Gang "Bang's"

"Ayolah Kenma, ini aku Kuroo!"

Kenma hanya menatap dengan pandangan yang sulit dijelaskan.

Hari ini sabtu dan ia memilih untuk bermain di Arcade Game, bersama sobat masa kecilnya yang kebetulan berpapasan.

Yup, remaja dengan poni menutupi setengah  wajah yang kini... ada dua dihadapannya.

Kenma masih diam, silih berganti menatap dua orang di depannya.

Namun setelah beberapa waktu dalam keheningan, Kenma menyadari ada perbedaan dari kedua orang itu.

Kuroo yang ia temui ketika memasuki Arcade Game lebih pendek, kira-kira 170 cm karena 11-12 dengan dirinya. Rambut raven dengan poni menutupi sisi wajah kanan, dan tidak jabrik. Tubuhnya terkesan kurus dan tidak begitu atletis.

Kemudian orang yang mengaku-ngaku sebagai Kuroo memiliki perawakan yang cukup tinggi, sekitar 180-an cm. Rambut raven dengan poni menutupi mata kanan, dan jabrik seperti ayam. Tubuh berisi dan cukup atletis.

Kenma menepuk kepalan tangan kanannya di atas telapak tangan kiri, sadar bahwa ia baru saja menghabiskan waktu dengan orang lain.

"Kalau kau Kuroo, lalu kau siapa?"

Orang yang Kenma kira Kuroo itu tersenyum kikuk, menggaruk kepalanya yang sedikit gatal.

"A-aku Junpei... Junpei Yoshino."

Sebenarnya, Junpei ingin menolak saat Kenma mengajaknya bermain bersama. Tapi karena ia melihat penampilan Kenma dengan rambut dicat, mau tidak mau ia menurur.

Mengingat dirinya cukup buruk berhadapan dengan berandal, dan Junpei tidak ingin membuat masalah dengan sekolah lain.

"Junpei-san... permainanmu lebih bagus dari Kuroo."

"Ehh?" Junpei heran, ia mendapat pujian.

Meski ia sudah berpura-pura sebagai orang lain? Ia tidak dimarahi?

"Kuroo, kamu payah."

"Apaaa??? Oke kalau begitu sehabis ini kita tanding!!!"

Junpei pucat pasi, Kuroo yang bertubuh besar membuat ia ketakutan. "T-tanding?"

Apa maksudnya pertarungan?

"A-aku..." Junpei merasa ia harus kabur, ia tidak mau suatu hal menjadi lebih parah lagi--menurutnya.

"Tidak apa, Kuroo payah dengan konsol game."

"Ck, Kyanmaa!"

Junpe terdiam, dua orang ini... walau memiliki penampilan seperti berandalan, mereka tidak seburuk yang ia duga.

Apa... ia bisa memulai sebuah pertemanan?

"Kita coba main Zombie Apocalypse!"

"Baiklah, aku yakin kau juga tetap akan kalah. Bagaimana Junpei-san?"

"U-umm..." Junpe mengangguk mengiyakan, ia tidak masalah dengan permainan apa yang akan mereka mainkan.

Hingga...

"Ohh? Kalian berkumpul di sini?" Suara berat nun serak yang menggelegar menyapa indra telinga Junpei dengan keras, seakan ditampar.

Junpei menoleh dan mendapati dua orang bertubuh tinggi. Satu lelaki bertubuh besar yang sangat atletis, bahkan kaos yang ia kenakan samar-samar memperlihatkan otot tubuhnya. Rambutnya putih keabuan dan jabrik melawan gravitasi.

Sedangkan yang kedua memiliki surai raven yang sedikit ikal, dengan tubuh yang agak berisi tapi tidak begitu beotot namun cukup atletis.

Keduanya memiliki sorot mata yang tajam, seakan seperti binatang buas yang bersiap untuk menerkam.

Lagi-lagi Junpei dibuat terdiam, mengetahui fakta bahwa ia sekarang dikelilingi oleh para lelaki bertubuh besar.

"Kenma bermain dengan teman barunya, mau gabung?" Seru Kuroo dan menunjuk Junpei yang hanya mengangguk.

"Namaku Bokuto Kotaro! Salam kenal! Dan ini Akaashi Keiji!" Bokuto mengenal dirinya, lalu menunjuk Akaashi yang balas mengangguk untuk menyapa.

"Aku Junpei..." Balas remaja itu sedikit pelan, tidak bisa mengimbangi suara Bass Bokuto.

"Kalian ingin menyaksikan kekalahan Kuroo main game?" Tawar Kenma.

"Ohh, apa Junpei bermain lebih bagus?" Tanya Bokuto.

"Ya, dia lebih baik dari Akaashi."

Bokuto ber-ohh-ria mendengarnya, lalu menyenggol pinggul Akaashi. "Kau dengar itu?"

Sebenarnya Akaashi tidak terlalu peduli, mengingat di antara Kenma, Kuroo, dan Bokuto. Dirinyalah yang cukup buruk dengan game online.

Jika diurutkan yang memiliki permainan bagus itu dari Kenma, Bokuto, Kuroo, lalu dirinya.

"Akaashi! Mau main game??" Yang dipanggil hanya mengangguk, malas beragumen ataupun menolak.

Toh dirinya akan kalah juga, kecuali di game  simulasi menari. Tubuhnya cukup lihai untuk meniru gerakan.

"Yosh! Kita ke sana!" Dan Akaashi mengekori Bokuto yang memimpin jalan.

"Oke kalau begitu ayo lanjut dengan pertandingan kita tadi." Kuroo juga beranjak pergi, dan Kenma serta Junpei mengekor di belakang.

Sementara itu di luar Arcade Game, seorang remaja lelaki bersurai pinky tengah mengamati dari kejauhan.

"Hmm? Dia punya teman ternyata?"

Itadori terus memperhatikan dan kini bibirnya yang berminyak karena ayam goreng mengkerut cemberut.

"Ahh.. aku juga ingin main game."

"Ingat misimu bocah."

Seru seorang pria dari earphone yang tersemat ditelinga.

Itadori menghela nafas kecewa, "Iya Nanamin."

*****

Author Note :

Aku ingin Junpei bertemu Kenma dan ku yakin mereka akan berteman dengan mudah, entah kenapa.

Ini sedikit cocoklogi. Jika KuroKen menghasilkan anak, kurasa kepribadian dan penampilannya akan seperti Junpei.

14 Januari 2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top