Special : Ritsu Sakuma's Birthday

WARNING!!

GAJE OOC ANEH GAJE(lah dua kali ini kata) ANTIK.. POKOKNYA INI SAYA BUAT DENGAN HATI GEMBIRA AJA(?)?! BAHASANYA JUGA GADO GADO:((( OH YA, SAYA SUKA TYPO, JADI MOHON BILANGIN YAK!!:(


SELAMAT MEMBACA~

Avyra menguap pelan. Badannya terasa berat sekali. Padahal akhir-akhir ini dia tak banyak melakukan kesibukan seperti biasanya. Event Next door sudah berlalu, knights memanh masih punya banyak sekali kesibukan seperti pemotretan dan komposer lagu-- itupun sudah diurus Avyra jadi harusnya dia ga punya kesibukan lain dong.


Terus kenapa badannya berat ya...?


Mencoba meregangkan badan, gadis mungil itu baru sadar bahwa ada sepasang tangan kurus namun kokoh melingkari pinggangnya.


Sebentar.

Avyra masih mencoba loading.


Gadis bersurai navy itu melirik sosok berambut hitam yang tengah tertidur pulas sambil memelukinya. Belum lagi piyama sosok itu terlihat terekspos bahu mulusnya.


"..." Avyra menghela nafas.


"Kak Litsu, kenapa seneng banget sih tidul dikamal olang... Punya lumah sendili kan.." Gadis yang memiliki kekurangan cadel R dan Z itu menggoyangkan tubuh Ritsu pelan. Yang dibangunkan sama sekali tidak bergeming.


"Andai ada Kak Mao, dia pasti sudah disana.. Apa Kak Lei dilumah ya.." Avyra mencoba bangun dari tempat tidur, namun Ritsu masih memeluki pinggang gadis itu, malah menjadikannya guling.


Cewek pada umumnya pasti akan merona malu karna dipeluk sosok dari salah satu member Knights.


Tapi tidak dengan Avyra yang slalu jadi bahan bantal pemuda satu ini.


Udah kebal, maksudnya.


'Kak Mao, aku tersiksa disini...' Avyra meraung dalam hati. Tapi ga tega juga karna dia sayang sama Ritsu.


Lengan Avyra menjulur ke meja untuk mengambil ponselnya, lalu terdiam saat melihat tanggal.


22 September.


Harusnya hari ini Ritsu ke ES untuk merayakan ulang tahunnya disana. Bersama kado-kado fans tentunya.


Tapi...


"Eh, besok mau libul aja?" Avyra menatap Ritsu yang masih melendot manja padanya dengan heran. Padahal ini hari penting loh, bahkan untuk para fans.


"Mau tidur aja dirumah aja... Tahun depan aja..." Ritsu membalas dengan nada mengantuk khasnya.


"Jangan gitu dong, Kakak halus bisa menghalgai pala fans dan ES yang belusaha untuk melayakan ulang tahun buat kakak.." Avyra mengomel pelan.


"Tapi aku kan tidak memintanya.."


"Ugh, tetep aja, besok halus dilayain di ES! Abis itu kakak boleh libuk sehali." Avyra mencoba bernegosiasi.


"... Kalau begitu, panggil namaku dulu."

"... Litsu?"

"Yang bener. Ritsu."

"... Kakak meledekku ya?!"


Ritsu tertawa puas. Rasanya menyenangkan dengan Produser mini satu ini, mudah sekali diusilinya. Pastikan dia sesekali mengucapkan terimakasih pada Rei karena sudah membawakan produser yang bullyable ke Knights.


Gadis itu merengut sebal. "Gamau tau, kakak halus dateng! Awas kalo nggga!" Avyra kali ini mode galak yang entah kenapa lebih mirip kucing kecil yang mencoba menyalaknya. Ritsu tersenyum tipis. "Baiklah, asal kau mau menghabiskan waktu bersama ku.. Jadi bantal tidur ku seperti biasa~" Ritsu bersenandung santai.


