#Pernikahan

Sweet heart
Pak,aku nanti mau ke makam orang tuaku

Ivander Richard
Sama siapa?

Sweet heart
Sendirian seperti biasa

Ivander Richard
Pulang sekolah aku tunggu kamu di tempat biasa,aku antar, nggak ada penolakan

Sweet heart
Panjang banget

"Dan tunggu" Gio menghampiri Daniella yang baru saja keluar dari gerbang sekolah. "Ada apa sih?gue buru-buru"

"Lo kok nolak gue?" Gue memutar bola mata malas. "Dia juga nolak gue" Avta berdiri disampingnya Gio

"Udah tau jawabannya gue nggak mau pacaran"

"Gue nikahin lo mau?"Avta bertanya. "Gue juga mau kok"Gio nggak kalah

"Paan sih,lo berdua aja yang nikah, cocok kok,bye"

"Daniella"teriak mereka berdua saat gue menyebrang jalan meninggalkan mereka.

🏬🏬🏬

"Lama banget sih?kenapa masih ngeladenin mereka?" Tanya pak Ivan dengan nada ketus. "Oh cemburu,,mereka ngajak saya nikah"

"Enak aja kalau ngomong" sarkasnya. Gue cuma terkekeh.

🎶 Everybody looking for the something 🎶

"Sstt,,bentar pak,,halo?"

"Dimana Dan?"

"Mau ke makam Papa sama Mama"

"Sama siapa sendiri?"

"Kak Ivan kok Oma"

"Ya udah,Oma dirumah nenek Christin,nanti kesini ya kamu"

"Iya Oma,bye" gue mematikan telepon dari Oma. "Oma?" Gue mengangguk.

"Iya,lagi dirumah nenek Christin" jelas gue. "Rumah nenek? ngapain?" Gue cuma menggedikkan bahu.

"Ngerumpi" jawab gue, pak Ivan memandang gue. "Ya nggak tau pak,nanti pulang dari makam disuruh kesana" pak Ivan mengangguk.

⛩⛩⛩

"Pa,Ma,maaf Dan lama kesini,bentar lagi Dan mau UN,," menangis dalam diam "Dan kangen Mama sama Papa,,Dan beberapa kali mimpiin kejadian itu,,Dan takut,,," tangis gue pecah,dan pak Ivan langsung memeluk gue dan mengusap rambut gue lembut.

"Aku ada disini,kamu jangan takut" gue menangis di pelukannya yang hangat.

"Hiks,,hiks,,"gue hanya bisa menangis dan membiarkan pak Ivan memeluk gue. pelukan yang hangat membuat gue terasa nyaman. "Maafkan saya pak, gara-gara saya jaket bapak basah"

"It's okay sweet heart,bisa dicuci. Oh iya besok aku berangkat ke Inggris buat wisuda bulan depan" gue mengangguk dan menghapus air mata gue. "Jam berapa pak?"

"Siang,kamu kesana ya" gue mengangguk. "Iya,Aku besok kesana ya antar bapak pergi"

"Oke,kamu jaga diri ya sweet heart" gue mengangguk "Iya kak"

✈✈✈✈✈✈

Mengantar kepergian pak Ivander ke bandara membuat gue sedikit sedih. satu bulan ini kami sering bertemu tapi sekarang harus berpisah sebentar karena pak Ivander akan wisuda dan gue juga akan UN. Tante Irina memeluk gue dan mengusap lembut bahu gue. Gue memang nggak nangis, tapi hati gue rasanya sedih.

Tante Irina mengantarkan gue pulang kerumah Oma, tapi sebelumnya, beliau mengajak gue untuk makan siang bersama di restoran langganannya.

✈✈✈✈✈

"Om,,a" gue kaget ada Varo saat baru saja masuk rumah Oma. "Haiy Dan,,"

"Kak Varo?kapan datang?" Varo menghampiri gue yang berdiri di dekat dekat ruang tamu dan ruang tengah. "Barusan"

"Aku ganti baju dulu" gue berlari menuju tangga dan naik ke kamar gue di lantai dua. 

