Terjungkit 5
Hallo! Jangan lupa tinggalkan vote dan komentarnya~
🩷❤️🧡💛💚🩵💙💜🖤🩶🤍🤎
Hari ini aku main ke butik Luna, tentunya dua buntut ku setia mengikuti-Lingga dan Kay. Kami memunggu Viona datang, setelahnya akan makan malam bersama.
Mas Aga sedang ada kunjungan kerja ke lapangan. Sedangkan Mami Seven sedang sibuk dan Seven juga lagi demam. Sehingga aku dan Lingga bosan di rumah aja. Tujuan kami ya mengganggu Luna dan Viona.
"Cha ... Pak Aga bener nggak sih nyalon di pilpres kali ini?" tanya Luna yang memang penasaran soal kabar-kabar yang simpang siur tersebut.
"Gue kurang tau juga, Mas Aga belum ada ngomongin soal ini. Ntar deh coba gue yang tanya duluan," jawabku.
Tidak ada pembicaraan lagi antara kami, Luna yang turun ke lantai bawah butik. Ada customer VIP yang harus langsung Luna temui. Sementara Kay sedang digendong pengasuhnya sambil main dengan Lingga dan karyawan Luna.
Aku jadi teringat dengan Mas Aga. Kemarin sebelum Mas Aga berangkat, kami sempat mengobrol sebentar tentang masa tua. Mas Aga bilang dia mau kembali ke tempat orangtua kami, tinggal di sana dengan damai bersamaku dan anak-anak.
Kabar mengenai Mas Aga yang akan maju sebagai presiden atau wakil presiden terus beredar liar. Teori-teori terus bermunculan karena Mas Aga tidak menanggapi apapun. Mas Aga sempat bertanya bagaimana jika dirinya kembali menjadi wakil rakyat. Aku sendiri tidak masalah, hampir 10 tahun aku menjadi istri Mas Aga dan yang paling banyak buat masalah tentunya aku.
"Ngelamunin apa lo?" Viona menepuk pundakku. Dia baru datang, di belakang Viona ada asistennya. Berarti Viona langsung dari lokasi pemotretan ke sini.
"Lagi mikir ntar Lingga kalau cari pacar jangan yang kayak gue, kasihan sama Lingga," ujarku sambil nyengir.
Viona terkekeh pelan, pertanda dia setuju. "Lo nggak kasihan sama Mas Aga? Gue mau sih nampung Mas Aga," tutur Viona sambil mengerling jahil.
"Mau ribut lo sama gue?" Aku mendelik sebal.
"Eh! Suami gue ikut nih. Ntar kita nunggu dia bentar ya," kata Luna yang muncul dari tanggal. Di sebelah Luna ada Lingga yang tersenyum lebar.
Kami semua mengobrol di lantai dua butik Luna. Lingga dan Kay bermain dengan asisten Viona dan pengasuh mereka. Tidak lama kemudian suami Luna muncul.
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
Acara makan malam berjalan lancar. Obrolan mengalir antara aku, Viona dan Luna. Sementara suami Luna lebih banyak mendengarkan. Untung ada asisten Viona yang membantu pengasuh menjaga Lingga dan Kay.
"Eh Pak Aga kan belum pulang. Lo dijemput siapa? Mau bareng gue aja?" tawar Viona.
Aku menggeleng pelan. "Nanti Mario yang jemput. Gue udah minta dia otw kok," sahutku.
Biasanya ada sopir yang mengantar jemput aku dan anak-anak. Namun, sopir kami sedang izin pulang kampung, terpaksa Mario harus magang jadi sopir selama Mas Aga pergi. Terlebih lagi Lingga sudah tertidur karena lelah bermain.
"Mau sama Ibu," tutur Lingga saat suami Luna akan menggendongnya sampai ke lobi hotel.
"Nggak papa gue aja," ujarku langsung mendekat pada Lingga.
Aku menggendong Lingga yang mengantuk. Tanganny mengalung dileherku dan kepalanya menyandar pada bahu kiriku. Sementara Kay juga tidur dan digendong oleh pengasuhnya.
"Mario masih lama Cha?" tanya Viona saat kami sampai di lobi. Tapi tidak ada mobil Mario.
