13
"Woiii! Kamu liatin apa sih? Dari tadi diajak ngomong cuma diem kalo enggak gitu cuma ngangguk aja."
Seseorang yang sedari tadi jengah dengan respon lawan bicaranya menepuk pundak pria di depannya.
"Eh, nggak kok. Yuuk, keburu Pak Adi nungguin kita." Pria tersebut melirik sekilas pada objek yang menyita fokusnya sedari tadi kemudian berjalan cepat menuju ruang dosen.
"Arik! Tungguin, woyy!!" Gema berlari mengejar pria tersebut.
Antariksa Gunawan atau biasa dipanggil Arik. Dia adalah kakak tingkat Rumi, seorang mahasiswa juga sebagai Asisten Dosen yang sudah tertarik pada Rumi semenjak pertama kali bertemu saat ospek fakultas saat itu.
"Rik, kamu cari referensi sebelah sana. Aku mau lihat buku perpajakan untuk tambahan materi minggu depan, Pak Karsa nggak bisa masuk kelas katanya mau dinas," ucap Gema yang saat itu sedang bersama Arik.
Mereka sedang berada dalam perpustakaan fakultas pagi itu. Suasana sepi menemani terasa karena perkuliahan belum efektif dimulai. Hanya sayup-sayup terlihat dari jendela kegiatan ospek berlangsung di tengah lapangan.
Arik yang duduk di dekat jendela mengamati kegiatan ospek sambil menunggu petugas mengambilkan referensi di ruang arsip.
Dari tempatnya duduk, terlihat seorang mahasiswi baru tengah berjalan santai melewati panitia ospek, padahal dia terlambat 15 menit karena kegiatan ospek sudah dimulai pukul tujuh pagi.
Seorang panitia perempuan tampak menegurnya, qkan tetapi yang membuat Arik menahan senyum adalah ketika gadis tersebut malah mendekati dan bernegosiasi dengan ketua panitia ospek. Entah apa yang dibicarakan, tapi dari wajah ketua panitia bukan terlihat marah melainkan seperti berusaha menahan tawa mendengar penjelasannya.
Arik tertarik sejak pertama kali melihatnya, dan entah mengapa dua hari berturut-turut, Arik melakukan hal yang sama. Duduk di tempat yang sama hanya untuk mengamati gadis tersebut dari jendela perpustakaan.
Setelah ospek selesai dan perkuliahan sudah mulai berlangsung aktif, tanpa sengaja dia bertemu kembali dengan Rumi dalam kelas yang sedang dia bimbing. Gadis dengan tinggi standar, berkulit bersih kecoklatan, dan rambut lurus yang selalu di kuncir kuda. Yang membuat Rumi istimewa baginya adalah dia hanya bicara seperlunya dengan laki-laki, itupun hanya saat tugas kelompok di kelas selebihnya gadis itu akan menutup rapat mulutnya.
Sejak saat itu, Arik diam-diam mengamati Rumi ketika Rumi berada disekitarnya. Tetapi Rumi tak pernah menyadari hal itu.
......
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top