkan dari cerita tanpa merusak esensi cerita tersebut.

Singkatnya, Erotika adalah karya sastra yang berisi konten seksual, bukan buat anak kecil, dan yang jelas akan bolong melompong kalau bagian seksualnya disensor.

-

Q: Terus Stensil di atas maksudnya apa, Kak?

Stensil, singkat kata adalah cerita porno. Noh, yang kalau di Google Play bisa kalian dapetin dengan harga gocengan.

Bahasa frontalnya, itu cerita yang bertujuan cuma buat merangsang hasrat seksual siapa pun yang baca. Bahasa sopannya: fan service.

Bentar, emang stensilan punya fan base? Yah pokoknya gitu deh.

-

Q: Jadi nggak ada plot gitu? Karakter? Latar?

Plot, karakter, dan setting adalah omong kosong.

Novel stensilan cuma kenal satu hal satu: terong. 

Dan ketika saya bilang, mau terong, artinya harus ada banyak terong.

Nggak ada yang butuh plot, nggak butuh tau siapa karakternya, persetan tempatnya di mana.

Saya sebagai pembaca cuma mau ada terong. Yang panjang, besar, dan dahsyat perkasa. Terserah mau berapa. Terserah mau main di mana, gaya apa, berdasarkan ajaran siapa. Saya nggak peduli, saya cuma mau klimaks dengan cerita itu.

-

Q: Jadi beda dong, antara Erotika dan Stensil?

Beda tipis. Kayak bandingin motor mio sama beat. Kadang suka bingungin. Jujur aja, dari erotika pertama yang saya baca, karangan Alexandra Ivy....

Saya menyimpulkan hal yang kurang lebih sama seperti wiki, tanpa adanya adegan seks, ceritanya ompong. Kalau buku di atas kebetulan tokoh utamanya cowok pemilik rumah bordil. Jika tidak ada sedikit adegan sensual, pasti karakterisasi dia dipertanyakan. Jadi saya bisa terima kalau ada adegan beberapa kali yang seperti itu.

Tapi, apa ceritanya bisa berdiri sendiri tanpa adegan itu? Bisa

Jadi, apa erotika Alexandra Ivy yang saya baca itu bagus? Tidak.

Butuh alasan yang lebih kuat dari sekadar latar belakang karakter, untuk memuat adegan seks sebanyak itu di dalam satu novel erotika. Karena itulah, susah sekali menemukan erotika yang nggak ... jelek.

-

Q; Jadi Kakak suka erotika, atau stensil?

Karena saya orang dewasa, saya sudah baca keduanya. Tapi harus saya cetak tebal kalimat ini:

Saya nggak suka Stensilan ataupun erotika

Tapi saya lebih benci novel stensilan yang ngaku-ngaku erotika. Atau novel erotika ngaku-ngaku romansa. Atau novel stensilan ngaku-ngaku menjadi bagian tak terpisahkan dari sebuah novel romansa.

"Apa susahnya jujur, ketika kalian udah mempertontonkan bukti sejelas-jelasnya, bahwa kalian bikin stensilan dan erotika picisan?"

Orang-orang begono itu, kayak anak-anak yang udah kecemplung comberan, dan basah kuyub, tapi nggak mau ngaku kalau mereka bau.

Kalau mereka, alias para pengarang itu menutup-nutupi perbuatan, menyamarkan adegan 21++ mereka ke dalam cerita sambil mencentang tag mature dan bilang "Cerita saya bukannya erotika, cuma emang temanya dewasa". Ya, oke, saya bisa terima.

Tapi kalau udah ada works terpisah kayak gini, kenyataan mana lagi yang mereka mau dustakan?

Kebohongan mereka, cuma bakal berakhir menyedihkan dan jadi tontonan yang nggak menghibur sama sekali.

Sekarang saya, balik tanya ke kalian, wahai pengarang romansa yang mengikuti jejak pengarang di atas, kenapa kalian harus bikin works seks dipisah?

Buat menjaga agar para readers di bawah umur tidak berdosa membaca cerita kalian?

Aha.

Coeg.

Kalian penipu.