"... Ga pellu pake kata 'asal' pun kakak juga udah seling melakukannya tanpa izin ku." Avyra menghela napas lelah.

Baik, lupakans soal itu. Semua pasti sudah menunggu mereka. Avyra mengguncangkan tubuh Ritsu. "Kak, bangun, ayo ke ES." Avyra masih berusaha membangunkan Ritsu. Manik merah itu menatap Avyra dengan tatapan sayu."hm? Ada apa?" Kelihatan sekali Ritsu tidak berminat bangun dari kasur Avyra.


"Selamat ulang tahun," Avyra mencium pipi Ritsu sekilas. "Ayo bangun, aku bakalan bantu kakak mandi sama belpakaian gantiin kak Mao, jadi ayo bantu aku menyelet badan kakak ini," Avyra susah payah mengangkat badannya dari kaki Ritsu yang menyilangin badannya-- layaknya guling pribadi.


"Ah hari ini hari lahir ku ya? Kalau begitu aku punya permintaan."

"Apa?"

"Biarkan aku tidur seharian ini.."

"Kakak ih! Lagian ini lumah Xieng belsaudala. Kalau ga cepet bangun--"


BRAKK!!


"Avyra, mau sampai kapan kamu ga bangun juga?"


"--nanti dimalahin kak Levy..." Avyra meringis pelan. Sosok pemuda bertubuh setinggi Natsume Sakasaki itu segera menarik selimut Ritsu dan Avyra, lalu menatap tajam keduanya. "... Ritsu, kalau mau menginap lain kali bilang, jangan kebiasaan deh." Revy megomel.


Ritsu melenguh pelan. "Rumah kita sebelahan, untuk apa aku bilang... Ini kan bukan yang pertama.." nada Ritsu seperti anak kecil yang merengek.


Yep, bagaimanapun, Mao, Ritsu, juga keluarga kecil Xieng ini memang bertetangga sejak kecil. Tak heran Ritsu suka kabur kemari disaat Mao tak ada dirumahnya.


"Memang bukan, tapi ini kamar anak perempuan, bodoh. Cepatlah bangun, dan mandi. Aku sudah menyiapkan makanan kesukaan mu untuk hari ini, jadi cepatlah mandi dan bersiap-siap." Revy yang sudah menebak kenapa adik sepupunya kelamaan  mendekam di kamar padahal sudah pagi segera mengomeli Ritsu dan kebiasaan buruknya.


"Baiklah baik... Hoamm.." Ritsu menguap pelan lalu menuruti perkataan Produser UNDEAD dengan ogah-ogahan. Bagaimanapun, meski mereka seumuran (dengan Revy yang lulus duluan, tentu kalian tau alasan mereka beda angkatan), Ritsu menghormati Kakak tertua dari Xieng bersaudara ini.


Apalagi Rei juga sayang sama Revy. Takutnya kali ini ancamannya adalah telpon anijanya supaya kemari.


Revy menghela nafas melihat kedua anak yang dia paksa mandi lalu segera ke meja makan menunggu keduanya selesai mandi bersama kedua adik kembarnya.


_____-----_____


"Selamat Ulang tahun, Ritsu~" Leo pertama kali menyapanya ketika sampai di Gedung New Dimension. Avyra yang lagi dilendotin Ritsu setelah diantar Revy ke gedung ini.


"Untuk merayakannya, aku akan memainkan lagu yang ku buat untuk Ritsu dan memberikannya sebagai hadiah ☆ Ah! Avy, minta seseorang untuk membawa grand piano ya! Aku mau bernyanyi~" Leo melanjutkan kata-katanya yang membuat Avyra lelah.


Mana ada Piano disini, kenapa ga sekalian aja ke Ave Maria!?


"Saya senang merayakannya, Tsukipi~ ... tapi saya rasa tidak ada piano di sini…" Ritsu menanggapinya dengan santai.


