02 : The Badass Princess
"Ocha!"
Aku mengangkat wajahku dari komik yang sedang aku baca. Aku melihat Mas Aga yang berdiri di depan pintu kamarku. Wajahnya tidak pernah ada perubahan, selalu datar tanpa ekspresi.
"Kamu ini apa-apaan?" Mas Aga bertanya sambil meletakkan kertas di atas tempat tidur.
Aku pun duduk dan menutup komikku. Aku tahu itu kertas apa, laporan kartu kredit milikku. Bulan ini, aku memang gila-gilaan belanja. Aku ingin tahu apa pria yang berstatus suamiku ini masih peduli padaku apa tidak.
"Tagihan," sahutku santai. Padahal dalam hati aku takut juga melihat Mas Aga.
"Kemarikan kartu kredit dan semua ATM kamu." Mas Aga berkata dengan tajam.
Mataku melirik pada nakas dekat tempat tidur, di sana ada dompetku. Sayangnya, Mas Aga lebih cepat dariku. Dia mengambil dompetku, membukanya dan mengeluarkan benda-benda yang dulu diberikannya padaku saat awal pernikahan.
Mas Aga mengacungkan kartu debit dan kredit yang diambilnya dari dompetku. "Mulai sekarang, kamu saya jatah dengan uang cash!" peringatnya yang kemudian melempar dompetku ke atas tempat tidur.
"Mas!" aku memanggil Mas Aga yang keluar dari kamarku begitu saja.
Aku menatap dompetku yang tergeletak di atas tempat tidur. Padahal, niatku berbelanja hanya untuk memastikan perasaan Mas Aga padaku. Aku sudah banyak membuat ulah, sayangnya Mas Aga tidak menunjukkan reaksi apa pun.
Saran belanja boros ini dari Mario. Dia mengatakan Mas Aga benci dengan perempuan boros dan cara itu bisa menarik perhatian Mas Aga. Bodohnya aku percaya saja dengan saran Mario goblok itu!
Aku menghempaskan diriku ke lautan boneka dan bantal-bantalku. Semua boneka berwarna cokelat, entah itu beruang cokelat, sapi berwarna cokelat, monyet berwarna cokelat, dan bahkan buaya berwarna cokelat. Tapi, dari itu semua boneka babi berwarna cokelat menjadi favoritku.
Bukannya aku suka dengan babi, tapi menuruku boneka ini lucu saja. Jangan tanya aku boneka ini dari mana saja. Aku tidak ingat, karena semua boneka dan bunga-bunga ini aku dapatkan saat hari valentine. Mario yang selalu membantuku membawa barang-barang ini ke rumah.
The Badass Princess
Viona Kurang Sexy : Leon ngadain acara party nih. Kita diundang!
Aku melihat foto undangan yang dikirim Viona. Sepertinya kemarin Leon mengirimiku gambar yang sama. Entahlah, aku lupa karena hanya aku lihat sekilas.
Luna Bukan LuMay : KUY!
Luna Bukan LuMay : Ocha! Ayok pergi!
Viona Kurang Sexy : Gue jemput Cha
Aku berpikir sejenak, apakah aku harus pergi atau tidak. Jika ada Mario, aku bisa mengajak Mario dengan seribu alasan. Tapi, ini Mario tidak ada. Mas Aga pasti tidak akan mengizinkan.
Jam acara juga dimulai jam 11 malam, lokasinya memang tidak di club malam. Tapi cukup rawan, di sebuah hotel berbintang. Maklum saja, Leon merupakan anak seorang pejabat. Sudah pasti acara ulang tahunnya tidak akan sederhana.
Luna Bukan LuMay : Woy Ocha! Lo nggak lagi ngerem di kamar sama cokelat kan?
Viona Kurang Sexy : Gue jemput lo jam 10 ya Cha
Viona Kurang Sexy : Share location lo Cha
Aku memilih membaca saja chat mereka. Kemudian aku mencari kontak Mario, aku akan bertanya manusia satu ini sibuk atau tidak. Siapa tahu dia bisa menemaniku keluar dari rumah hantu ini.
Dealocha Karin
Help!
