Tentang Cinta

   Sudah semakin lama Mereka berteman kalau dihitung sudah hhampir sebulan, Teman yang berawal dari asing hingga menjadi dekat. Mereka—layaknya saudara, mungkin?

Entahlah, [Name] berkali kali susah untuk Move On. Bukannya Gagal Move On lebih dekat nya sih, Lebih jelasnya Gamau Move On dari Mas Alan.

Iyalah, Alan yang baik, soft, sopan dan dewasa dengan mudahnya Ia lupakan? Ia sungguh manis apalagi senyum nya, [Name] seperti angin yang terombang ambing oleh senyumnya Mas Alan. [Name] kadang curiga Alan itu kambing soalnya sering dibikin Terombang Ambing.

[Name] kini sudah mau mulai pulang ke Jakarta sebab Ia kuliah disana, mau tak mau siap tak siap harus berpisah dengan Mas Gebetan yang tak kunjung peka. Mas Alan one and only.

[Name] menghentikan aktifitas mengetiknya, Ia menyeruput Caramel Latte miliknya dengan suntup. Mata panda mulai terlihat. Ia juga merasakan hawa dingin di pipi nya, "Eh? Mas Alan, ngagetin aja."

Alan tertawa, Ia mendudukan dirinya di Kursi sambil membawa Ice Americano di tangan nya. "Maaf dek abis Kamu suntup banget. Kenapa? Mata Kuliah nya ada yang pusing?"

[Name] memasang wajah bete, Ia menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan nya di meja. "Kesel! Aku tuh udah ngirim File Power Point ke Dosen kemarin eh malah gak kekirim coba kan Aku di omelin," curhatnya.

Alan mengelus kepala [Name] dengan lembut, mendengarkan setiap keluhan nya, Ia hanya terdiam. [Name] menggemaskan sekali, batinya.

"Jadi tuh, gitu." Simpul [Name].

Alan terbuyarkan oleh lamunan nya, "Gapapa, kesalahan sudah pasti wajar lagipula bukan salahmu dek. Oh iya, Adek mau bilang apa ke Mas sampe manggil Mas ke sini?" Tanya nya.

Alan melepaskan kacamata nya, Tangan nya mengetuk Meja. Waspada. [Name] sedang bersiap di wawancarai.

Tidak tidak, Bukan begitu.

[Name] ingin mengatakan perasaan nya pada Alan sebelum Ia ke Jakarta. "M-Mas...Anu–,"

Alis Alan menaik lalu menepuk bahu [Name] beberapa kali, "Santai saja, Kamu ini kayak ngomong sama Kuntilanak aja segala takut." Lalu di selakan tawa canda.

[Name] hanya tertawa hambar, tangan nya gemetar hebat. Sesusah inikah?

"Mas?" Panggilnya, lagi.

Alan menopang dagu sambil tersenyum, "Dalem, dek?" Jawabnya.

Hati [Name] kayak jedag jedug di Tiktok, aja.

"Mas, Aku suka sama Mas. Udah lama bangett sampai Aku mau Move On tapi susah nya minta ampun deh ya! Em, itu aja. Aku suka sama Mas Alan. Aku Pergi dulu ya! Bunda nyariin hehe."

Saat Alan ingin menghentikan [Name] malah [Name] sudah kabur terlebih dahulu dengan wajah kepiting rebus. Alan mengusap wajahnya dengan kasar.

Ini gawat....

Kami sama sama menyukai satu sama lain. Batin Alan.

○○○

  [Name] mengacak rambutnya dengan kesal, Ia membasuh wajahnya dan sesekali menepuk wajahnya. "[NAME] PE'A! MALU BANGET HUHU!" pekiknya, beruntung kedua orang tua nya sedang tak dirumah.

Ia keluar dari kamar mandi, Telinga nya mendengar samar samar ketukan pintu. "Siapa, ya?" gumamnya.

"PUNTEN PAKET!"

[Name] langsung lari bak atlit sprint, Senyum nya merekah menunggu Paketan yang Ia tunggu tunggu selama sebulan dari China. Biasa, Belanja Online. Ia membeli Keyboard yang bisa dipakai Bluetooth nya. Ia membuka Pintu nya dengan pelan, "Ya?"

Mas Ojek sibuk menulis catatan lalu diberikan PaperBag. [Name] menghela nafas, Ia kena prank oleh Paketan. Haduh. "Dengan Mbak [Name]?" Tanya Mas Ojek.

[Name] mengangguk,"Ya, dengan saya. Ini dari siapa ya Mas?"

"Katanya dari Mas Alan, Mbak. Pacar nya Mbak ya?" Canda Mas Ojek.

Pipi [Name] memanas, "Bukan Pak, Semoga aja gitu. Terimakasih ya, Ini bonus untuk Mas." [Name] memberikan uang sebesar 5 Ribu rupiah.

Mas nya membungkuk, "Waduh, Terimakasih ya padahal Mas alan udah ngasih, lho. Saya Pamit ya."

"Iya, Terimakasih."

[Name] kembali masuk ke rumahnya, Ia bersenandung senang. Apa Ini dari Stalkernya? Fans nya? Wah, tidak mungkin. [Name] langsung berhenti bersenandung menyadari tak punya Fans. Miris.

Oh Tuhan, [Name] lupa ini dari Alan.

