Trickstar-Fine Event Tour - Ginbaku Death Fight (2)
"-- Aku tak ingin melawanmu.
Bahkan jika kamu tak mempercayaiku...
Itu adalah perasan ku yang sebenarnya!"
Seorang pemuda bersurai pirang menatap lawannya dengan tatapan tegas dan teduh.
Sementara itu, sosok yang menjadi lawannya tidak bergeming, justru malah menyeringai keji. "Begitu kah? Pantas saja kau bersikap begitu mudah padaku!" bentak sosok bersurai biru tua.
Pria bersurai pirang tadi sedikit tersentak.
"Kamu slalu terlalu bimbang untuk mengungkapkan pikiranmu! Kalau kau tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata, maka kau harus menunjukkan tekadmu dengan tinjumu!
Katakan padaku, apa kau ingin membunuh ku?! Atau kau memilih menyerah lalu memelukku dengan membisikkan hal-hal manis ke telinga ku?
Mereka sama sekali tak tau, 'perasaan sebenarnya' bodoh itu..!!" Pemuda itu segera melesat lalu mulai melayangkan pukulan demi pukulan kepada lawannya.
"Wh--whoaaa Fushimi-kun! Kau benar-benar membuat ku ketakutan! Pukulan dan tendangan mu juga sangat cepat, aku tak bisa melanjutkan bagian ku, maaf!" pekik Makoto ketakutan.
.
"Cuut cuut!!" Wataru selaku produser menghentikan syuting.
WARNING!!
GAJE OOC ANEH GAJE(lah dua kali ini kata) ANTIK.. POKOKNYA INI SAYA BUAT DENGAN HATI GEMBIRA AJA(?)?! BAHASANYA JUGA GADO GADO:((( OH YA, SAYA SUKA TYPO, JADI MOHON BILANGIN YAK!!:(
SELAMAT MEMBACA GAES~
.
"Ya ampun, mau sampai berapa kali kau akan melakukan ini hah?! Cobalah serius dikit! Kalau terus begini, giliran ku takkan muncul juga, padahal aku sudah berdandan seperti ini!" Tori mengomel pada Makoto sambil menghentakkan kan badannya sebal. Hokuto yang melihatnya hanya bisa menghela napas. "Jangan terlalu banyak bergerak, kamu hanya akan membuat penata rias kesulitan." tegurnya.
"Hmm, ini semua tidak seperti harapan ku," Eichi bergumam sedikit kecewa. "Apa seperti ini kah pembuatan film?"
"Apa yang membuat anda merasa kurang cocok? Apakah seni bela diri ku terlalu biasa untuk film laga?" Yuzuru bergumam pelan.
"Bukan begitu. Justru gerakanmu sangat realistis-- terutama dibagian haus darahnya." Eichi berkomentar.
"Jujur, aku pun merasa takut saat menontonnya di pinggir sini. Apa kamu ada dendam dengan Makoto Yuzuru? Atau kamu cemburu karena Tori yang heroinenya bertunangan dengan Makoto?" Mao mencoba bercanda.
Yuzuru menggeleng tegas. "Konyol, mana mungkin Kepala Pelayan sepertiku pantas dijodohkan dengan Tuannya. Saya masih tahu diri."
"Pfft... Hahaha.." Subaru malah tertawa, membuat Fushimi yang sedari tadi memperhatikannya mencoba menegurnya. "Apa yang sedari tadi Anda tertawakan, Akehoshi-sama? Sejak awal kita merekam saya melihat Anda terus tertawa, jujur itu membuat konsentrasi saya sedikit terganggu."
"Apa? Kau melakukannya? Astaga, aku tak menyangka Fushimi-kun benar-benar jeli." Makoto bergumam.
"Hehe, maaf, Fusshi~ aku tertawa karna melihat Ukki mencoba terlihat keren dan tangguh... Lain kali aku akan lebih berhati-hati." Subaru nyengir lebar tanpa dosa.
"Hei, aku hanya mencoba membuat nyata karakter utama, tahu! Tak mungkin kan karakter utamanya lembut seperti ku." Makoto bergumam canggung. Subaru yang mendengarnya makin tertawa keras. "Nah nah, bisa dijadikan lelucon tuh! Astaga, aku tak bisa berhenti tertawa!" Subaru berusaha menutup mulutnya kuat-kuat.
