#Diam
Gue bangun dan merasa sesak di perut gue. ada tangan kak Ivan yang memeluk gue dari belakang. Hah? Peluk gue? Pelukannya erat, seakan takut kalau gue bisa hilang. Gue sadar kalau hanya memakai bra. Shit!
Gue masuk ke kamar mandi dan langsung berganti pakaian. Gue melihat di cermin kamar mandi,banyak tanda merah di sekitar leher gue. Astaga! Gue merasa malu kalau harua mengingat kejadian semalam. Gue terduduk sebentar dan mengumpulkan kepercayaan diri gue untuk bertatapan dengan kak Ivan. Merasa sudah siap, gue keluar dari kamar mandi dan berpapasan dengan kak Ivan didepan kamar mandi. Gue hanya diam dan berlalu ke dapur segera. Membuat sarapan roti bakar selai kacang kesukaan kak van dan gue. Gue juga membuat secangkir coklat hangat. Kak Ivan menghampiri gue dan memeluk gue dari belakang . Dia menciumi tengkuk gue yang ada tanda merah disana kak Ivan menyibakkan rambut gue dan memeriksa leher gue, ternyata ada banyak tanda merah kepemilikannya disana. Kak Ivan membalikkan badan gue dan mencium bibir ranum gue dengan lembut. Gue hanya menutup mata. Gue lalu mendorong kak Ivan memberikan jarak antara kami.
"Sweet heart,,maaf aku,,,"
Gue diam Tak menjawab. Gue kekamar mengganti pakaian untuk berangkat ke kampus. Gue memakai kemeja lengan panjang warna biru dan menutupi leher gue dengan fondation dan memakai celana jeans warna hitam dan rambutnya di gerai. Gue lalu keluar kamar menuju ruang makan. Kami makan dalam diam.
"Kamu masih ada rapat?" Gue hanya membalasnya dengan deheman. "Pulang jam berapa?"
"Jam 12 pak"
Ivan mengerutkan keningnya. Pak? Dia manggil gue pak lagi? "Nanti aku jemput seperti kemarin ya" gue hanya mengangguk dan tak bersuara apapun.
Ivan tau ini resiko yang dia hadapi sekarang karena perlakuannya semalam ke Daniella yang memaksa dengan kasar, hingga merobek blouse milik Daniella.
❤❤❤❤
Mobil kak Ivan sudah sampai di parkiran kampus. "Aku jemput nanti jam 2" gue mengangguk. "Iya" gue mencium tangan kak Ivan. Kak Ivan langsung menarik tangan gue dan mencium bibir gue sebentar. Gue membelalakkan mata tak percaya.
"Hati-hati ya" gue mengangguk. "Iya" langsung keluar dari mobil jantung gue,astaga detaknya nggak beraturan
Seseorang cowok memanggil gue dan hendak memberikan hadiahnya. Gue menggeleng dan malah lari dari mereka. Cukup untuk semalam kak Ivan berbuat seperti itu.
I van hanya tersenyum melihat Daniella istri cantiknya lari dari mereka "good girl" gumam Ivan.
❤❤❤
Kami sudah selesai rapat dari 15 menit yang lalu. Kami sekarang duduk di kursi tunggu dekat taman kampus. "Dan,lo ikutan nggak kerumah gue?"tanya Reva. Gue sebenernya ingin pergi kesana, tapi kak Ivan akan jemput gue sebentar lagi. Gue menggeleng. "Enggak,gue dijemput"
"Dan,buat lo" cowok itu yang gue tahu kating gue, memberikan coklat ke gue. Gue menggeleng. "Sorry,gue nggak bisa terima hadiah lo"
"Kenapa? biasanya juga lo mau nerima hadiah gue?terima ya,terserah lo mau apain hadiah gue" paksanya. "Sorry,,gue nggak bisa,gue nggak mau kasih harapan palsu ke kalian,,kalian kasih ke orang lain aja ya,,sorry" gue beranjak dari duduk dan pergi meninggalkan mereka yang berdiri memegang hadiah mereka.
"Tumben Lo nolak?"tanya Bella. Gue menghembuskan nafas berat. "Gara-gara hadiah mereka gue jadi berantem sama pak Ivan"
"Eh serius lo? kok bisa? kan kemarin lo kasih ke kita" gue mengangguk. "Lo berdua udah pulang. trus waktu gue jalan sama pak Ivan. ada yang ngasih gue coklat, langsung deh dibuang itu coklat ke tong sampah dan marah-marah"
"Iya sih lo kan udah jadi istrinya" gue mengangguk. Gue Melirik jam ditangan "Hufft,,udah jam segini mana ya kok belum jemput"
"Sabar aja,besok libur,,lo mau kemana Bell?" Tanya Reva. "Tidur di rumah gue capek"
"Lo juga Dan?" Gue mengangguk. "Iyalah,,capek dua hari rapat mulu"
"Sayang,,,yuk" kak Ivan memeluk pinggang gue posesif. " Kami duluan ya" pamitnya ke Reva dan Bella.
"Iya pak. Bye Dan,,"
Gue masih diam saat masuk mobil. Kak Ivan bingung mau mulai darimana, terlihat dari tadi dia gelisah terus melirik ke gue. "Kerumah Nenek ya ,tadi Mami nelpon kalau nenek hari ini pulang"
"Hm,," Kak Ivan memandang gue sekilas dan kembali fokus menyetir. "Kamu masih marah sama aku? gara-gara semalam?" Pakai ditanya? Perlu ya gue teriak di telinga bapak hah?