Ia membuka PaperBag terdapat cemilan disana ada Martabak, Snack, dan sekuncup surat. [Name] membuka Surat itu dengan pelan.

[Name] menutup mulutnya tak percaya, Ini mimpi?!

[Name] menampar Pipi nya berkali kali, Seorang Alan yang sesempurna itu menyukai dirinya? Oh, Kaki nya melemas. Ia ingin teriak dan rasanya campur aduk.

"Oh, Sial. Hatiku jedag jedug!"

○○○

  Seorang Perempuan tengah bercemin sambil Tersenyum sendiri, Ini kencan atau Penolakan? Ia bertanya tanya pada dirinya, Siapa lagi kalau bukan [Name]?

Ia memakai Dress bunga simple saja, Ia memakai Tas selempang putih dan Sneakers Putih. Ia langsung memakai Lipstick Peach agar terkesan tidak menor. Ponsel nya berdering, Ia langsung mengangkatnya namun Ekspresi nya langsung berubah saat mengetahui bahwa Dosen nya menelfon tengah Liburan begini.

"Halo, [Name]. Ujian Skripsi akan dimajukan sebulan lagi, Sudah siap dengan Skripsimu?" Ucapnya.

[Name] tersentak, "Saya siap Kapanpun Bu."

Beliau terkekeh, "Santai saja, Saya yakin dengan tekadmu. Cepat atau lambat Kamu pasti Lulus ke Semester 8 mengingat Kamu selalu bekerja keras. Semangat [Name]! Sampai bertemu Ibu lagi Di jakarta."

"Baik bu."

[Name] menghela nafas, Ia mengusap wajahnya. Lelah sekali. Tinggal satu Semester itu berarti 1 Tahun lagi barulah Lulus—Ia juga kemungkinan sulit bertemu Alan kalaupun bertemu karena Libur Ujian Semester lalu persiapan KKN {Kuliah Kerja Nyata} dan Magang lalu Lulus dan Kerja.

Oh tuhan, Untungnya Ia sudah S2.

[Name] yang sedang leha leha langsung berbirit lari, Ini sudah pukul 1 Siang! [Name] sudah ibadah, Apa yang lupa?

Ponselnya bergetar lagi, "Halo, Dek. Mas jemput ya? Mas baru Ibadah, Siap siap Dek paling dalam 2 Menit sampai."

"Eh iya Mas! Aku udah kok!"

Alan terkekeh dari Telfon, "Dah, Dek."

Alan menutup Telfon dan [Name] langsung gesit membersihkan Kamarnya yang layak disebut Kapal Pecah.

Ketukan Pintu Ia dengar dan keluar lah Alan dengan Hoodie Putih dan Jeans hitam, Ia terkesiap saat melihat [Name] begitu cantik. "Mas?"

Lamunan Alan langsung hancur saat [Name] memanggil nya dengan suara lembut khas nya, "E-Eh Iya, Kamu udah siap?"

'Ke KUA sekarang juga boleh, Mas.'

"Udah, yuk!"

Alan menggandeng tangan [Name] secara Reflek, [Name] terkejut tapi pada akhirnya diam diam senyum sendiri.

"Yuk, Aku mau ajak Kamu ke Pantai!"

○○○

— [Name] POV.

Aku dan Mas Alan bersenang senang dipantai, Kami bermain cipratan sambil tertawa bersama menikmati Senja yang menanti nanti. Tangan Mas Alan memang perlahan menggandengku dengan senyum khasnya, "Aku jatuh cinta sama Kamu, Dek. Kalau Jatuh Cinta sama Adek udah kayak dosa—mungkin Mas masuk neraka, hehe."

Aku memukul bahunya pelan sambil menutup kedua pipiku yang merona, "Gombal!"

Mas Alan mengelus suraiku lembut tatapan nya begitu hangat sampai sampai Aku tak bisa lepas. Aku mengelus Pipi Mas Alan, "Mas?"

"Dalem dek?"

"Aku juga Cinta sama Mas Alan, hehe."

Mas Alan menarikku ke pelukan nya, Tangan nya menyapu lembut punggungku yang terbalut Dress motif bunga. Aku hanya tersenyum tipis seiring menepuk kepalanya, "Jadi....Kita pacaran nih?" Sahut Mas Alan.

"Yaa, Gitu deh." Jawabku.

  Hanya satu kalimat yang terlintas di Otakku saat Mas Alan secara tiba tiba menggendongku saat memeluk, Mas Alan tertawa saat melihatku terkejut setengah mati.

Aku ingin selamanya Kami begini.

Apakah bisa?

"Mas, Aku nanti–,"

Mas Alan terlebih dahulu memotong ucapanku, "–Kita ldr karena Kamu mau lanjutin Kuliah?"

Aku mengangguk pasrah, Mas Alan menggengam tanganku sembari mengelus nya pelan. "Mas tunggu, Kamu sukses dulu gak apa apa. Mas tunggu sampai 3 Tahun pun gak apa apa karena Mas sebagai Pacar Kamu ingin mendukung Kamu sebagai Penulis sukses dulu."

Aku tersenyum, "Mas Alan jago ngomong manis ya,"

"Mas mah gak jago, Manisan juga Adek." Jawab Mas Alan lalu mencubit hidungku.

[To Be Continued.]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top