"Hentikan, Akehoshi. Yuuki tak melihatnya sebagai lelucon. Memang apanya yang lucu sih?" Hokuto mengernyitkan keningnya lelah.
"Ah astaga, kenapa semuanya berantakan begini hari ini! Hei, bukankah ini seharusnya menjadi proyek yang digunakan untuk membayar denda dari ES pada kami dan trickstar sebagai pemenang SS? Ayolah, kita harus bisa membuat para rakyat jelata terkesima karna film ini!" Tori terdengar memberi semangat meski kedengarannya seperti mengeluh.
Makoto mengeluh. "Lagipula kenapa aku yang jadi tokoh utamanya.. Padahal aku bahkan bukan dari klub dramatica, jelas saja kaku kan.."
"Fufu, kau berani juga berkata begitu didepan Ketua OSIS dan Mantan Ketua OSIS, Makoto." Mao yang sedaritadi mendengarnya jadi tertawa geli, membuat Makoto seketika panik. "Hei, aku tak bermaksud begitu!"
"Hati-hati dalam berucap, Yuuki-kun. Setiap kata-kata dapan dijadikan senjata untuk menjatuhkan mu." Eichi memberi nasihat. "Dan Yuzuru, ada baiknya kamu mengurangi sedikit kata-kata sopan mu dengan menambahkan kata-kata yang sedikit kasar." sarannya pada Yuzuru.
"Baiklah, Kaichou-sama."
Wataru melirik pada Produser yang siap memberikan persiapan istirahat pada mereka. "Baiklah, mari beristirahat sejenak~"
Shappire melirik Makoto yang memang tidak begitu memiliki kepercayaan diri tinggi. Dia tahu betul pemuda itu masih canggung dalam pembuatan film kali ini.
"Ah, Sapphire-nee?" Makoto sedikit terkejut dengan kehadiran Gadis itu. Shappire tersenyum tipis. Diberikannya handuk kecil untuk mengusap keringat. "Kerja bagus." Gadis bersurai abu itu memujinya, membuat Makoto jadi kikuk.
"Ahaha, sepertinya banyak yang kurang..."
"Kau hanya terlalu lembut, Makoto. Jangan terlalu dirisaukan... Aku sudah terbawa akting mu tadi." gumam Saphhire yang membuat Makoto menatap gadis itu tak percaya.
"Be--benarkah?!"
"Umh, makanya, kau hanya perlu sedikit lebih tegas pada bagian tertentu. Karakter utamanya fit sama karakter kamu kok."
Sapphire menepuk-nepuk kepala Makoto lembut. Makoto tersenyum kecil. "Baiklah, aku akan berusaha lebih keras lagi!" Ujar Makoto semang lalu menerima makanan yang disodorkan oleh Sapphire dan botol mineral juga.
Gadis itu mengangguk sekilas lalu memberikan makanan kepada para member Trickstar lainnya. Lalu seperti biasa, karna hawa keberadaan gadis itu sangat tipis, maka siapapun akan terkejut saat didatangi olehnya.
Makoto tersenyum tipis. Dia akan mencoba mengikuti saran dari Produsernya. Kali ini dia harus bisa menjadi Karakter utama yang kuat dan keren!
_____-----_____
"Otsukare~" Juna membagikan minuman dan makananya dengan semangat. Senyuman cerah gadis itu membuat semua orang sedikit terkekeh geli.
"Juna-nee, aku lapar dan haus!" Tori merengek pada Juna, membuat gadis bersurai dark brown itu segera memberikan makanan dan minuman pada bocah bersurai merah muda. Juna menepuk-nepuk kepala Tori lembut lalu berkata, "Kerja bagus, Tori! Ayo semangat dikit syutingnya!" Sambil menyemangati Tori.
Tori menatap gadis itu dengan mata berbinar. Yah, tak heran Tori terlihat cukup dekat dengna Juna, bagaimanapun gadis itu adalah salah satu relasi keluarga Himemiya dan Tenshouin. Kalau tidak salah, julukan Juna saat itu adalah, 'Tuan Putri yang terpasung di Sangkar Emas keluarga Sieg'. Dan karna menurut Eichi dia punya potensi yang baik, maka degan sedikit negosiasi, gadis itu diperbolehkan membantunya.
"Makasih, Juna-nee!"