"Iya juga sih. Aku bahkan tidak bisa memindahkan mejaku. Baiklah, mari bermain dengan keyboard.  Daripada tidak bisa bermain piano, mari kita berikan "cinta" yang spesial buat Ritsu~" Leo Manggut-manggut.


Ritsu terkekeh pelan. "Terimakasih Tsukipi~ aku jadi menerima semua perasaan tulus mu hari ini~"


Avyra dengan cekatan membawalan keyboard (dengan bantuan staff tentu saja) yang langsung dipakai Leo untuk bernyanyi.


"Selamat Ulang tahun, Kuma-kun." Izumi Sena mendekati pemuda bersurai hitam yang tengah berulang tahun hari ini. Ritsu mengedip-ngedipkan matanya yang sayu dengan wajah yang menggemaskan.


"Whoa,  itu Secchan. Bukannya Secchan sedang tinggal di negara asing sekarang?" Ritsu memiringkan kepalanya heran.


"Aku menyesuaikan jadwalnya karena aku berulang tahun Kuma-kun.  Harusnya kau berterimakasih bukan?" Izumi tersenyum menyebalkan seperti biasa.


'Tsun dasar. Bilang saja kau sengaja,' Avyra menggelengkan kepalanya gemas.


"Ah, Dan ini hadiah ulang tahun yang kubeli di sana.  Ini seperti kantong tidur kecil, jadi Kuma-kun bisa tidur saat bepergian dengan nyaman," tuh, pake siapin hadiah pula.


Ritsu mengerjapkan matanya. "Terima kasih Secchan.  Bahkan saat Secchan pergi ke luar negeri, aku akan menganggap ini Set-chan dan aku akan menjaganya dengan baik." Ritsu tersenyum kecil.


"Hah?  Aku terkejut bahwa kantong tidur yang kubawa untuk mu akan kamu pakai beneran.  Tapi yah, aku memang membelinya karna mmegingat mu.  Ku harap kamu gunakan dengan hati-hati, Kuma-kun." Izumi tersenyum kecil yang ditanggapi dengan kata, 'Tentu saja aku akan' dari Ritsu.

"Selamat Ulang Tahun, Ritsu-chan~ Ini aku bawakan hadiah parfum untukmu. Ritsu-chan harus tau, ini adalah minyak aroma yang sangat populer sekarang, bisa membuat mu bisa bangun pagi! Sangat cocok untuk untuk Ritsu-chan." Arashi mendekati Ritsu dengan memberikan kado untuk Ritsu.

Ritsu menatap hadiah dari Arashi. "Ya itu benar.  Kemudian, mari kita coba di tempat kerja bahwa aku benar-benar akan bisa bangun di pagi hari," Ritsu bergumam.


"Ufufufu, coba gunakan ya~ coba saja, mana tau berfungsi kan?" Arashi menyarankan untuk segera menggunakannya. Ritsu terkekeh. "Baik, aku akan mencobanya." Ritsu menyemprotkannya pada dirinya, lalu denga usilnya menyemprotkannya ke Avyra.


"... Yang suka susah bangun kan kakak sama kak Envy! Kok aku yang disemplot!" Avyra menggerutu sebal.


"Takutnya kau mengantuk, aku kan cemas." Ritsu tertawa puas.


Avyra mengelus dadanya. Sabar.. Sabar...

"Selamat ulang tahun, Ritsu-senpai," Tsukasa yang agak iba dengan Onee-samanya yang mini itu segera mendatangi Ritsu, sebelum Avyra diusili lagi oleh seniornya yang hobi tidur itu.


"Ah, Suu-chan.  Terima kasih sudah datang.  Ada banyak kue dan manisan.  Apakah kamu makan dengan benar?" Ritsu mengusap kepala Tsukasa lembut.


"Ya, maaf ehem.  Aku makan sedikit, " Tsukasa agak panik sepertinya. Matanya melirik takut-takut pada Izumi yang seperti mau menerkamnya.


"Kasa-kun..."


