Dua
Siska mengajak Sasa bermain di tempat Lisa tetangganya yang lebih tua dua tahun darinya. Rumah mereka bersebelahan, walaupun tak ada Lisa pun Siska sudah biasa mengajak Sasa bermain ke rumah Lisa karena mamak Lisa senang sekali jika mereka bermin di rumahnya.
"Lho Lis kamu di rumah to?" tanya Siska yang heran saat melihat Lisa keluar dari kamarnya.
"Iya kan sudah cuti lebaran" sahut Lisa
"Oh.. enak ya. Cuti nya berapa hari?" tanya Siska
"Dua minggu"
"Wuih lama bener" sahut Siska.
"Puasa kamu Sis?" tanya Lisa
"Iya dong, masa nggak puasa." sahut Siska
"Oh... eh Sis kamu udah kerja?" tanya Lisa
"Belum... lah ini setiap hari momong si Sasa" sahut Siska
"Rencananya kamu mau kuliah apa mau kerja?" tanya Lisa
"Nggak tau deh... pengen nikah aja aku" sahut Siska.
"Isshh... cah cilik ngomongke nikah" sahut Lisa
"Yo ben"
"Opo mending aku ikut kamu kerja ke Semarang aja ya..." sambung Siska.
"Apa boleh sama bapak dan ibu mu" sahut Lisa
"Boleh lah...." sahut Siska cepat
"Kamu apa nggak kuliah aja biar sama kayak mas mbak mu Sis?"
"Aku sudah males mikir kok Lis, kalau ibu sama bapak ku nggak ngebolehin aku nikah mending aku ikut kamu merantau saja Lis" kata Siska.
"Nanti kamu menyesal nggak bisa jadi sarjana seperti mas Ari dan mbak Rika" sahut Lisa.
"Nggak kok Lis" sahut Siska.
"Hahaaa ya kalau mau mu begitu ya sudah, besok habis lebaran kamu ikut aku merantau ke Semarang"
"Beneran Lis?" tanya Siska antusias
"Iya"
"Memangnya ada lowongan?"
"Ada... Kalau habis lebaran biasanya banyak buka lowongan" sahut Lisa
"Syarat - syaratnya apa saja?"
"Ya biasa, kamu foto copy berkas - berkas kamu lalu bikin juga lamaran"
"Disana kost ya?"
"Iya, tapi bayarnya masih dengan harga terjangkau kok. Gajinya lumayan soalnya, apa lagi kalau sering ikut lembur" jelas Lisa.
"Ya sudah kalau begitu aku pulang dulu ya Lis. Aku mau bilang sama bapak ibu ku dulu" pamit Siska pada Lisa yang lalu mendapat anggukan dari Lisa.
"Ayo Sa kita pulang" ajak Siska pada Sasa keponakannya
***
Siska duduk di sebelah bapaknya yang sedang duduk santai di kursi panjang yang terbuat dari bambu.
"Pak" panggil Siska
"Hhmm" sahut bapaknya
"Bapak!!" Siska meninggikan suaranya karena merasa terabaikan.
"Ono opo to ndok cah ayu.... seng gaweane gor nesu..." sahut Rusli
Mendengar sahutan dari bapak nya yang terkesan menyindir Siska langsung memajukan bibirnya hingga mungkin bisa dikucir.
"Pak aku mau merantau ke Semarang ikut kerja sama Lisa" kata Siska
"Ya sudah sana" sahut Rusli
Siska terkejut dengan jawaban yang dilontarkan bapaknya "bapak kok langsung setuju?"
"Lha kamu ini maunya disetujui apa enggak?" sahut Rusli
"Ya mau, tapi kok nggak ditanya dulu kek apa di cegah dulu gitu..... Huuhh bapak apa nggak sayang sama aku toh?!" rajuk Siska
"Kamu ini ngomong apa" sahut Rusli yang masih tanpa ekspresi yang berlebihan
"Aku mau merantau ke Semarang itu jauh lho pak, masak bapak langsung ngijinin gitu aja. Mbok ya bilang 'jangan ndok disini aja nemenin bapak sama ibu... Apa kalau nggak tak nikahin aja sama Ahmad' gitu dong pak!!" seru Siska yang seolah mengajari bapaknya bagaimana harusnya mencegah Siska untuk pergi.
"Hahhaa itu kan mau mu. Enak saja!!" sahut Rusli sambil tertawa seolah senang melihat wajah penuh frustasi putri bungsunya.
"Dari dulu bapak sudah bilang sama kamu, kamu itu nggak jodoh sama si Ahmad Ahmad itu. Dari pada tak nikahkan ya mending kamu merantau saja. Biar kalau kamu merantau kamu itu bisa sedikit lebih dewasa" sahut Rusli tanpa perduli jika kini putrinya sudah mewek sampai keriting bibirnya.
"Hikss bapak kenapa tega banget sih sama aku hikss... jangan - jangan aku anak pungut ya" tuduh Siska.
"Ssttt bocah sembarangan aja kalau ngomong, mamak mu ini dulu ngandung kamu 9 bulan lebih. Bocah kok kalau ngomong ngawur wae!!" seru Kasmiyati yang datang - datang ikut nimbrung obrolan antara bapak dan anak tersebut.
"Lha yo memang begitu itu anak mu!" seru Rusli pada Kasmi istrinya.
"Kamu kok mau kerja merantau ikut si Lisa, kamu apa nggak mau kuliah saja seperti mbak dan mas mu?" tanya Kasmi pada putri bungsunya.
Siska menggeleng mantap atas pertanyaan dari ibunya.
"Nanti kamu menyesal nggak kuliah sendiri, nanti drama anak pungut lagi..." kata Kasmi
"Aku mau kerja aja" sahut Siska
"Ya sudah terserah kamu, tapi kalau kerja itu uang hasil kerjanya ditabung. Jangan jajan terus" sahut Kasmi
"Heemmm" dehem Siska.
"Memangnya si Ahmad itu mau nikahin kamu?! Orang dia saja belum jelas masa depannya, kerja juga enggak" imbuh Rusli.
"Ahmad kerja tau pak. Dia kerja di kalimantan, merantau dari lulus SMA"
"Kerja apa disana?"
"Nggak tau, katanya di batu bara" sahut Siska.
"Helehh..."
"Sudah, kamu kerja dulu saja. Nanti kamu bakal ketemu sama pria yang lebih dari segala - galanya ketimbang sama si Ahmad itu" jelas Rusli pada putri bungsunya.
Untuk kesekian kalinya Siska harus kembali menelan kekecewaan karna harapan tak sesuai dengan kenyataan.
***
............bersambung.........
Semarang, 2 Mei 2020
Salam
Silvia Dhaka
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top