Episode 3
•Aisy•
Di hari sabtu yang cerah ini, Aisy seorang wanita pembisnis muda tengah mencuci mobilnya diteras rumah. Berapa selang kemudian ada suara dering telfon yang berasal dari saku bajunya. Segera aisy meraih handphone dan menghentikan nyuci mobil.
"Hallo Assalamu'alaikum..." Beri salam Aisy ditelfon dengan ramah.
Dari kehidupan mormal, jika seorang muslim memberikan salam, wajib bagi muslim yang mendengar haruslah menjawab salam. Tapi beda dengan muslim yang satu ini.
"Eh, loe itu yang jadi partner bisnis gue kan? Nah, malam ini kita ketemuan di Bar jam setengah 11. Nati gue kabarin lokasi barnya." Sahut orang yang ada ditelfon aisy tanpa menjawab salam darinya sedikitpun. Kata-kata orang itu membuat batin Aisy kesal. Sejenak ia menjauhkan telfonya sambil menggerutu. Barulah ia kembali melanjutkan komunikasinya ditelfon.
"Maaf sebelumnya. Saya ingin bertanya kepada anda. Apakah anda seorang Muslim?" Tanya Aisy ditelfon dengan suara yang lantang. Orang yang ada ditelfon Aisy sempat sedikit bingung atas pertanyaan darinya.
"Ya, saya adalah seorang muslim." Jawab orang itu singkat dengan memasang muka bingung.
"Jika anda adalah seorang muslim. Kenapa anda tidak menjawab salam dari saya?" Tanya Aisy lagi. Barulah orang tersebut mengerti akan maksud Aisy.
"Oh iya saya lupa. Wa'alaikumsallam..." Salam dari orang itu dengan terkekeh. Aisy lantas memutar kedua bola matanya.
Baru saja orang itu ingin melanjutkan, spontan Aisy langsung memotong pembicaraannya.
"Dan...!!" Bentak Aisy ditelfon yang membuat orang itu tersentak. "Maaf sekali saya tidak bisa keluar malam dengan seorang pria yang bukan muhrim saya. Apalagi pergi ketempat maksiat seperti bar. Assalamu'alaikum." Tolak Aisy tegas dan langsung mengakhiri percakapannya ditelfon.
°°°
Lelaki itu kesal, dengan perlakuan aisy yang tidak sopan karena menotong pembicaraanya dan langsung memutuskan panggilan ia ditelfon.
"Gue jadi penasaran... Siapa sih aisy ini? Sok suci banget nih cewek. Awas aja kalo ketemu nanti." Gerutu orang yang menjadi partner bisnis aisy sembari berjalan ke ruang kolam renang. Dengan meggenggam handphonenya sangat kuat.
Segera Aisy menelfon sahabatnya nada yang telah merekomendasikan lelaki yang ada ditelfon Aisy tadi.
"Assalamu'alaikum nad." Gumam Aisy ditelfon dengan wajah cemberut, muka ditekukkan, dan mulut manyun.
"Iya wa'alaikumsallam sy, ada apa nelfon gue." Tanya nada ditelfon memakai Handsate ditelinganya sembari menyetir mobil.
"Nada partner bisnis yang loe rekomendasikan nyebelin banget, tau gak?! Siapa itu namanya lagi.." Ujar Aisy kesal sembari mengingat-ingat nama partner bisnisnya. "Da- Dan..., Daniele!! Ya, yah Daniele." Suara kencang Aisy saat sudah ingat nama partner bisnisnya yang nyebelin itu.
"Emang kenapa dengan Daniele? Dia udah telfon loe?"
"Iya, barusan aja dia nelfon gue. Loe mau tau gak? Masak dia ngajak gue ke bar. Malem-malem, berdua aja sama dia." Celoteh Aisy melototkan matanya.
"Masyaallah..., serius dia ngomong gitu?" Kekeh kecil nada ditelfon yang tidak mengganggap serius kata-kata Aisy.
"Yaallah nada....! Gue serius mana mungkin gue bohong." Kesal Aisy terbelalak mendengar kata-kata sahabatnya yang mengganggap masalah tadi sepele.
"Maksud loe apaan coba ngerekomendasikan partner bisnis kayak dia ke gue?" Pertanyaan Aisy membuat nada terkejut. Aisy seperti menuduh nada atas perlakuan daniele terhadapnya.
"Yaallah Aisy..., demi Allah, demi rasulullah, gue gak bermaksud mau jeblosin loe kelubang buaya Hada..." Ujar nada kesal ditelfon hingga tak sengaja menyebutkan nama panggilan Aisy yaitu Hada.
"Daniele itu emang gitu orangnya. Tapi tuh anak sebenarnya baik." Ucap nada ditelfon dengan memuji Daniele supaya dia dianggap baik oleh Aisy.
"Baik apaan coba?!" Bentak Aisy ke nada ditelfon. "Dia ngajak gue ke bar nada. Ke bar! Itu yang loe bilang baik?!" Kesal Aisy dengan nada suara lirih.
"Pokonya gue gak mau kerja sama dengan dia." Ujar Aisy yang menolak untuk bekerja sama dengan Daniele. Tolakan Aisy membuat nada terkejut. Sebisa mungkin nada mencoba membujuk Aisy agar mau bekerja sama dengan Daniele.
"Sy, sy. Jangan gitu donk. Kita itu gak seenaknya aja mau batalin kontrak." Bujuk Nada dengan suara memelas.
"Pokonya gue tetep gak mau nad."
"Kalo loe batalin kontrak dengan Daniele, mau cari dimana lagi partner bisnis. Gue itu susah payah loh nyariin partner bisnis buat loe." Bujuk nada lagi terhadap Aisy, dan sepertinya aisy mulai mau terhasut bujuka nada.
"Lo, loe tenang aja." Sahut nada dengan suara agak gagap. "Nanti gue bakalan ngomong ke Daniele, supaya gak ngomong macem-macem lagi sama loe."
Agak lama berpikir, akhirnya Aisy pun mau menerima Daniele sebagai partner bisnisnya dengan terpaksa. Itu pun karena Sahabatnya Nada.
"Yaudah gue lagi dijalan nih. Bye sy..., Assalamu'alaikum..."
"Iya Wa'alaikumsallam." Jawan salam dari Aisy lalu mematikan panggilan telfon dengan Nada.
°°°
Bersambung...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top