Brother & Sister

Prilly membuka pintu rumah dengan kunci duplikat yang selalu dibawanya. Masuk kedalam rumah, ia menggelengkan kepala melihat Ali tertidur diSofa dengan posisi yang enggak banget.

"Ck. Kenapa cewek-cewek pada gila sih kalau ngeliat ni anak? Coba kalau ngeliat kayak gini, bisa pada ilfil, dijamin dah!" Gumam Prilly berdecak dan menggelengkan kepala melihat Ali dengan posisi terlentang dengan kaki mengangkang, sebelah tangan diatas jidatnya dan mulut yang terbuka sedikit. Sumpah, anak ini sedang dalam posisi aib banget.

Prilly mengambil ponsel didalam tasnya lalu bersiap mengabadikan posisi aib Ali ini didalam ponselnya.

"Rasain, gue bilang juga apa? Gue akan bales lo, Malii..." Prilly terkikik sendiri tapi mengerucutkan bibir setelahnya karna teringat kelakuan Ali menunjukkan photo aibnya yang sedang menyikat kamar mandi yang licin dengan sikat kawat dan busa yang berceceran dikakinya dengan celana pendek dan baju kaos tanpa lengan.

Prilly terkekeh melihat hasil foto aib Ali. Tawanya tak dapat ditahan ketika Ali menggeliat dan jatuh dari Sofa.

Brukkkk.

"Awwww....!!" Ali berteriak sambil mengucek mata dan mengelus pantatnya.

"Astagfirullah...Maliiii...!!" Teriak Prilly diakhiri tawa yang terbahak karna dapat mengabadikan jatuhnya Ali dari Sofa. Alhamdulilah. Eh.

"Apaan sih lo, ngapain ketawa disitu, bukannya bantuin gue bediri napa?" Ali tersungut setelah mengumpulkan jiwanya yang baru saja terkumpul setelah terkejut karna jatuh.

"Iya, iya, siniii..." Prilly menutup mulutnya sebelum mengulurkan tangan pada Ali. Ali mendengus dan melirik Prilly dengan mata mudah diartikan dan Prilly segera sadar tapi tak sempat menarik tangannya yang sudah terlanjur ada dalam genggaman Ali.

Ali menarik Prilly dan ikut terjatuh menindih tubuhnya, tangan Ali sigap meraih ponsel dalam genggaman Prilly tapi untung saja Prilly masih bisa menyelamatkan ponselnya dengan menjauhkannya dari jangkauan Ali.

"Maliiiiii...lepasin gueeee...."

Mereka bergumul memperebutkan ponsel Prilly yang erat digenggamnya.

'Jangan sampai lepas pokoknya nanti Ali bakal menghapus photo aibnya yang sudah berhasil mengisi memory didalam ponsel gue.' Pikir Prilly mencoba mempertahankan ponselnya meski dia dan Ali sudah tidak tau lagi bagaimana posisi mereka yang saling merebut.

"Mprillll, siniin nggakkk??"

"Enggakkk, lepasin gue Maliiii..."

"Enggak pokoknya siniin dulu!!"

"Nggak mauuu..."

Prilly meronta dalam pelukan Ali dan menggigit tangannya hingga Ali melepaskan dekapannya pada Prilly yang berada dipelukannya.

Prilly segera beranjak berdiri dan Ali sempat meraih kakinya tapi Prilly berhasil melepaskan dengan menggerakkan kakinya kuat-kuat lalu melarikan diri.

"Wleeee......!!!"

Prilly meleletkan lidahnya diiringi genggaman tangan Ali yang merasa geregetan karna tak berhasil merebut ponsel Prilly.

"Hadehh, mati gue kalau si mprill punya photo aib gue, bisa-bisa ancamannya bikin gue nggak bisa males-malesan dirumah...." Ali memukul-mukul kepalanya dengan tangan yang menggenggam dan merasa pasrah. Tamat deh riwayatnya.

>>>>>

"Maliiii, bikinin gue mie rebusss pake telor yesss...."

"Maliiiiiii, tolong ambilin minum gue ausss .... "

"Liiiiii, bukain dong tutup botolnya, masa kasih minum botolnya dibiarin masih ketutup, sama ambilin gelas yaa..."

"Liii...."

"Apalagi sih Mpril, seharian udah lo siksa gue, gue cape ngeladenin lo...!!"

Ali mendengar tawa kemenangan didepan tv membuatnya bertambah dongkol. Sementara Prilly tertawa benar-benar merasa menang karna berhasil mengerjai Ali.

"Awas aja lo ya, gue bales!"

"Weitsss, ini kan balasan gue sama lo waktu itu liiiii..."

Prilly mengerling lucu dan bibirnya tiba-tiba mengerucut karna Ali melemparkan serbet padanya. Prilly puas sekarang bisa membalas Ali. Kapan hari ketika Ali berhasil mendapat photo aibnya, Ali sudah menyiksanya lebih dari itu.