Kalian cuma mau cerita kalian tetap nampang di pencarian utama wattpad tanpa diblokir sehingga jangkauan pembaca kalian lebih luas. Kalian cuma mau itu, tapi kalian juga kepentok keinginan pribadi kalian untuk bikin adegan ranjang yang lebih detail dan desakan para fans yang pengen adegan seks yang hot. Kalian cuma pengen memuaskan dua hal itu, tapi nggak mau membuat karya kalian jatuh jadi erotika dan diblokir wattpad, jadi hasilnya kalian membuat karya setengah matang yang sok-sokan solid, tapi nggak bisa masuk kategori mana pun, baik itu erotika, stensil, ataupun romansa. Dan kalian nggak suka disinggung soal ini, karena kalian tahu kata-kata saya benar.

-

Q: Tapi Roman sekarang itu, kayaknya kalau nggak ada adegan malam pertama, itu nggak komplit, Kak. Apa itu termasuk erotika?

Menurut saya, novel seperti itu bukan erotika. Itu cuma karya stensilan nanggung yang berusaha punya plot dan cerita yang utuh.

Plis, kalau mau cuma mau bikin stensilan. Bikin aja, oke. Nggak usah sok mau bikin cerita utuh yang punya plot, karakter, atau setting. Itu cuma ikin penikmat romansa kayak saya kejebak dan bete abis selama seminggu. Plis, sadarilah, kalian nyiksa pembaca kayak saya secara tidak langsung dengan cerita sok mateng milik kalian.

Nggak usah ngaku-ngaku karya kalian erotika apalagi romansa yang berbobot.

Cukup buka celana, buka baju, sodok.

Nggak usah sok punya plot dan riset yang solid. Nggak usah sok menghadirkan konflik karena stensilan kalian nggak butuh itu, oke?

Saya benci ke orang yang udah jelas-jelas nulis stensilan, tapi nggak mau ngaku. Saya benci orang-orang yang ngasih saya erotika picisan setengah matang yang cuma memuat adegan seks kecil-kecilan di dalamnya sambil berusaha menjejalkan saya sebuah cerita romansa solid yang sebenarnya gagal total.

Plis, saya capek.

-

Q: Tapi kan buat fan service, Kak. Lagian rasanya nggak komplit gitu.

Ya, kita semua tahu satu-satunya cara untuk menyampaikan intimasi romansa antara dua karakter utama adalah bikin mereka ngeue bareng.

Haha.

Sayangnya, saya adalah pengarang laknat yang cukup punya komitmen. Saya nggak akan bikin adegan seks di dalam cerita saya.

Otak saya nggak pinter-pinter amat, nggak bisa membayangkan intimasi selain pelukan, pegangan tangan, dan kata-kata manis berupa komitmen seumur hidup. Sori, saya emang serendah itu.

-

Q: Tapi gimana bedain cerita itu Erotika, Stensilan, atau Romansa?

Tidak ada cara membedakannya selain dengan membaca cerita itu. Kalau sejak bab 1 saya sudah disuguhkan adegan seksual tanpa ada penjelasan berarti, cuma asal ah, uh, ah, aja. Ya, langsung saya report, karena aturan wattpad jelas melarang adanya stensil di forum ini.

Kalau di bab 1 sebuah cerita berlabel erotika, saya menemukan plot, walaupun payah dan setengah ngibul, saya nggak lapor.

Kalau udah ah, uh, ah, tanpa ada plot jelas, ya lapor. Saya nggak perlu tahu kelanjutannya. Langsung lapor saja. Larangan udah jelas dan saya bukan masokis.

-

Q; Loh, kok gitu, Kak?! Kenapa cuma baru baca bab 1 aja udah dilaporin?! Gimana kalau di bab 2 dan seterusnya dia ternyata punya plot? Kakak nggak kasih kesempatan buat pengarang itu menjabarkan plotnya, kalau gitu!

Kalau gitu kenapa dia nggak lempar plot sejak awal? Kenapa dia nggak lempar plot di abstrak? Kenapa dia nggak lempar petunjuk akan adanya plot sejak bab 1? Ini yang saya bilang, mau bikin stensilan, tapi nggak mau ngaku.

Kalau kalian belum tahu, akan saya kasih tau: nggak ada batasan jumlah kata di wattpad. Wattpad bahkan sudah memperlebar batasan jumlah bab dalam sebuah cerita. Kalian nggak diberi batasan maksimal huruf dalam satu chapter. Kenapa mereka nggak pake fasilitas mewah itu?

Mereka bisa bikin cerita sepanjang-panjangnya dalam satu chapter dan kalian malah asik bikin adegan seks tanpa plot? Kenapa nggak langsung jabarkan cerita yang terjadi?

