Juice

Juice
(Husband! Murasakibara X Wife! Pregnant! Reader)

Genre: Fail Romance, Humor, Drama, Slide of Life

Disc: Tadatoshi Fujimaki
Written by: Rica Fukuhara

Warning!!!
Bahasa abal-abalan, EYD hancur, typo bertebaran, humor garing, dan penuh dengan ajaran sesat :v

****

"Mou~ Atsu-kun, aku ingin minum minuman yang dingin~," rengek seorang gadis bersurai (hair color) kepada pemuda tinggi yang duduk tepat di sebelahnya.

"Ehh~? Bukannya tadi (name)-chin baru saja minum jus mangga, ya?" Tanya pemuda tersebut menghiraukan permintaan si gadis.

Yap! Betul sekali, nama gadis itu adalah Murasakibara (name), istri dari seorang Murasakibara Atsushi.

Tunggu, istri?

Tenang saja, kalian tidak salah baca kok. Mereka berdua memang sudah menikah sejak sembilan bulan yang lalu. Dan kini, (name) tengah mengandung anak mereka yang pertama selama kurang lebih tiga bulan lamanya.

"Tapi aku masih mau minum yang dingin-dingin~ buatkan ya~? Onegai~" (Name) masih tetap kukuh pada pilihannya.

{Note: Dokter tidak pernah menyarankan minuman dingin sebagai salah satu minuman yang pantas dikonsumsi oleh ibu hamil karena dapat memengaruhi kesehatan janin}

"Huft~ baiklah. Kalau begitu aku telpon Muro-chin dulu."

Ketika Atsushi hendak melangkah pergi, tiba-tiba saja ujung bajunya ditahan oleh (name).

"Nggak mau. Kami maunya Atsu-kun yang buatkan, benarkan (child name)?" Tanya (name) kepada anak mereka yang sedang berada di dalam kandungan sambil sesekali mengelus perutnya menggunakan sebelah tangan yang bebas.

"Tapi aku sedang malas~ lagipula, aku juga tidak tau caranya menggunakan blender," tutur Atsushi dengan nada malasnya yang khas.

"Pokoknya kami mau Atsu-kun yang buatkan. Titik tidak ada koma!"

"Huft... ya sudah,"

(Name) langsung tersenyum sumringah begitu mendengar perkataan Atsushi.

"Hontou?"

"Hm... Tapi, lepaskan dulu peganganmu padaku."

Seketika itu juga, pegangan (name) pada ujung baju milik Atsushi terlepas begitu saja.

"Hehehe, gomen ne?"

Atsushi hanya menatap istrinya itu dengan malas sebelum akhirnya ia berjalan menuju dapur.

Di dapur....

"Moshi moshi, Muro-chin, apa kau sedang sibuk?" Tanya Atsushi kepada Himuro lewat panggilan telepon.

"Hm? Tidak, aku sedang luang. Memangnya kenapa?"

"Muro-chin belikan (name)-chin minuman dingin, dong."

"Umm... Boleh saja. Tapi... apa itu tidak berbahaya untuk janinnya?"

"Entahlah, memangnya itu bahaya ya?"

"Tentu saja, apalagi jika dikonsumsi secara berlebihan."

"Hee~ tapi kalau nanti (name)-chin nya mengamuk gimana?"

"Hah... ya sudah, aku akan kesana membawa pesananmu itu."

"Oke, tapi masuknya lewat pintu belakang ya."

"Ha'i ha'i,"

BEEP... BEEP...

Telpon pun diputuskan secara sepihak oleh Atsushi.

"Baiklah, sekarang aku tinggal menunggu Muro-chin datang saja~"

TOK TOK TOK

Tiba-tiba saja, terdengar bunyi ketukan yang berasal dari arah pintu belakang dapur.

"Ha'i... siapa disana?" Atsushi melangkah menuju pintu belakang dapur dengan malas.

"Atsushi, ini aku Himuro. Tolong buka pintunya."

CKLEK

"Bagaimana Muro-chin bisa sampai kesini dengan begitu cepat?"

"Aku tadi kebetulan lewat di samping rumahmu saat kau menelfonku. Oh ya, ini pesananmu," jawab Himuro menyerahkan minuman entah apa itu.