"... Ritsu-senpai..." Ahh, lihat, mata Tsukasa berkaca-kaca menatap Ritsu. Ritsu menggelengkan kepalanya pada Izumi, yang langsung dibalas dengan dengkusan sebal dari pemuda surai abu itu.


"Ehm,  karna Ritsu-senpai tokoh utamanya hari ini, apa Ritsu-senpai mau makan sesuatu? Atau mau sesuatu? Aku akan mendapatkannya!" Tsukasa segera mengalihkan topik dari pembahasan 'makanan manis'. Takut ada yang ngamuk. Ahem.


"Hmmm, bolehkah aku mengatakan itu?  Jika aku melakukannya, aku mungkin saja  merebut takhta mu dengan permintaan itu, bukankah itu seperti, 'Ou-sama' ?" Ritsu tersenyum kecil, bermaksud menggoda Tsukasa.


Tsukasa ikut tersenyum. "Tidak, aku yakin Ritsu-senpai tidak akan melakukan itu.  Nah, jika benar itu terjadi, mari bertarung dengan sekuat tenaga!" Tsukasa menatap Ritsu dengan tatapan yang penuh percaya diri.


Ritsu tersenyum geli. "Hoho, kau sudah berani sekarang. Tapi itu bagus kok." Sambil menepuk-nepuk kepala Leader muda mereka yang lucu itu, Ritsu merasa moodnya menjadi sangat baik. Sepertinya hari ini tidaklah buruk.


"Selamat ulang tahun, otoutonya Rei nii-san." Natsume mendekati Ritsu. "Mengingat kita satu gedung yang sama, maaf aku mengganggu mu, tapi, selamat ulang tahun." Natsume mengucapkannya sekali lagi.


Ritsu menatap Natsume dengan wajah kalem. "Kau tau, aku tidak suka mendengar sebutan itu.. Aku tak punya kakak lelaki." Ritsu menjawabnya dengan tenang.


Avyra menepuk jidatnya lelah. Masih saja Ritsu berkata begitu.


"Nah itu dia.  Masih ada prototipe saja, dan ada yang bagus untuk dipamerkan di pesta.  Bisakah kamu melihatnya?  Ini hadiah ulang tahun dariku" Natsume segera mengalihkan topiknya. Mungkin dia berpikir bahwa Ritsu masih sebal dengan Rei.


Ritsu tersenyum tipis. "Hadiah macam apa itu hadiah dari penyihir, aku menantikannya." Jawab Ritsu seadanya.


Avyra menghela nafas. Bagian terakhir ini tampaknya kurang baik, mau bagaimana lagi kan?


Diam-diam Avyra merutuk, kenapa bukan Tsumugi saja yang mendatangi Ritsu.


"Kasa-chan, ayo ubah suasana ini, aku kulang nyaman." Avyra berbisik pelan pada Tsukasa


"Baik, onee-sama!" Tsukasa dengan semangat segera membawa Ritsu untuk berfoto bersama Knights.


Gadis bersurai biru itu menghela nafas lega. Seenggaknya mood Ritsu ga rusak amat lah.


Meski...


Rei sepertinya ingin mengucap juga, sayang dia sadar diri kalau Ritsu takkan sudi ditempeli olehnya.


Setidaknya, Avyra sudah memberi ide pada Rei untuk melakukan beberapa hal untuk Ritsu secara diam-diam.


"Vycchan ga ada mau ngucap sama aku?" Avyra terkejut saat merasa nafas Ritsu didekat wajahnya.


Dekatdekatdekatdekatwoiii--


"K--kan udah tadi!" Avyra segera mendorong wajah Ritsu dengan wajah memanas. Dia masih cewek, disodorin muka cakep gitu siapa juga yang ga akan malu--?!


Ritsu merengut tak puas. "Hanya ciuman?"


"... Telus apaa?"

"Nikah yuk."

"... Kak Litsu mau aku tampol?"