Jawabannya cuma satu: mereka emang awalnya nggak niat bikin romansa atau erotika. Mereka cuma mau bikin stensilan.

-

Q: Kan bukan salah kita juga. Kita mana tau orang mikirnya apa! Harusnya mereka yang mikir dong, jangan nilai buku dari sampul depannya aja!

Jangan pernah sekali-sekali kalian bilang pepatah bijak ini sembarangan, oke?

Kecuali ada bagian lain yang lebih depan dari sampul, jangan seenaknya ngomong "Jangan nilai buku dari sampulnya" padahal kalian tahu, yang pertama kali kalian lihat dan perhatikan dari sebuah buku adalah sampulnya. Plis.

Kalau kalian nggak milih buku dari sampul, kalian milih buku pertama kali dari mana? Penulisnya? Oke., silakan, kalian penggemar berat.

Abstrak? Bagus, artinya kalian baca.

Dari bab 1? Kalian emang demen yang gratisan.

-

Kita emang nggak bisa mengira-ngira pikiran orang. Ada tujuh milyar pikiran di dunia ini. Mustahil memperkirakan satu demi satu.

Tapi kalau mereka emang sayang sama buku mereka dan nggak ingin ada siapa-pun yang seenaknya melaporkan buku mereka (baik karena sampul maupun bab 1) karena unsur prasangka negatif, jangan beri orang lain alasan untuk berprasangka.

Ya, saya tahu, saya juga nggak bisa mengendalikan prasangka. Tapi cobalah minimalisasi kemungkinan itu. Minimalkan dengan mengambil nilai modus dari populasi. Selera umum.

Kalau orang menilai dari sampul, buatlah sampul yang baik dan sesuai kaidah. Jika orang menilai dari bab awal, buatlah bab awal yang menarik dan kurangin kontroversi di bab 1.

Kalian diberi kebebasan dalam jumlah karakter per bab, gunakan itu.

Kalian diberi aturan dalam membuat cover, laksanakan. Nggak usah iseng nggak guna, terus akhirnya nyalahin orang lain karena kalian merasa terzolimi. Kalian yang lebih dulu menzolimi diri sendiri, paham?

Masih belum puas? Ada platform lain di luar wattpad.

-

Q: Tapi cover nganu kan juga bukan berarti isinya nganu!

Kalau begitu carilah sampul yang nggak nganu. Gampang kan? Nggak ada yang nyuruh kalian menyusahkan diri sendiri. Kalian sendiri yang membuat diri kalian dilaporkan, jadi jangan salahkan orang lain atas kesalahan yang terjadi akibat keisengan tolol kalian sendiri, paham?

-

Q: Nggak bisa gitu dong! Kakak Menzolimi orang itu, namanya!

Kalian merasa terzolimi karena dilaporkan akibat tindakan nekat kalian? Saya sebagai pelapor juga merasa terzolimi sama keisengan sampul kalian.

Seperti kalian yang minta dihargai karena kondisi cerita kalian, saya pun bisa meminta dihargai untuk kondisi spesial di keluarga saya yang hobi banget mengawasi setiap aktivitas di akun sosmed saya.

Kalau kebetulan mereka lagi mengawasi akun saya, lalu sampai ada gambar cover begitu karena bot wattpad, padahal saya nggak pernah nyari kata kunci yang berhubungan ama itu? Bisa ada sesi interogasi yang efeknya bisa menahun.

Emang kalian mau bantu? Nggak kan?

Emang wattpad mau bantu? Nggak mungkin kan?

Sekal lagi, carilah jalur aman dan umum kalau kalian nggak mau diganggu.

Kalau cerita kalian nganu, pakailah cover yang nggak nganu.

Kalau cerita kalian nggak nganu, pakailah cover yang nggak nganu.

Paham? Nggak. Bagus.

-

Q: Tapi kan kita begitu buat clickbait!

Oh ya, saya emang lupa kreatifitas emang sedangkal itu.

Saya lupa, cuma ada satu cara clickbait di dunia ini dan itu adalah pasang gambar porno sepanas-panasnya. Kita semua tahu itu kan, ya?

Haha.

-

Q: Tapi si A covernya sama kayak aku! Kenapa dia nggak dilaporin? Kenapa malah aku kena report? Padahal gambar kita sama!

Jangan tanyakan saya. Tanyakan kepada yang memutuskan untuk lepasin kamu dari hukuman.