Selamatkan gue dari rumah hantu ini ☹️
Sambil menunggu balasan Mario aku memilih membalas chat di grup. Ini agar Luna dan Viona tidak curiga dan berisik. Mereka berdua memang tidak tahu soal hubunganku dan Mas Aga. Mereka juga tahunya Mario kakak senior yang naksir berat denganku, padahal Mario itu pesuruhku!
Dealocha Karin
Gue izin om gue dulu ya
Ya, mereka tahunya aku tinggal dengan omku yang misterius. Keduanya bahkan pernah mempertanyakan wujud omku yang tidak pernah terlihat. Ya kali aku memperlihatkan Mas Aga kepada mereka, bisa heboh nanti.
Jadi, Mas Aga itu cukup terkenal. Dia terkenal karena ketampanannya dan statusnya sebagai pejabat. Mas Aga bahkan digadang-gadang akan mencalonkan diri sebagai pemilihan Gubernur di salah satu provinsi besar di Indonesia. Aku tidak paham soal ini, tidak mau tahu juga.
Minggu depan Mas Aga akan mengisi acara seminar di fakultasku. Dia akan memberikan motivasi kepada anak muda. Mas Aga juga terkenal sukses sejak masih berumur awal dua puluhan. Dia punya banyak bisnis yang sekarang justru diurus oleh sepupunya, Mas Amar.
Selain itu, Mas Aga sangat terkenal di kampusku, terutama di fakultasku. Ini karena Mas Aga lulusan sana, dia mengenakan almamater yang sama denganku. Paham lah ya, bagaimana bisa hebohnya Luna dan Viona jika tahu mengenai aku dan Mas Aga.
Mario Bego : Mana ada hantu di sana
Dealocha Karin
Ada! Itu abang lo udah kayak hantu
Atau mirip malaikat pencabut nyawa buat gue ☹️
Mario Bego : Mana ada hantu seganteng abang gue
Mario Bego : Kalau abang gue malaikat pencabut nyawa, dia nggak bakalan nyabut nyawa lo
Mario Bego : Gue nggak bisa jemput lo, mau pergi sama Mas Amar
Aku menghela napas membaca chat dari Mario tersebut. Akhirnya aku hanya membalas chat Mario dengan stiker si gundul putih yang sedang memegang papan bertulisan gak ada akhlak.
Dealocha Karin
Tiba-tiba aku mendengar suara mobil yang aku hafal, disusul pagar rumah yang berisik. Aku turun dari tempat tidur, hampir melompat. Mengintip dari jendela, aku melihat mobil Mas Aga keluar dari pekarangan rumah.
"YES!" pekikku senang karena itu artinya aku bisa pergi ke acara Leon.
Aku hanya mengatur tangga di bawah jendela kamarku dan tidak mengunci jendelanya. Aku bisa masuk lewat balkon kamar. Dulu aku pernah melakukannya sekali dan tidak ketahuan. Saat itu aku mengikuti acara kumpul-kumpul dengan anak-anak matakuliah bisnis internasional sampai jam satu malam.
"Pi, lo bantuin gue ya. Lo nyamar dulu jadi gue," kataku pada boneka sapi berwarna cokelat.
Aku mulai menyusun boneka-boneka serta bantal-bantalku, membuat menyerupai orang yang sedang tidur di balik selimut. Kemudian aku menghidupkan AC kamar ke kondisi paling dingin. Pintu kamar akan aku kunci dan terakhir aku hanya perlu keluar dari rumah tanpa ketahuan oleh Bi Ani.
The Badass Princess
Viona Kurang Sexy : Woy Cha! Lama banget lo minta izin
Luna Bukan LuMay : Iya! lo kayak mau minta izin sama laki aja
Viona Kurang Sexy : Ocha!
Viona Kurang Sexy : Woy Nyet!
"Emang gue mau izin sama laki gue, sayangnya gue nggak berani," gerutuku pelan sambil mengetik balasan untuk Viona dan Luna.
Dealocha Karin
Berangkat shay
Gue tunggu di gerbang perumahan permata hijau
Setelah aku memberikan jawaban pada Viona dan Luna, aku langsung bergegas bersiap-siap. Masih ada waktu satu jam sampai Viona datang menjemputku. Letak rumah ini juga tidak jauh dari gerbang, hanya dua rumah dari gerbang dan aku tidak perlu berjalan terlalu jauh.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top