Atsushi menerima minuman itu kemudian berjalan pergi menuju ruang tamu -tempat (name) berada- meninggalkan Himuro yang langsung keluar dari situ.

Sesampainya di ruang tamu, Atsushi mendapati istrinya kini tengah menonton acara yang tokoh utamanya adalah makhluk kuning alay bercelana kotak, membuatnya seketika ingat akan teman setimnya waktu SMP dulu.

"Ini pesananmu, (name)-chin," ujar Atsushi seraya menyerahkan minuman dingin yang tadi dibeli oleh Himuro.

"Nggak mau!" (Name) membuang mukanya ke arah lain.

"Hee~ memangnya kenapa? Bukannya tadi (name)-chin bilang mau minum minuman yang dingin?"

"Tapi aku maunya minuman dingin yang kau buat sendiri, bukan yang dibeli, 'kan (child name)?"

"Huh... dasar merepotkan~"

JLEB!

"Apa kau bilang?! Ya sudah, kalau begitu aku tidak akan pernah mau meminum minuman yang kau beli itu! Humph!" Amuk (name) mengeluarkan segala amarahnya.

"Kalau (name)-chin tidak mau minum ya sudah, aku saja yang minum."

Dengan begitu, minuman yang tadi dibeli oleh Himuro pun diminum hingga habis oleh Atsushi seorang. (Name) yang melihat itupun seketika melongo.

"K-kenapa... KENAPA KAU MEMINUM MINUMANKU?!"

"Karena (name)-chin tidak mau?"

"Tapi tadi itu aku hanya bercanda! Huaa... Atsushi jahat... padahal... padahal aku 'kan.... juga mau minum.... huaa....."

Makin lama, tangis (name) semakin membesar. Merasa bersalah, Atsushi pun menepuk pelan puncak kepala (name).

"(Name)-chin diam ya. Nanti aku akan bikinkan jus kalau (name)-chin mau diam," bujuk Atsushi.

"Hiks... Hiks... hontou?"

"Hm..,"

"Oke... aku akan diam." (Name) menghapus sisa air matanya lalu tersenyum lembut.

"Nah~ gitu dong. (Name)-chin 'kan jadi makin cantik jika tersenyum," ucap Atsushi dengan polosnya.

BLUSH

"Da-daripada itu, kapan kau akan membuat j-jus yang kau janjikan?" Tanya (name) gugup karena ucapan Atsushi barusan.

"(Name)-chin maunya sekarang ya?"

"Tentu saja!"

"Huft... itu 'kan merepotkan. Tapi, tidak apa-apa deh." Atsushi kemudian berbalik lalu melangkah kembali menuju dapur.

Sementara (name)....

'Sabar... Sabar... Anak sabar itu 'kan disayang Tuhan,' batinnya jengkel seraya mengelus dada dengan kasar.

{Note: Ibu hamil tidak boleh terlalu stress, karena itu dapat membuat anaknya tumbuh menjadi anak yang mudah gelisah}

Skip beberapa menit...

"Ini, jus yang (name)-chin minta," kata Atsushi seraya memberikan sebuah gelas yang berisi cairan berwarna kuning kental.

"Wah~ jus jeruk! Aku mau!" (Name) dengan cepat menyambar gelas tersebut kemudian meminum isinya hingga habis tak tersisa.

"Hm? Rasanya agak aneh... Tapi tetap enak, kok!" Komentar (name) yang entah memuji atau menghina jus buatan Atsushi.

"Syukurlah jika (name)-chin menyukainya~" balas Atsushi dengan malas.

"Oh ya, jus ini terbuat dari apa?"

"Maibou,"

"...."

****

Apa-apaan ini?! GaJe bangat! *banting hp* *flip table*

Oke, kepada para pembaca sekali, Rica mohon maaf karena malah bikin book baru dan bukannya meng-update chapter terbaru MLII.

Semua hal ini sengaja Rica lakukan agar penggunaan tata bahasa, tanda baca, dan EYD Rica makin membaik. Coba saja kalian bandingkan book ini dengan chapter pertama MLII, mana yang lebih bagus?

Karena itu, Rica memutuskan untuk merevisi semua chapter di MLII secara habis-habisan.

Juga, terimakasih banya buat kak Hima (writerlatte) yang sudah mengijinkan Rica untuk mengikuti challenge buatannya.

Sekian dan terima kasih~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top