-

Q: Cover punyaku direport terus suruh diganti, padahal cover ini nggak apa-apa!

Jangan tanya saya.

Kalau ambassador bilang cover ini nggak melanggar aturan wattpad, kalau aturan wattpad tidak ada yang dilanggar oleh cover ini, saya bisa bilang apa?

Mungkin ada sesuatu yang salah di cover kamu. Sekali lagi, coba lihat diri sendiri. Jika masih nggak kelihatan, ambillah jalur aman dengan bikin cover yang nggak mengundang. Jangan mau jatuh di kesalahan yang sama. Jangan mau dihukum dengan cara yang sama. Sekalipun bukan kamu yang salah dan kamu tahu itu.

Ada cara yang lebih bijak untuk menaggapi masalah, jauh lebih baik daripada sekadar nanya ke sana-sini: "Kenapa aku yang kena tapi dia nggak, padahal kita sama aja?"

-

Q: Tapi, kak, cover kayak gini itu sebenernya juga seharusnya nggak boleh dong! Saya punya temen, dia terangsang sama gambar ini.

Secara aturan, cover ini nggak melanggar apa pun dari aturan wattpad. Saya sudah coba laporkan sampul menggunakan gambar ini dan ambassador bilang, nggak apa-apa. Saya sudah baca peraturan dan memutuskan tidak ada unsur kekerasan terhadap diri sendiri, darah dan visual berlebihan, serta tidak ada unsur ketelanjangan.

Secara objektif, sudah jelas. Sampul ini tidak masalah. Jika mengambil dari gambaran umum populasi pun, seharusnya nggak ada masalah. Karena gambar ini tidak menunjukkan ekspresi kepuasan seksual, terangsang, ataupun menunjukkan aktivitas seksual.

Tapi bagaimana jika ternyata di luar sana, ada orang onani pakai sampul saya ini?

Emang. Gue. Pikirin.

-

Jika saya ambil dari pendapat umum dan aturan wattpad, bahwa nggak ada yang salah dari sampul saya, dan nggak akan ada yang terangsang sama sampul saya, maka semuanya baik-baik saja.

Tapi bagaimana jika ada orang di luar sana yang cukup sensitif dan bisa sangat terangsang hanya dengan melihat sampul ini?

Kalian punya temen yang masturbasi pakai gambar six-pack di atas, saya punya temen yang bisa onani dengan gambar begini.

Itu namanya selera. Kalian mau menyalahkan saya atas betapa sange-nya temen kalian?

Oke, saya bilang memang pakailah sampul yang nggak nganu. Buat sampul yang tidak akan memicu prasangka.

Pertama, kalau emang ada yang terangsang sekalipun kita sudah pakai sampul yang nggak melanggar seperti sampul di atas, bagaimana?

Itu selera orang. Sebuah perbedaan.

Kalau misalkan, 10% orang di dunia ini punya gambar berbeda yang bikin mereka terangsang, artinya ada 700 juta gambar yang harus kalian hindari agar tidak ada orang yang terangsang. Sekarang, saya tanya:

Kalau ada 700 juta gambar yang nggak boleh saya pakai buat cover, saya pakai gambar apa? 

Karena itulah saya bilang, ambillah selera umum, bahwa dua gambar di atas tidak akan merangsang siapapun. Kalian bisa aman dan masalah prasangka, sudah kalian minimalkan.

Kedua, plis, gambar sampul abs itu jelas bukan clickbait sehat. Mereka mungkin memang nggak melanggar aturan, tapi mereka bermain-main di batas pelanggaran dan itu bukan cara bermain yang sehat. Jadi saran saya, hindari penggunaan sampul six-pack. Lagian, ngapain sih pada demen banget make udel orang buat sampul? Dan heran deh saya sama orang yang seleranya sama udel. Kayak nggak ada bagian yang lebih bagus dipandang aja gitu di anatomi manusia. 

-

Q: Emangnya Kakak nggak takut, gitu, ada anak-anak kecil yang mengikuti tulisan Kakak?

Sekali lagi, sesuai peraturan wattpad yang sekarang bahkan dilengkapi segmentasi pembaca. Entah segmentasi ini sepik doang atau memang melakukan filter bagi pengguna wattpad, tapi segmentasi pembaca ini digunakan untuk memfilter pembaca sesuai usia.