"Udah bagus gue nggak nyuruh lo pake baju gue ya li, yang daster pake lipstik trus duduk sambil nemenin gue makan plus nonton tv..."

"Enak aja, ini nyiksa apa ngidam sih, gue kayak laki yang ngelayanin bininya yang lagi ngidam!"

"Kalau gue ngidam nggak sama elo kali Li ya sama laki gue sendiri!"

"Kalau laki lo ntar gue gimana??"

"Idihh ogahhhhh......"

Prilly menjerit ketika Ali mendekat dengan wajah menakutkan. Bukan apa-apa, kenapa tampangnya jadi seperti orang mau memangsa sih. Prilly bergidik takut.

"Awas lo jangan dekat-dekat!!"

"Suka-suka gue, Mprill....."

"Eittss, Maliii...awas lo yaa!!"

Prilly berdiri sambil memasang sikap menolak dengan membuka kedua telapak tangannya menghadap Ali. Ali mendekat seperti tak peduli.

"Maall...Maliii, awas jangan dekat dekatttt...."

Prilly mendorong tubuh Ali tapi Ali tetap saja seperti memaksa melanjutkan aksinya. Akhirnya Prilly melarikan diri dari hadapan Ali dan mereka memutari Sofa saling berkejaran sampai Prilly menemukan celah untuk lari kekamarnya dan selamat dari cengkraman muka mesum Ali.

"Fyuhhhh, akhirnya berhasil membuat tu anak nggak berani deket deket gue, bisa mampus gue disuruh ngelayanin dia mulu!!"

Ali menyeka keringat didahinya, melangkah ke Sofa dan menghempaskan dirinya yang kelelahan disana.

"Untung aja udah kayak sodara aja lo, kalau nggak gue suruh tinggal dirumah sendiri aja jangan tinggal sama gue!"

'Eh tapi emangnya gue bisa tinggal sendirian? Selama ini apa-apa dia kok yang ngerjain, jangan songong Li jadi orang, kalau nggak ada dia siapa yang beresin rumah, siapa yang masak, siapa yang nyuci, gitu-gitu biar ngomel dia ngerjain semua lo, lo enak-enakan dilayanin, baru ngelayanin sekali juga udah ngeluh, bagaimana sama dia yang udah ngelayanin lo selama ini??' Batin Ali berkata-kata mengingatkan selama ini semua yang dia lakukan sekarang sudah Prilly lakukan sejak mereka pindah ke kota ini untuk menuntut ilmu bersama-sama. Hampir dua tahun. Waktu yang nggak sebentar.
Ini memasuki tahun ketiga.

'Rasanya harusnya Prilly deh yang keberatan tinggal terus terusan sama gue!' Bisik hati Ali lagi.

"Lo enak bro, bisa nyante kayak dipantai karna ada adik lo dirumah, nah gue, tinggal dikos-kosan, makan seadanya, keseringan jajan diluar!"

Suatu saat teman dekat Ali mengeluh karna setiap hari harus ngeluarin duit buat makan diluar padahal dia juga masih nunggu kiriman dari orangtuanya. Waktu itu si Ozel temannya Ali ini curhat mau cari kerjaan buat nambah-nambahin buat jajan. Ozel ini taunya Prilly adiknya Ali. Memang mereka sepakat untuk mengatakan pada semua teman mereka kalau mereka saudara makanya tinggal satu rumah. Bahkan cewek-cewek yang suka pada Ali biasanya menitipkan salam dan minta comblangin untuk mendapatkan Ali pada Prilly.

Kebiasaan mencomblangi ini dimanfaatkan Prilly untuk ditraktir biasanya. Dan Prilly akan tertawa menang jika sudah bisa mendapatkan sesuatu dari mereka karna Ali. Tapi sekaligus miris juga sih karna yang jadi cewek Ali udah nggak bisa dihitung, kadang Ali sampai pusing membagi waktu berkencan dengan mereka.

"Puas-puasin halu deh Li, gue nonton aja sambil mamam popcorn!"

"Popcorn yang didapat dari malak kan!"

Prilly tertawa terbahak. Dan Ali biasanya akan memiting kepala Prilly dibawah ketiaknya. Dan Prilly akan selalu berteriak protes meneriakkan nama Ali dengan ditambah M jadi Mali. Kenapa? Karna Ali memanggilnya Mprill. Karna nama Ali, Muhammad Ali disingkat menjadi M.Ali alias Mali.

"Maliiiii, ketek lo bau asemmm tauuu!"

Benar-benar seperti brother and sister.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Banjarmasin, 17 Oktober 2016

Haiiiii.........
H+2 ultah Prilly, H-9 Ultah Ali.
Terima Kasih udah mengikuti cerita ini...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top