33 - Antara Anugerah dan Bencana

1972

Perihal surat terbaru Kinar terus-terusan memadati pikiran Sayuti. Cewek itu mengakui Sukma sebagai saudara neneknya. Artinya, dia cucunya Tika? Ya Tuhan ... apa-apaan ini? Saat ini Tika mungkin sedang asyik-asyiknya menikmati tempat tinggal barunya di Ujung Pandang sana, bisa jadi dia belum kepikiran untuk menikah, tapi tiba-tiba Sayuti malah bisa berkomunikasi dengan cucunya dari masa depan?

Sayuti memijit pelipisnya. Pagi ini suasana pasar lumayan ramai, tapi hal itu belum cukup untuk mengalihkan fokusnya. Masalah ini semakin dipikir malah semakin membingungkan. Namun, seperti yang Kinar bilang, orang lain mungkin tidak perlu percaya, tapi mereka harus percaya.

Sorenya, sepulang dari pasar, Sayuti mengurung diri di kamar. Pulpen dan kertas sudah di tangan, tapi dia masih belum tahu harus menulis balasan yang seperti apa. Dia berpikir keras sampai otaknya terasa seperti diremas-remas. Di saat-saat seperti ini pasti sangat menyenangkan kalau ada seseorang yang bisa diajak berbagi. Burhan satu-satunya orang yang melintas di benak Sayuti untuk itu. Hanya saja, sahabatnya itu sepertinya belum bisa percaya.

Hingga gelap merayap, Sayuti belum menulis satu kata pun di kertasnya. Dia pun beranjak sebentar untuk salat Magrib.

Sepulang dari musala, setelah berusaha meyakini sekali lagi bahwa Kinar benar-benar cucu Tika dari masa depan, akhirnya Sayuti tahu harus menuliskan apa di suratnya. Dia pun menulis buru-buru sebelum otaknya kembali kepayahan.

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan kelanjutan kisah Kinar bersama meja ajaib itu, silakan baca di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top