"Uhmh! Sama-sama~"
"Ah, Sieg-sama, maafkan saya. Seharusnya saya yang menyiapkannya--"
"Yuzu-nii bilang apa tadi?" Kening Juna mengerut mendengar Yuzuru masih memanggilnya dengan sebutan 'Sieg-sama'.
"... Maksud saya, Faresta-san."
"Yah, seenggaknya mendingan." Juna mengangguk puas. "Tak apa, aku melakukan ini sebagai produser yang baik! Iya kan, Kak Ei-niisama?!" Juna menatap Eichi dengan tatapan, 'ayo puji aku!' Dengan semangat. Eichi hanya tersenyum kecil lalu mengangguk sekilas. "Tentu saja, Juna sudah berusaha juga kok, meski masih ada beberapa kesalahan yang di back up Sapphire-san, setidaknya aku tak melihat apapin sejauh ini." Gumam Eichi santai.
Juna meringis pelan lalu tertawa canggung. "Hehe, sedikit membuang-buang bahan, aku minta maaf untuk itu." Gumam gadis itu sambil memainkan jarinya. Eichi hanya tersenyum seperti biasanya lalu menjentikkan jarinya dan memanggil Wataru.
"Wataru."
Poof!
"Amazing~ fufufu~ Ju-chan harus masang wajah super lucu! Lihat, wajah mu sedikit murung, apa ada hal yang terjadi?" Juna terkejut saat dirinya diuyel-uyel sama Wataru. "Wh-- Wata-nii!!" Juna gatau mau ngomel karna rambutnya diacak-acak atau kaget karna mendadak Wataru muncul.
"Haloo~"
"Wata-nii dateng darimana?!" Juna mencoba menghentikan tangan Wataru yang mengacak-acak rambutnya-- jadi bergelombang tetap?! Bagaimana caranya coba?!
"H--hei hentikan! Mouuu!" Juna merengut sebal. Bukannya berhenti, Wataru malah tertawa puas bersama Eichi. Astaga, berasa punya kakak lelaki yang usil saja.
"Habis kau memasang wajah habis bertemu seseorang yang kurang menyenangkan, apa kau diusili?" tanya Eichi.
... Sama kalian kan diusilinnya?!
"Aku baik, kalian fokus sama syuting aja." Juna menghela napas lalu menyodorkan kue berbentuk buah momo pada Eichi, Wataru juga Yuzuru.
"Woa, ini enak!"
"Ah, makasih, aku dan kak Sapphire yang membuatnya~" Juna mengembangkn senyuman bangganya. Fufu, ga sia-sia dia membantu Sapphire tadi!
Mereka sedikit berbincang dan bercanda, bahkan sesekali membahas mengenai Eichi yang mulai bisa membaca pikiran seseorang dan Wataru yang protes karna itu adalah ciri khasnya. Ah, Juna benar-benar bahagia banget bisa menjadi bagian dari orang yang mengurus Fine.
Terutama dia jadi bisa deket sama idolanya, Yuzuru, fufu.
"Ah, sepertinya kita kelebihan kuenya. Aku mau memberikannya pada Kak Sapphire, mungkin dia kekurangan." Juna membawa sisa kue tersebut lalu pamit pada semuanya, namun gadis itu terlihat sedikit kesusahan membawa makanan itu, Tori mengambil inisiatif mengambil kan satu kotak dari tangan Juna.
"Aku bantu ya!"
"Ah, makasih Tori~" Juna mengapresiasi lelaki bersurai merah muda itu yang langsung ditanggapi dengan cengengesan menggemaskan Tori.
Duh, adem banget liatnya.
"Bocchama sudah besar ternyata..." Yuzuru terhura melihat Tori yang mau repot-repot membantu Juna saat ini.
Eichi dan Wataru memandangi kedua sosok itu lalu mulai berdiskusi serius dengan meber Trickstar lainnya.
To Be Continued
Author's Note : anjir lah gua bener-bener telat:') ngerasa ga ngefeel sekali sama event kali ini.. Apa karna ga gitu kenal fine ts ya:")
Apa kabar kalian? Apa udah dapet yang kalian inginkan? XD kuharap syudah hwhw~
Aku dapet keduanya tapi di dua tempat :"D melelahkan tapi rasanya lega :"D
Sisa 1-2 chapter lagi harusnya, mau ngejar sampe sebelum event Alkaloid huhu:(
Salam,
Pabrik Coklat
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top