"Dan,,jangan kemana-mana ya,nanti Maminya Ivan mau kesini" gue mengangguk. "Iya Oma,Dan ganti baju dulu"

Gue dan Varo ngobrol di ruang tamu sambil membawa laptop. Gue sambil mengerjakan tugas dari guru tadi. Varo duduk di samping gue. "Dan,mau nonton bioskop nggak?ada film bagus"

Gue menggelengkan kepala. "Hmm,, nggak bisa kak,Maminya kak Ivan mau kesini"

"Ohh,,oke" wajahnya kecewa karena perkataan gue.

🎶 Everybody looking for the something 🎶

What?kak Ivan nelpon nih,gimana dong?angkat nggak ya?ada kak Varo nih?

"Kok nggak diangkat?" Gue menoleh kearah Varo yang sedang meminum teh yang disuguhkan bik Inem tadi.

"Bentar kak" menekan tombol hijau "Halo"

"Lama banget angkatnya?" Gerutunya

"Bawel ah" gue duduk tegak. 

"Dan,aku ke kamar mandi dulu" Varo berkata keras di depan gue. Gue mengangguk tak menjawab. "Mati gue" rutuk gue dalam hati. Varo ogeb. Ngapain ngomong sekeras itu.

"Suara siapa?kamu sama siapa?"

"Itu,,suara kak Varo,,"

"Whatt??kamu ngapain ketemu sama dia?"

"Tadi dia udah disini waktu aku pulang,trus tadi ngajakin aku nonton bioskop"

"Nonton?berdua? nggak boleh Dan,nanti kalau kamu jalan sama dia gimana perasaan orang tuaku"

"Iya pak,aku ngerti,Oma nggak ngebolehin aku keluar kok,habis gini Mami bapak mau kesini"

"Iya,Mami sekarang ngurusin semuanya sendiri, karena kamu bentar lagi UN,Mami nggak mau kamu ikutan capek"

"Iya"

"Dan,aku balik dulu ya,,kamu jaga kesehatan ya,, jangan sakit lagi" anjir mulutnya Varo. Gue emang baru sembuh Minggu lalu. Asam lambung gue kumat dan gue kena gejala typus karena kecapekan, gue nggak ngasih kabar Pak Ivan atupun keluarganya.

"Iya,bawel ah, hati-hati" gue mengibaskan tangan gue. Varo terkekeh. "Yo,,salam ke calon kamu"

"Iya" Varo mengacak rambut gue dan berlalu keluar rumah. "Ishhhh resek"

"Dia pulang?"

"Sudah"

"Kamu sakit?"

"Enggak,lebay aja dia"

"Beneran?"

"Iya, bapak nelpon ada apa?tumben? biasanya cuma chatting doang"

"Kakak Dan, kakak. Oh iya minggu depan Mami sama Papi aku mau kesini,wisuda aku,hmm,,kamu mau ikut?"

"Nggak bisa pak eh kak"

"Kenapa?"

"Aku ada Tryout lho"

"Oh,,ya udah kamu jaga diri ya sweet heart,nanti aku hubungi kamu lagi"

"Oke" gue mematikan telepon dari pak Ivan. Tak lama setelah itu Tante Irina datang dengan nenek Christin.

🏠🏠🏠🏠

Akhirnya hari ini tiba,hari pernikahan gue, semuanya datang relasi bisnis,teman dan saudara,gue merasa sedih,karena hanya orang tua gue yang nggak bisa hadir disini,tapi Oma selalu kuatin gue karena Mama dan Papa bisa lihat gue di surga

Gue berjalan ke Altar dengan Opa,gue pegang tangan Opa erat,gue takut jatuh karena gaun putih gue,disana sudah ada kak Ivan memakai setelan jas warna putih yang membuat dia terlihat gagah dan makin ganteng,dia tersenyum ke gue,dia mengulurkan tangannya dan gue pegang dia didepan pendeta untuk mengucap janji suci, setelah itu dia cium bibir gue,gue kaget,gue cuma bisa melotot lihat dia,dia cuma senyum mega wattnya,,Tuhan jantung gue rasanya nggak bisa tenang.