Misal, A berusia 13 tahun. Dia mendaftarkan diri ke wattpad dan jujur kalau dia 13 tahun. Cerita si B ditujukan untuk 18 tahun, maka cerita si B tidak akan muncul di kolom pencarian si A. Yah, lain urusan kalau si A kerajinan dan ngubek-ngubek karya 21++ ya. Itu mah saya nggak pikirin.

Termasuk juga kasus kalau user nggak jujur mendaftarkan usia. Aslinya 14, ngaku 21 dan akhirnya kecebur ke cerita eksotis penuh Peenuts and Vagaina. Tolong, jangan salahkan orang lain jika itu terjadi. Saya sudah memfilter cerita saya sesuai aturan wattpad.

-

Q: Di cerita Kakak kan ada tuh adegan ciuman, emang kakak nggak takut pembaca kakak kepengaruh dan menganggap ciuman itu dibolehkan?

Sejauh ini, di dalam cerita saya, baru 1 cerita dan 1 series yang saya berikan adegan ciuman secara eksplisit. Itu pun, menurut batasan di Indonesia. Menurut batasan di luar? Karya saya jelas masuk kategori remaja.

Dan kalau mengutip bahasa kalian tadi, ciuman itu fan service.

Sisanya? Suami-istri. Mereka bebas berciuman atau apa pun sesuka hati. Jadi saya tekankan berkali-kali, adegan ciuman hanya boleh dilakukan dengan pasangan halal.

Kurang tersurat? Saya bikin novel, bukan nulis ceramah.

Jangan pernah jadi pembaca yang cuma mau disuapi. Dan jangan salahkan nalar kalian kalau nggak nangkep. Kalian punya temen, punya forum, gabung, kalau ada yang nggak paham, bisa kalian tanyakan. Plis, sosmed sekarang banyak. Manfaatkan.

-

Q: Jangan biarkan mereka bermesraan di novel dong, Kak! Jangan biarkan fantasi pembaca mengembara liar!

Terus harus dengan cara apa saya menghantarkan novel ini? Harus dengan cara apa saya menggambarkan bukti kalau dua tokoh saya suami istri, tanpa nunjukin kemesraan mereka, sementara di premis cerita, saya memutuskan bahwa mereka:

"Pasangan suami istri mesra nan bahagia."

Apa satu kalimat di atas cukup menggambarkan kemesraan? Menggambarkan suami istri? Kalau ada yang bilang cukup, kalian bukan buat cerita. Kalian buat jargon, mas.

-

Q: Kalau begitu Kakak nikmati dosa jariyah Kakak sendiri!

Sama-sama.

Sejak awal menulis huruf pertama untuk cerita, saya selalu tegaskan kepada diri saya, bahwa saya siap bertanggung jawab di hadapan Allah Ta'ala jika diminta pertanggung jawaban atas semua tulisan saya, termasuk caci maki saya yang ini. Saya sudah mengupayakan yang terbaik yang saya bisa.

Karena lewat cerita, saya ingin pembaca tahu, bahwa ketika dunia sedang gawat, Manusia bisa saja mencari celah. Mereka makhluk yang senang mencari alasan untuk melakkan hal apa pun yang mereka sukai di situasi apa pun. Sekadar memberi harapan. Sekadar menyemangati diri, bahwa hari esok masih ada, bahwa kemungkinan masih terbatas, bahwa masih ada harapan dan masih layak diperjuangkanlah sebuah harapan itu, sekalipun dunia ini pasti akan berakhir dengan keji suatu hari nanti.

Lewat lapak ini, saya mau pembaca tahu, kalau kegabutan hakiki itu nyata adanya. 

-

Q: Tapi gimana itu, Kak, cerita romansa yang ada adegan dewasa, tapi dia nggak pake gif, gambar, atau cover, malah ke-report? Malah balik lagi ke-draft padahal dia udah di tag-mature

Nasib.

Apa? bener kan? Yang penting kamu udah back-up, ngikutin aturan wattpad dan coba bicara baik-baik dengan ambassador. Kalau masih nggak bisa? masih banyak forum selain wattpad.

-

-

-

Dan sesi debat kusir ini meluber dengan cara yang sama sekali tidak keren. Seperti awal debat gaje ini, awal melubernya topik ini juga sepele:

Ada seorang intelek di antara komentator. Dia membagikan ilmu sosio-agamis-antropologinya secara gratis pada para komentator yang saat itu emosinya selevel dengan anak TK. Jadi anak-anak yang tidak begitu paham itu akhirnya mencerna dan membalas komentar sekena mereka, tanpa benar-benar ingat mereka awalnya bahas apa. 

