24 - Meja Kembar
1972
Hujan sudah reda sejak beberapa saat yang lalu. Namun, suasana pasar masih sepi. Bahkan, beberapa pedagang tampak membereskan dagangannya dan bersiap untuk pulang.
Sayuti terpaku menatap pelangi yang melengkung sempurna di langit. Kehadiran salah satu maha karya Tuhan itu membuat rindunya kian dalam. Di mana Sukma-nya kini berada? Masihkah dia suka menatap pelangi berlama-lama?
Sayuti menghela napas panjang. Bahkan setelah semuanya terlihat tidak mungkin, dia masih berharap kisahnya dengan Sukma punya sedikit ruang di dunia yang maha luas ini.
"Uti!"
Teriakan itu membuyarkan lamunan Sayuti. Dia menoleh dan mendapati salah seorang tetangganya sedang tergopoh-gopoh ke arahnya.
"Makmu!"
Tanpa penjelasan lebih lanjut, lelaki paruh baya itu mengajak Sayuti untuk ikut dengannya.
Sayuti bergegas, mengabaikan dagangannya begitu saja. Pasti terjadi sesuatu yang buruk pada Mak.
Setibanya, Sayuti mendapati Mak yang tidak sadarkan diri sudah dikerumuni orang-orang.
"Mak!" Sayuti menerobos kerumunan. Tangisnya pecah seketika. Dia sigap mengambil alih tubuh ringkih itu ke dalam dekapannya. Dia sudah sering kehilangan, dan dia sungguh belum siap merasakan sakit itu lagi.
Seseorang kemudian menyarankan agar Mak dibawa ke rumah warga terdekat.
Tanpa pikir panjang Sayuti pun langsung membopong Mak ke sana.
"Mak!" Sayuti mengusap ubun-ubun Mak, mencari secercah kesadaran. Air matanya jatuh semakin banyak.
🍁🍁🍁
Assalamualaikum.
Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan kelanjutan kisah Kinar bersama meja ajaib itu, silakan baca di:
* KBM App
* KaryaKarsa
Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.
Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.
Aku tunggu di sana, ya.
Makasih.
Salam santun 😊🙏
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top