12 - Bintang Paling Terang Itu akan Hilang
Sejak subuh, Kinar bolak-balik mengecek laci meja tua itu. Namun, suratnya masih tergeletak di dalam sana.
"Belum terkirim juga?" tanya Paula yang baru keluar kamar. Dia menggelung rambutnya dan mengikatnya dengan karet.
Kinar menggeleng lesu.
"Tampangnya jangan gitu, dong." Paula mendekat dan menepuk pelan pundak Kinar. "Meskipun suratnya nggak terkirim, aku tetap percaya, kok, kalau Sayuti itu benar-benar ada. Setidaknya aku nggak akan menuduh kamu ngarang cerita."
Kinar tahu, itu kalimat penyemangat yang mengandung sedikit sindiran. Dia tahu persis seperti apa watak Paula. Sahabatnya itu tidak mudah percaya terhadap sesuatu tanpa bukti nyata.
"Ya udah, aku pulang, ya."
"Loh, nggak sarapan dulu?"
"Nggak usah. Lagian hari ini aku mau nganterin Mama belanja."
"Ya udah. Salam sama Mama kamu."
"Kapan-kapan masih boleh, kan, numpang maraton drakor di sini?" Paula nyengir. "Karena, ternyata lebih asyik kalau ada temannya."
"Boleh, dong."
"Sip!"
🍁🍁🍁
Assalamualaikum.
Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan kelanjutan kisah Kinar bersama meja ajaib itu, silakan baca di:
* KBM App
* KaryaKarsa
Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.
Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.
Aku tunggu di sana, ya.
Makasih.
Salam santun 😊🙏
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top