"Ehhh, padahal yang di Agensi sebelah aja kalo dicium bisa bahas ke pernikahan, masa kamu ngga." Ritsu protes.


Avyra tepok jidat. Ternyata gosip soal "Lead Crazy:B malu-malu bahas ciuman yang langsung diarahkan ke pernikahan" itu menyebar begitu cepat.


"Nanti aja dilumah, aku dah siapin." Syal rajutan dengan tulisan nama Sakuma Ritsu ada di kamarnya, dan dia tak sempat mengambilnya karna Ritsu.


"Baiklah," Ritsu tersenyum lebar, membuat Avyra menghela nafas. Sebenarnya dia kesal karna gachanya ampas, padahal ini ulang tahun ritsu, malah dapet yang lain lagi, bukan Ritsu. Mau ngambek sama Ritsu pun dia ga tega. Ya sudahlah, Avyra gagal marah juga.


Seenggaknya, hari ini Ritsu bahagia,


Dan itu cukup.


The End


Author's note : Habedeh Ritsu bang toyib:)) aku masih sebel, ga kayak Vyra yang bisa diluluhin, aku masih sebel pokoke!:(

karna dia Oshi-ku, dan ga ada kelonggaran dapet b5 astagaT.T

Karna lagi ngambek, aku ga banyak bawel ah, masih sebel:")

... Yah, agak bersyukur lah dapet b4 Ritsu di basic lama. /hela napas/


Terimakasih udah baca ini,


Salam,


Pabrik Coklat.


Omake :


Pukul 23:00 di Jepang.


Semuanya sudah tertidur dirumahnya. Apalagi di kediaman Xieng, Avyra dan Ritsu sudah tidur, menyisakan trio kembar di ruang TV, sedang saling bermanja ria.


"Halo, Revy-kun."


Revy melirik sosok yang datang tanpa diundang dengan tatapan sebal. "Ga kakak ga adik sama saja. Apa susahnya sih masuk dengan memberitahu dulu." Revy menggerutu sebal. Envy dan Liviya yang sedang dielus-elus Revy dengan semangat mendekati Rei.


Rei terkekeh pelan sambil mengusap kepala adik-adik kecil yang sering bermain dengannya dan Ritsu yang kini telah menjadi Produser di units lainnya.


"Bukankah Diriku sudah memberitahu sebelumnya?"


"Ya ya ya, terserahlah." Revy menghela nafas lelah. "Ritsu sudah tidur dikamar Vyra seperti biasa. Kau bisa menaruh hadiahnya diatas meja belajar Vyra." Lanjut Revy malas.


Rei tersenyum kecil.


"Terimakasih, Revy-kun."


Rei segera berjalan ke kamar yang dimaksud Revy, lalu segera menaruh hadiahnya. Namun sebelum pergi, pemuda bersurai hitam itu menatap Ritsu dengan tatapan lembut, lalu mengusap kepalanya lembut.


Sebenaenya dia sedih karna dia tak bisa bersama Ritsu seharian ini. Tapi dia tau betul bahwa Ritsu takkan suka kalau dia ada didekatnya. Maka, Rei hanya bisa melakukan ini padanya. Kita semua tentu tau, sesebal apa Ritsu pada Rei, sejak mereka masih satu sekolah.


Rei mencium kening Ritsu lembut, lalu berbisik,


"Selamat Ulang tahun, Adikku tersayang. Kumohon, berbahagialah selalu."


Sebelum akhirnya pergi meninggalkan kamar Avyra.


Yah, setidaknya, melakukan hal seperti ini (meski harus diam-diam) saja Rei sudah sangat senang kok...


... Tanpa menyadari, Sang Adik sebenarnya belum tidur dan justru membuka matanya, mengusap pelan keningnya yang dikecup Rei, lalu melirik hadiah dari Rei sebelum akhirnya bergumam,


"Terimakasih, Onii-chan..."


Dengn senyuman tipis tergaris lembut dibibir pemuda itu.

E.N.D



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top