🔔🔔🔔🔔

"Kalian yakin nggak mau tinggal sama Oma aja?" Setelah semalam kami menginap di rumah Oma. Pak Ivan mengajak gue pindah ke apartemen miliknya. "Nggak Oma,lagian Ivan juga ada apartemen"

"Ya sudah,Dan beresin keperluan kamu dulu" gue mengangguk. "Iya Oma"

"Aku bantu Dan" pak Ivan menawarkan diri. Gue mengangguk. "Iya"

Kami berjalan menuju kamar gue. Pak Ivan duduk di tepi kasur, gue mengeluarkan koper dari lemari. "Dan"

"Iya?ada apa?" Gue sambil memasukkan baju ke koper. "Ini foto siapa?" Tunjukkan ya pada foto berguguran di nakas dekat lampu tidur.

"Itu aku waktu umur 10 tahun,itu Mama dan Papa" tak terasa air mata gue kembali jatuh. Pak Ivan langsung memeluk gue untuk menenangkannya. Pak Ivan membelai punggung gue.

"Jangan nangis Dan,aku nggak mau kamu nangis,ada aku disini yang akan jagain kamu" pak Ivan menghapus air mata gue dengan ibu jarinya "yuk kita beres-beres lagi,kita bawa foto ini ya,taruh di kamar" gue mengangguk setuju.

"Iya,"

"Ini kan waktu aku masih magang disekolah kamu" pak Ivan melihat foto berfigura warna biru di meja belajar gue.

"Iya,di bagi satu-satu sama Ketua kelas,dibawa aja pak" pak Ivan mengangguk dan mengambil foto itu, dia letakkan di koper gue. "Oke,ini pasti kamu sama Varo ya?"

"Iya,,"

"Ini nggak perlu di bawa" gue memutar bola mata malas. "It's oke"

🏬🏬🏬

Kami sudah sampai di apartemen milik pak Ivan. Disini terdapat tiga kamar. "Ini apartemen aku,kamar mandi di sana,dapur juga,itu tempat kerja aku" pak Ivan membuka pintu apartemen berwarna coklat "dan ini kamar kita, twin bed Dan,aku tau kamu belum siap,kita taruh barang-barang kamu disini,diruang kecil ini,itu lemari buat kamu nyimpan pakaian,kalau butuh apa-apa aku ada di ruang kerja" gue mengangguk.

"Oke pak.." pak Ivan keluar kamar. Ini kado dari Reva dan Bella,, ternyata masih menghargai

🏬🏬🏬

"Lapar nih,," gue keluar kamar Setelah melakukan bebersih kamar kami. "Dan,,kamu udah beres-beres?" Pak Ivan keluar dari ruangan kerjanya.

"Udah,," gue duduk di pantry mengambil air minum. "Makan diluar yuk,sekalian beli kebutuhan dapur"

"Oke,aku ambil tas dulu" gue melenggang masuk ke kamar mengambil Sling bag dan hape.

🏬🏬🏬

"Yo Ivan,, what's up bro?" Sapa seorang laki-laki seumuran pak Ivan di dekat lift. "Fine,lo tinggal disini juga?"

"Iya, lantai 3" pak Ivan mengangguk dan menggandeng tangan gue. "Sama gue juga" laki-laki itu memandang gue "eh ada cewek cantik,kenalan dong gue Leo"mengulurkan tangannya

Ivander langsung memeluk pinggang gue posesif "nggak ada acara kenal-kenalan,dia istri gue"

"Wah udah nikah lo? nggak nyangka,oh gue udah jadi dokter bro,kalau ada apa-apa gue ada di lantai 3 nomor 20 ya"play pak Ivan hanya mengangguk dan melanjutkan masuk ke dalam lift 

"Berisik,yuk kita masuk" pak Ivan memeluk pinggang gue posesif.

🏬🏬🏬

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top