Hening
"Maafin aku ya sayang,,aku semalam emosi,,,aku minta maaf sweet heart" gue Menghembuskan nafas berat dan memilih melihat keluar jendela tanpa memperdulikan kak Ivan.
"Ya udah,kamu boleh diam tapi jangan lama-lama ya,,aku kangen ngobrol sama kamu sweet heart" Hening sampai rumah nenek.
🚗🚗🚗
Sampai di rumah nenek, kak Ivan turun lebih dulu. "Haloo nek" kak Ivan masuk dan berteriak
"Jangan teriak-teriak, ini bukan hutan ,,mana Dan?"tanya Mami seperti biasa. "Lagi didepan ngobrol sama kakek Mi"
"Ohh" Mami duduk di samping Nenek, gue masih ngobrol dengan Kakek dan Papi. Kakek tanya soal kehidupan rumah tangga gue. Yang harusnya gue ceritakan adalah yang bagus saja. Papi menatap gue sendu. Gue nggak ngerti.
"Mana Dan?nenek kangen Dan" kak Ivan duduk disamping Nenek. "Sama Ivan nggak kangen?"
"Nenek kangen Dan. dia yang selalu nemenin nenek, bukan kamu. Kamu mana ada waktu buat Nenek" ucapan Nenek menohok bagi kak Ivan. Gue tertawa mendengar cerita lucu dari Kakek dan Papi. Kami masuk bertiga.
"Nenek,Mami" gue mencium tangan keduanya. "Kamu kemarin kenapa nggak lihat nenek ke rumah sakit Dan?" Duh jadi nggak enak gini.
"Maaf nek,kemarin Dan pulang kemalaman, ada rapat di kampus" alibi gue. Kak Ivan berdiri dan menghampiri gue. "Ivan juga capek nek,jadi Ivan ketiduran deh" memeluk pinggang gue posesif.
"Dan,kok nggak pakai blouse sama rok yang Mami belikan? kamu cocok pakai itu" gue menunduk. Haruskah gue cerita kalau blouse itu tinggal kenangan? Karena sudah di robek anaknya. "Oh jadi Mami yang belikan blouse itu?" Mami mengangguk bangga.
"Cantik kan? Istri kamu?" Kak Ivan mengangguk. "Kapan kamu pakai Dan? Lusa kamu pakai blouse itu ya, ikut Mami ketemu teman Mami"
"Nggak ada. Blouse Daniella udah Ivan robek Mi. Kebanyakan cowok yang lirik dia. besok-besok nggak usah pakai blouse lagi,pakai celana jeans aja" Mami menatap kak Ivan horor. "Kamu ini ngerti mode gak sih? Blouse bagus gitu di robek?"
"Tinggal beli baru Mi. Jangan rempong deh Mi, Papi banyak duit juga" Gila mulutnya kak Ivan lemes bener, kek admin perlambean. Gue cubit pinggangnya. "Aduh sakit Sayang"
"Rasain kamu. Ngomong-ngomong Dan, kemarin waktu kamu ke kampus gimana? Dapat banyak hadiah dong Dan?" Gue cuma mengangguk. "harusnya Mami jemput kamu kemarin di kampus kalau kamu pakai blouse itu" gue hanya tersenyum
"Mami,,,,"Ivan mendengus kesal. "Posesif kamu Van,,"cibir mami
Kami ngobrol sampai sore, kak Ivan nggak melepaskan gue sama sekali. Kak Ivan memeluk pinggang gue terus dan menyenderkan kepalanya di bahu gue. Gue hanya terdiam. "Kalian nginap sini kan?"tanya Mami
Hening
"Besok libur kamu Dan. Ivan juga libur. Nginap sini aja"bujuk mami ke kami berdua. Gue hanya diam, bingung mau jawab apa. mau nolak takut dosa, nggak nolak tapi takut kalau mereka lihat leher gue yang merah-merah.
"Kok diem sih?" Kak Ivan mengangguk. "Iya Mi,kita nginap sini. Iya kan sayang?" Gue hanya mengangguk tak bicara apapun.
Gue masuk ke kamar tamu dan duduk di pinggir tempat tidur. Gue membuka tas dan menemukan baju lengan panjang dan rok. Gue lega selalu membawanya didalam tas. Kak Ivan masuk dan membawa paper bag dan duduk disebelah gue.
"Kamu bawa baju?" Gue hanya mengangguk "Kalau Nggak bawa, mau aku pinjami kemejaku" gue diam. "Aku tau kamu masih marah sama aku, tapi aku nggak bisa lama-lama diaman gini sama kamu. Kamu ngomong sesuatu sama aku, mau kamu marah atau apa aku siap nerima semuanya tapi please jangan diam"
"Aku mandi dulu" gue berdiri, tapi tangan gue dipegang kak Ivan. "Tunggu,,sebentar saja,,aku,,,,"mencium bibir gue lagi dan gue hanya diam menutup mata. Jantung gue nggak karuan. Rasanya meleleh gue kalau kayak gini terus,ini udah ke 3 kalinya hari ini,aduh jantung bisa biasa aja enggak? Nanti kedengaran.
Kak Ivan melepaskan ciumannya "kamu boleh mandi sekarang,habis mandi jangan diam lagi ya" gue mengangguk. "Iya"
Kak Ivan tersenyum melihat gue masuk ke kamar mandi. Kak Ivan merebahkan dirinya di tempat tidur dan tidur sejenak sampai gue sudah mandi.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top