Sembilan
Sudah hampir dua minggu ini hari - hari Siska di penuhi oleh perhatian dari Jodi. Dari mengucapkan kata selamat pagi sampai ucapan selamat malam.
Jodi bahkan sering berkunjung ke kost Siska untuk sekedar membelikan es dan makanan ringan atau nasi kotak.
"Sis, itu lumbung padi mu datang" ucap Lisa memberitahu Siska.
Siska keluar menemui si lumbung padi yang tadi Lisa bicarakan.
"Ada apa Jodi, kamu nggak capek bolak balik kesini?!" Siska merasa heran karena setiap hari Jodi selalu datang menemuinya.
Iya, yang di sebut lumbung padi oleh Lisa adalah si Jodi. Karena Siska bisa mendapatkan makanan apa saja dari Jodi. Kadang Lisa juga menyebutnya supermarket saat Jodi datang membawa banyak snack, minuman kaleng, susu siap minum dan mie instan.
Satu dua kali Siska menolak, tapi lama kelamaan Siska sudah lelah untuk menolak pemberian Jodi. Bukankah tidak baik jika menolak rejeki?
Lagi pula dengan adanya Jodi pengeluaran Siska menjadi mengurang karena setiap hari sudah ada Jodi dengan segala pengertiannya jika anak kost membutuhkan banyak sokongan makanan.
"Jalan yuk Sis"
"Nggak ah, males"
"Ayo cari makan, aku yakin kamu belum makan" ucap Jodi.
"Nggak lah, malu aku sama kamu. Kamu tiap hari kesini bawain makanan" sahut Siska.
"Halah kamu ini sama pacar sendiri juga" sahut Jodi membuat mata Siska melotot.
Jodi cengengesan melihat reaksi Siska. "Kapan kita jadian?!" seru Siska.
"Ya abisnya kamu gitu, aku udah nembak kamu empat kali lho. Tapi kamu nggak terima cintaku" sahut Jodi.
"Lagian kamu ini. Baru kenal dua minggu kok udah nembak empat kali. Dasar!!" seru Siska sambil mendekap tangannya di depan dada.
"Duhh cantiknya kalau lagi jutek gitu. Makin cinta deh" ucap Jodi membuat Siska melayangkan tangannya untuk mencubit Jodi.
"Haahaa sakit, ampun sayang. Jangan gitu ah, nggak kasian sama pacarnya apa..." ucap Jodi terus saja menggoda Siska.
"Ehh mau kemana?!" seru Jodi saat melihat Siska keluar rumah.
Siska menoleh, "jadi cari makan nggak?!"
Jodi tersenyum sumringah, lalu berlari mengikuti Siska.
"Kita naik motor aja, biar romantis gitu. Aku nyetir di depan kamu duduk di belakang sambil pegangan di aku. Meluk dari belakang gitu" ucap Jodi cengengesan.
Siska membuang nafasnya kasar, jengah dengan kalimat Jodi yang terus saja menjurus untuk meluluhkan hati Siska.
Sampai di warung lamongan Siska dan Jodi menikmati makan makam mereka. Nasi panas, bebek goreng dan es jeruk sudah ludes mereka makan.
"Sis, kamu benetan nggak mau nerima cinta ku?" tanya Jodi sambil menggenggam tangan Siska.
"Maaf Jod, aku nggak mau makan hati lagi. Aku udah dua kali sakit hati. Aku nggak mau pacaran, aku maunya langsung nikah" sahut Siska.
"Kalau langsung nikah terus terang aku nggak bisa Sis. Akhir tahun ini aku akan pergi ke Jepang untuk bekerja. Kalau kamu mau aku bisa melamar kamu setelah dua tahun. Nunggu aku pulang dari Jepang" jelas Jodi.
"Nikah juga harus butuh modal kan, makanya aku ngajak kamu pacaran dulu. Hasil dua tahun aku kerja di Jepang bisa buat nikahin kamu" sambung Jodi.
"Tapi aku saat ini masih belum bisa nerima kamu Jod. Maaf. Aku baru aja patah hati, dan patahannya itu masih terasa sakit. Aku baru aja kecewa sama orang yang pernah menjanjikan ku sebuah pernikahan" sahut Siska sendu.
"Aku bakal nunggu kamu Sis. Sampai hati kamu terbuka buat aku" ucap Jodi.
"Lebih baik kamu cari cewek yang cinta sama kamu Jod. Jangan nunggu aku" sahut Siska.
"Enggak Sis. Pokoknya aku mau nunggu sampai kamu ngebuka hati kamu buat aku. Kapan pun itu, aku bakal nunggu kamu" ucap Jodi penuh keyakinan.
Hati Siska mulai menghangat mendengar ucapan Jodi yang terdengar tulus. Membuat Siska berada dalam kebimbangan. Antara menerima atau tetap menolak cinta Jodi.
Tapi jika ia menerima cinta Jodi sama saja ia harus menunggu dua tahun lagi untuk mewujudkan impiannya menjadi seorang pengantin.
Mungkin nanti ia akan memikirkannya. Tak perlu tergesa - gesa.
Sudah terlalu malam untuk tetap berada di luar rumah seperti sekarang ini.
Jodi memutuskan untuk segera mengantarkan Siska pulang ke rumah kostnya.
"Aku pulang dulu ya Sis" pamit Jodi sebelum pergi meninggalkan Siska.
"Iya, hati - hati" sahut Siska lalu masuk ke dalam rumah.
Siska melempar tubuhnya di atas ranjang setelah terlebih dulu ia membersihkan tubuhnya dan berganti pakaian tidur.
Pikirannya masih berkelana teringat sakit hatinya yang tak kunjung di nikahi Ahmad yang memilih kuliah dulu, lalu Rifkan yang menyampakannya begitu saja setelah berjanji akan menikahinya dan sekarang Jodi yang dengan getolnya mencoba meluluhkan hati Siska namun sebentar lagi akan meninggalkannya berangkat kerja ke Jepang.
Setelah pusing dengan para pria yang hadir di hidupnya kini Siska terlelap dengan damainya dalam tidur nyenyaknya.
***
........bersambung......
Semarang, 14 Mei 2020
Salam
Silvia Dhaka
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top