"Bentar lagi, tadi katanya udah dekat," jawabku.
"Cha gue duluan ya," pamit Luna dia juga mencium pipi Lingga dan Kay yang tertidur. Aku hanya mengangguk saja, ada kecanggungan luar biasa jika Mario, Luna dan suami Luna bertemu.
Aku melihat Viona mengecek jam di pergelangan tangannya. Asistennya juga sudah berbisik padanya. Viona ada jadwal kerja lagi.
"Duluan aja Vi, gue bisa kok nunggu Mario. Udah dekat, lagian ada mbak juga," ujarku pada Viona.
"Beneran nggak papa?" Viona menatapku dengan wajah penuh rasa bersalah. Aku menganggukkan kepalaku, bahwa aku tidak masalah. "Gue duluan ya Cha," pamit Viona. Sama seperti Luna tadi, Viona juga mencium pipi Lingga dan Kay.
Sepeninggal Viona, kami semua jalan keluar lobi. Kami memilih menunggu Mario di luar lobi. Aku berkali-kali membenarkan posisi gendongan Lingga. Biasanya ada Mas Aga yang menggendong Lingga yang tertidur.
Dari jarak beberapa meter aku melihat mobil sedan hitam mendekat. Mobil berhenti di depanku, Mario lekas turun. Dia mengambil Lingga dari gendonganku dan memindahkan Lingga ke kursi belakang.
Kay pindah ke gendonganku, mbak pengasuh dengan Lingga di belakang. Aku duduk di depan sambil menghela nafas. Lingga beratnya bukan main.
"Besok sopir kantor ya yang antar Lingga," ucap Mario sambil mulai menjalankan mobil.
"Lo ada meeting ya?" tebakku dan Mario menganggukkan kepalanya.
Aku memandang ke arah jalanan. Aku rindu dengan Mas Aga. Rasanya mengurus Kay dan Lingga tanpa Mas Aga sangat-sangat sulit. Padahal, ada pengasuh yang membantuku. Ini karena, Mas Aga selalu mengambil tugas-tugas yang berat.
Aku sudah menyadari ini sejak pergi liburan ke Jepang kemarin. Menangis bukan karena hanya rindu, aku juga sadar bahwa peran Mas Aga sangat besar dalam hidupku dan anak-anak. Lagi dinas seperti ini, Mas Aga sudah mengatur agar Mario bisa antar jemput aku dan anak-anak.
"Siang ntar gue yang jemput," kata Mario yang melihatku sekilas. Aku menoleh kearahnya dan mengangguk. "Lo kenapa? Kayaknya lelah banget," lanjut Mario.
"Kangen Mas Aga gue," kataku jujur.
"Macam pengantin baru lo. Baru juga ditinggal berapa hari," komentar Mario.
Aku mendelik, sebal mendengar nada jahil Mario itu. "Sirik aja lo," geruruku.
Mario terkekeh pelan. "Sabar, besok juga Mas Aga pulang. Pesawat sore kan?" tanya Mario memastikan dan aku menganggukkan kepalaku.
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
Jam 10 malam kami sampai di rumah. Aku mengurus Kay, sementara Lingga sudah dibangunkan. Lingga dibantu pengasuhnya untuk bersih-bersih dan kemudian tidur.
Aku, Lingga dan Kay tidur bersama. Biasanya Lingga tidur sendiri, berbeda jika Mas Aga dinas luar, dia akan menemaniku dan Kay. Jam 12 malam dan aku tidak bisa tidur.
Aku mencoba menghubungi Mas Aga. Tidak ada jawaban, memang tadi saat aku mandi Mas Aga sempat telepon dan yang mengangkat Lingga. Tidak lama karena Lingga bilang mau tidur.
"Sudah tidur mungkin," gumamku pelan. Aku pun mencoba untuk tidur.
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
Udah lama ya keluarga Ocha nggak update. Kenapa aku tunda updatenya? Karena kemarin kita lagi pemilihan presiden. Aku nggak mau ntar jadi gimana-gimana, jadinya cerita Ocha dan Aga aku tunda sampai pemilihan selesai.
Setelah melihat situasi, sepertinya sudah bisa aku buat update ini cerita, jadi aku akan rajin update Ocha-Aga lagi ya!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top