11

"Kamu kenapa sih ngikutin aku mulu dari kemarin?" tanya Rumi sedikit kesal berbalik pada orang di belakangnya. Pasalnya orang di belakangnya selalu mengekor padanya sejak ia keluar dari kelas.

Bukannya menjawab, orang tersebut hanya memberikan sebuah cengiran hingga membuat Rumi semakin kesal. Gadis itu segera berbalik dan berjalan lebih cepat. Setelah pertemuan mereka di perpustakaan tempo hari, orang ini selalu muncul di hadapannya tanpa diduga. Dari yang menunggu Rumi di parkiran kampus setiap jam kuliah usai hanya untuk alasan ingin pulang bareng, padahal Rumi sudah mengendarai motor sendiri, dan sampai dua hari ini dia menunggu Rumi di depan kelas kemudian mengikuti Rumi sampai pulang ke rumah, walaupun hanya sampai di depan pagar rumah Rumi. 

Rumi sedikit merasa lega ketika dari ujung lorong tampak Dean berjalan mendekat ke arah Rumi.

"Rum, kenapa? dari kemarin sebel gitu keliatannya," tanya Dean bingung melihat Rumi yang dua hari ini terlihat bad mood. Pasalnya dua hari ini juga setelah kuliah usai, Dean dan yang lain sibuk mengerjakan tugas kelompok dimana dari mereka berlima tidak ada yang mendapat kelompok yang sama. Jika bertemu, hanya di dalam kelas tanpa bisa saling bercerita. 

Rumi mengendik kepala sedikit ke belakang agar perhatian Dean teralih pada orang di belakang sahabatnya.

"Loh, Kamu tuh nggak ada kerjaan apa gimana sih? Aku lihat dari kemarin kamu nempelin si Rumi terus. Lagian kamu siapa sih?" Dean menatap penuh selidik pada orang tersebut.

"Nendra. Ganendra Mahardika." Dengan mantap Nendra memperkenalkan diri pada Dean sambil mengulurkan tangannya.

"Udah, De. Orang kurang kerjaan nggak usah diladenin. Yuk kita pulang," ajak Rumi sambil menarik  Dean menuju parkiran.

***

Saat akan menutup kembali pagar rumah setelah memarkirkan motor di garasi, Rumi masih melihat Nendra masih duduk di atas motor tak jauh dari pagar rumahnya.  

"Kamu ngapain sih masih di situ? Pulang sana," usir Rumi kemudian berbalik masuk rumah sebelum pria itu memperburuk moodnya.

Di luar, Nendra memperhatikan Rumi masuk dalam rumah. 

Ini yang buat aku tertarik sama kamu, Rum. Kamu jutek, tapi sebenarnya kamu baik. Kamu juga nggak gampang dekat sama cowok, batin Nendra.

Tersenyum tipis, dia melajukan motor menuju rumahnya yang ternyata tak jauh dari rumah Rumi. 

***

Rumi membaringkan diri ke atas kasur setelah selesai membersihkan diri dan solat ashar untuk melepas lelah. Ketika menatap langit-langit kamar, tiba-tiba ada notifikasi chat masuk di ponselnya.

Mengerutkan dahi, Rumi berpikir siapa yang mengirimi chat. Bukan hanya satu, tapi dari  beberapa nomor yang tidak dikenalinya.

08126*******
Aku akan menunggu sampai kamu mau membuka hati untukku, Rum. GM

082199******
Lagi apa, Rum? Sibuk kuliah ya, jangan lupa jaga kesehatan. Sampai jumpa sabtu depan. Rama.

081212******
Semoga kelak kamu akan menjadi purnama disetiap gelap malam yang ku lalui. Sampai kapanpun aku akan menunggumu.  -A-

"APA-APAAN INI???"

Rumi membenamkan kepalanya ke dalam bantal setelah membaca chat  yang isinya sungguh tak ia duga.

.....

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top