Bener-bener opera sabun yang panjang, tapi saya akan mengutip kata-kata 2 orang saja yang paling berkesan buat saya.

-

A: "Tapi ada loh kak, katanya lapaknya ini yang berisi konten foto bugilnya di plagiat sama orang. Ampun dah... padahal si tertuduh baru banget nerbitin ceritanya ... ya kasusnya sama seperti yang udah-udah, sama-sama kerja sebagai----"

Nggak urus.

Ngapain kamu curhat sama saya?

-

B: "Coba jelaskan apa ya repotnya menulis cerita porno? Saya tegaskan ya cerita porno, bukan cerita dewasa. Mbak tau Bu Risma walkot Surabaya? Dia lakukan apa buat gang dolly? Tanpa ampun digusur---"

Sungguh ocehan berbobot, cerdas, yang jadi asupan saya di tengah banyaknya ocehan nggak penting di tengah drama ini.

Lucunya, dia ingat kasus gang dolly, tapi nggak ingat topik bahasan utama dia tuh awalnya apa. Dia begitu kebawa emosi sampai lupa kalau yang dia hadapi ini sekumpulan komentator asal serang yang nggak bawa persiapan apa-apa kecuali emosi menggebu. Cukup dengan beberapa kalimat yang mudah dimengerti dan mereka bakalan jabarin A sampe Z tanpa diundang.

Lucu sebenernya. Karena dia sebenernya bisa aja ketawa-ketiwi di atas drama itu, tapi malah kebawa suasana.

-

A: "Kak, kenapa Dedek diblokir? Kan Dedek cuma bilang, Dedek pernah ngelihat lho, ada pengarang yang ceritanya dimasukin draft gara-gara dilaporin! Dimasukin draft lho! Draft! Dedek kan sakit hati!!"

Aha, Coeg.

Jujur, dari semua komentar yang saya baca di seluruh drama ini, dia yang paling saya benci. Jadi akan saya sampaikan ini:

"Jangan sok ngomong kayak bayi padahal lo pengen nyerang gue sampe mampus. Gaya lo menjijikan."

"Kalau kamu mau menikam saya, serang saya dengan pisau dan muka gahar. Jangan sok-sok an pasang kata-kata manis. Jangan sok-sokan hormat sama saya, padahal kamu datang hanya bermaksud menyindir dan membuktikan setengah mampus kalau pendapat nekatmu itu benar. Jangan berlagak nggak ngajak saya ribut ketika kamu ngasih perang ke saya."

-

Drama. Emang kadang kacau. Maafkan.

Maaf kalian harus melalui drama yang sama seperti yang saya alami juga. Saya emang pada dasarnya nggak suka romansa, tapi saya besar dengan membaca banyak manga shoujo yang jadi tempat berkumpul segala trashy romance, jadi kalau mau ngomongin roman sama saya, ya, sebenarnya bisa aja.

Saya pun kalau baca erotika picisan dan stensilan, saya merasa--setidaknya--terhibur oleh semua adegan seks konyol tak berdasar yang disajikan. Saya terhibur karena saya nggak perlu mikir susah payah soal plot atau karakter. Saya nggak perlu repot merasa-rasa. Tapi kalau berurusan dengan erotika-picisan yang ngaku-ngaku romansa / stensil ngaku-ngaku erotika, saya capek.

Saya capek sama usaha setengah mateng mereka yang sangat lemah dalam membangun plot. Saya capek lihat mereka nggak sedikit pun berusaha membuat adegan seks di cerita mereka itu dibutuhkan.

Dan saya capek sama pembaca yang gitu-gitu aja dari tahun ke tahun. Selalu menyerang orang yang tidak sependapat dengan mereka, bermodalkan satu kata sakti yang belum terbantahkan hingga saat ini: "Don't like, don't read."

-

Pelajaran moral yang saya dapat dari drama ini:

"Jangan ngomong panjang lebar. Orang emosi nggak akan paham ceramah lebih dari 5 kata."

-

Apa? Kalian  kenal percakapan di atas? Mau summon orang-orangnya? Mau summon pembaca romansa yang mungkin sependapat? Atau men-summon pembaca romansa yang nggak sependapat, cuma biar kalian dapat hiburan? Silakan saja.

-

Kalau ada pertanyaan atau uneg-uneg, katakan saja. Jangan ragu.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top